Manado, Barta1.com – Isu rasisme yang selama ini viral di dunia maya dan coba digaungkan terjadi di Tanah Papua bahwa pendatang di Papua sulit untuk mendapatkan kesempatan berkiprah teryata tidak benar alias hoax semata.
Hal ini dibuktikan tim basket putri Papua yang akan berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020. Dalam tim tersebut ada seorang Keke asal Minahasa Selatan tepatnya asal Desa Raanan Baru, Lolombulan Kecamatan Motoling Barat, Minahasa Selatan, ikut bermain.
Nama gadis tersebut adalah Natalia Kumaat. Dia adalah anak ke 3 dari 4 buah hati pasangan Devi Kumaat dan Rosye Onibala. Pasangan suami istri cukup lama menetap di Jayapura karena Devi Kumaat bekerja sebagai ASN di Jayapura.
Bukan tanpa alasan Natalia bisa masuk tim PON Papua, mengingat prestasinya dua kali berturut-turut juara DBL sekaligus pemain terbaik bersama sekolahnya, SMA Katolik Asisi Sentani. Prestasi itu pula mengantarnya sebagai salah satu dari tim DBL (first team) perwakilan Papua yang berangkat Senin 11 November 2019 lalu ke Surabaya selama seminggu ikut seleksi mewakili Indonesia ke Amerika Serikat.
Devi Kumaat ayah Natalia merasa sangat bangga karena anaknya bisa terpilih mewakili Papua di PON 2020 nanti. “Tentu bangga terpilih sebagai duta Papua diajang basket PON 2020 tahun depan. Waktu bertemu dengan Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan dengan adanya Natalia Kumaat ini membuktikan tidak ada rasis di Papua karena ada yang kulit putih dan rambut lurus di tim basket putri PON Papua,” ujar Devi penuh bangga.
Natalia sendiri mengaku senang dan bangga bisa mewakili Papua dalam ajang PON. “Ini adalah hadiah dari Tuhan Yesus sebagai hasil dari kerja kerasnya selama ini. Jujur tak mudah masuk dalam tim basket putri Papua karena persaingannya ketat sekali,” tutur Natalia.
Ia bersama ayahnya tak lupa memohon dukungan masyarakat Raanan Baru, Minsel dan juga semua warga Sulut. “Walau pun bermain untuk Papua tapi saya bangga sebagai orang Raanan Baru Minsel bisa dipercayakan sebagai duta olahraga Papua,” tandas Natalia diamini ayahnya.
Peliput: Agustinus Hari
Discussion about this post