Manado, Barta1.com- Belum lama ini perempuan asal Sulawesi Utara (Sulut), Clara Veronica Christy S.Pd, menerima penghargaan rekor muri dunia. Atas Satu-satunya, perempuan yang bisa menulis 1000 puisi dalam sebulan.
Perempuan kelahiran Palu, 27 Maret 1996, berbahagia dengan prestasi yang ia terima. Apalagi rekor muri-nya diserahkan langsung oleh pendiri muri, Jaka Suprana. “Ini merupakan hal yang luar biasa dan tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Intinya, tetap bersyukur,” ungkap Clara.
Clara mencintai puisi sejak duduk bangku sekolah menengah atas (SMA). Menurutnya, puisi itu indah, penuh isyarat, serta menyentuh perasaan. ” Sebelumnya saya belajar puisi itu secara otodidak, melalui YouTube dan membaca buku. Baru belakangan ini saya ikut pelatihan dari bapak Kusnan, melalui komunitas kami pengajar regional Sulawesi,” singkatnya.
“Saya menulis puisi mengikuti suasana hati, baik itu sedang rindu, marah, kesal, bahagia, lapar, kenyang, bahkan ketika saya memikirkan sesuatu di jalan atau melihat yang menarik,” tuturnya.
Menurutnya, menulis perlu sekali membangun moody-an, namun karena sudah bertekad dan yakin pasti bisa menyelesaikannya. Coffe menjadi tempat persinggahan untuk menulis. Bahkan saat bekerja sebagai guru, Clara menyempatkan waktunya menulis puisi.
“Bagi saya puisi itu karya sastra yang berisi curhatan hati, pikiran, perasaan yang dituangkan berdasarkan kreatifitas, imajinasi, dan harapan dari penulis,” ucapnya.
Anak kedua dari dua bersaudara ini, menuturkan, puisinya sudah beberapa kali ditampilkan pada kegiatan pengajar regional Sulawesi mewakili Kota Bitung. Pada kegiatan tersebut, Clara ditetapkan sebagai guru penulis puisi, dan puisi Clara, sebagai salah satu yang terbaik.
“Dari berbagai puisi yang dituliskan. Ada waktu yang selalu disiapkan, sebagai guru dan pengusaha nail art,” tuturnya.
Puisi melankolis merupakan puisi yang disukai Clara. Bahkan puisi Boy Chandra pun disukainya, karena karyanya dirasakan secara jelas oleh para pembaca, termasuk Clara. Intinya, perempuan yang sudah terlibat dalam penulisan 5 buku puisi ini mengagumi karya Boy. Baginya, Boy dikenal sebagai sosok yang tidak pantang menyerah meski ditolak oleh penerbit secara berkali-kali.
“Untuk itu, jangan pernah menyerah dan terus berusaha dengan apa yang akan kita tujuh. Setiap proses pasti ada tantangannya, namun banyak cara untuk melewatinya. Terus bekerja dan berdoa. Semua karena kekuatan Tuhan dan keinginan yang sungguh. Meski harus mengorbankan tenaga dan waktu, akan tetapi, semuanya membuahkan hasil yang luar biasa. Semoga kedepannya masih banyak orang-orang, bisa berkarya dan membawa nama baik Indonesia ketingkat nasional bahkan Internasional,” pungkas Guru SMP Negeri 1 Bitung ini.
Ini beberapa puisi Clara Veronica Christy:
* Pisau Yang Menangkap
Ad duka sebab mulut jahanam
Ada duka sebab kasih yang tak sampai
Aku mengira kita selamanya
Sebentar sudah waktu terjalin
Kini tersisa perih
Tak kusangka kau mengarahkan pisau
Untuk membunuh rasa itu
Aku pun sakit hingga mati rasa
* Cermin
Frustasi
Pikiran berkecamuk
Merintih dalam tangisan
Berteriak seperti orang gila
Itulah aku manusia
Bergeming tak bergerak
Memantulkan sosok yang depresi
Seandainya dapat bersuara
Pertanyaannya “mengapa seperti kehabisan suara?”
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post