Sangihe, Barta1.com – Boarding Cross Area (BCA) bagi pelintas batas Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya Pos Lintas Batas Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan negara tetangga Filipina ditutup pihak keimigrasian.
Padahal aktivitas melintas batas tersebut memberikan manfaat besar, terutama di bidang ekonomi. Mengingat mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah nelayan dan aktivitas pelintas batas. Hal itu terasa lebih baik dibanding ke ibukota Kabupaten Sangihe, Tahuna, yang memakan waktu tempuh kira-kira 6 jam perjalanan menggunakan kapal motor pumpboat, sedangkan bila ke pulau Balut Filipina hanya kurang dari 3 jam perjalanan.
Demikian pun harga jual ikan di negara tetangga terbilang tinggi dari pada akan dijual di Tahuna. Inilah menjadi dasar masyarakat Kecamatan Kepulauan Marore yang saat ini bergelut dengan ditutupnya akses lintas batas ke Filipina.
Salah satu warga masyarakat Kecamatan Kepulauan Marore yang enggan menyebutkan namanya itu, menuturkan bahwa boarding pass sementara ditutup oleh pemerintah Indonesia, yang tentu menurutnya dampaknya memang dirasa cukup sulit.
“Sekarang ini boarding sementara tidak berlaku karena ditutup oleh pemerintah kita yaitu pihak Imigrasi. Sedangkan untuk pihak negara tetangga baik-baik saja atau dibuka. Itu torang dapa tau waktu torang di Filipina ternyata yang ditutup hanya di Indonesia,” ungkapnya.
Warga juga mengeluhkan tentang terlalu berbelitnya aturan tentang boarding pass yang berlaku sekarang ini karena dinilai berubah-ubah.
“Kami merasa aturan boarding ini sangat tidak pas karena sering berubah, dan anehnya di Filipina kami tidak hanya bisa menetap di Pulau Balut, tetapi boleh ke kota-kota lain, tetapi di Indonesia warga negara Filipina hanya dibolehkan berada di Kecamatan Kepulauan Marore,” keluhnya.
Sementara itu Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Tahuna, melalui Kasie Lalu Lintas dan Ijin Tinggal, Albakri, ketika dimintai keterangan membenarkan.
“Minggu kemarin kami sudah menyurat ke Kakanwil Manado tentang permohonan pembukaan pass lintas batas, jadi kami sementara menunggu prosedur dari Kakanwil kalau sudah ada segera kami akan buka. Karena PBLB nya sudah siap tinggal menunggu prosedur dari Kakanwil Manado,” ungkap Albakri.
Albakri juga menambahkan mereka sudah berkoordinasi dengan pihak Filipina terkait penutupan sementara, dan sudah dipersiapkan dua orang petugas yang akan bertugas di pos Marore.
“Jadi kami sudah berkoordinasi dengan pihak Filipina dan mereka akan menunggu informasi dari kita tentang pembukaan pass lintas batas ini. Kami sudah siapkan dua orang petugas yang akan bergantian tiap bulannya untuk melayani di Pos Lintas Batas Marore,” tutupnya.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post