Manado, Barta1.com – Akhir-akhir ini Sulawesi Utara terus dihebohkan dengan kasus pembunuhan. Pelak saja, Fendy Valentino Petah, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado, mempertanyakan peran Polri dalam menangani permasalahan tersebut.
“Saya mau bertanya terkait peran Kapolda Sulut dalam menangani masalah, yang akhir-akhir ini sering beredar di sosial media, yakni pembunuhan akibat miras, sajam dan panah wayer,” tanya Fendy kepada Kapolda Sulut, Irjen Pol Mulyatno saat memberikan kuliah umum tantang wawasan kebangsaan kepada seribu mahasiswa semester 1 Politenik Negeri Manado, di Ruang Auditorium Prof Ruddy Tenda, Senin (26/09/2022).
Menurutnya, tindakan seperti mengancam hingga menghilangkan nyawa seseorang bagian dari mengancam kenyamanan dan ketentraman dari sebuah negara. Kapolda Sulut menyebutkan saat ini pihaknya sedang melakukan penyitaan miras, dan melakukan pemeriksaan kepada perajin pisau. “Jika kedapatan membuat pisau akan kami periksa dan sita,” jawab.
“Kemudian para pemuda atau remaja yang kedapatan membawa sajam, kami akan geledah lagi rumahnya, yang memungkinkan di rumahnya disimpan pula barang tajam, seperti pisau dan sebagainya,” terangnya.
Apalagi, penganiyaan menggunakan panah wayer. “Kami sudah menangkap bukan hanya pelaku panah wayernya saja, tetapi perajinnya. Untuk itu, kami minta mahasiswa bisa melakukan edukasi kepada masyarakat, agar bisa mengurangi penggunaaan minuman keras, supaya ketentraman dan kenyamanan tetap terjaga. Jika ada tradisi cukup minum sedikit saja, tetapi jangan sampai mabuk,” pungkasnya.
Selain memberikan pengetahuan wawasan kebangsaan, Kapolda Sulut dan Politenik Negeri Manado juga melakukan penandatangan MoU dengan Direktur Politeknik Negeri Manado, Dra Mareyke Alelo.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post