• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, Mei 13, 2025
  • Login
Barta1.com
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Talaud
    • Edukasi
    • Nasional
    • Barta Grafis
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
    • SWRF
  • Video
  • Webtorial
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Talaud
    • Edukasi
    • Nasional
    • Barta Grafis
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
    • SWRF
  • Video
  • Webtorial
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
Barta1.com
No Result
View All Result
Home News Daerah

Warga Talaud, Ayo Lindungi Si Pemalu dari Karakelang

by Ady Putong
8 Desember 2018
in Daerah, News
0
Warga Talaud, Ayo Lindungi Si Pemalu dari Karakelang

Peta Kabupaten Kepulauan Talaud. (gambar: istimewa)

116
SHARES
381
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Manado, Barta1.com — Belakangan semakin jarang terdengar kicauan burung Mandar di Pulau Karakelang. Hewan itu masih diburu untuk dikonsumsi warga lokal, padahal sudah masuk kategori endangered (EN) atau terancam kepunahan.

Burung Mandar itu hanya ada di Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara. Termasuk spesies baru untuk ilmu pengetahuan karena ditemukan pada 6 September 2016. Mandar Karakelang ini adalah tipikal burung pemalu.

Burung Mandar Talaud, si pemalu dari Pulau Karakelang yang terancam punah. (foto: dok istimewa)

Dalam sebuah jurnal ilmiah burung, Forktail, penemuan tersebut lantas disiarkan ke seluruh dunia dan burung tersebut diberi nama Latin Gymnocrex Talaudensis. Mandar Karakelang ini adalah tipikal burung pemalu.

Dia selalu bersembunyi, tulis situs kutilang.or.id. Habitatnya bermukim di padang rumput basah, kawasan vegetasi hingga tepi hutan dataran rendah. Burung Mandar Karakelang tengah menghadapi status genting terhadap kepunahan. Semakin langka mendengar kicauannya yang membunyikan serangkaian nada tinggi paling sedikit lima belas kali.

“Di Karakelang burung Mandar sudah semakin jarang terlihat dari biasanya di sekitar Beo, Tabang dan Dapalan, kicauannya juga nyaris tidak terdengar,” kata Melki Halen, warga Karakelang di Manado Jumat (7/12/2018)

Setahu Melki, Mandar Karakelang mengonsumsi cacing dan serangga lainnya. Namun dalam rantai makanan berikutnya, dia menjadi sasaran buru manusia untuk dikonsumsi.

“Masih ditangkap secara bebas kendati sudah diberitahu itu burung yang langka dan terancam punah. Warga menangkapnya pakai jerat atau ditembak,” jelas Melki.

Kategori EN
Masyarakat lokal menyebut Mandar Talaud dengan sebutan tu’a, rabubutan dan manantak. Ciri hewan langka itu kepala, leher, dada, perut hingga penutup ekor berwarna hitam. Dagunya berwarna hitam, bagian mata berwarna merah terang, dikelilingi oleh kulit gundul merah jambu yang lebar dan bercak keperakan. Bagian belakang berwarnah kuning terang dengan sepertiga belakangnya yang kusam. Tungkainya berwarna kuning.

Status konservasi Red List yang digunakan International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menempatkan Mandar Talaud dalam kategori Endangered. Kodenya disingkat yang berarti genting atau terancam.

Status konservasi tersebut diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada waktu yang akan datang. Dalam IUCN Redlist tercatat 2.573 hewan dan 2.316 tumbuhan yang berstatus Terancam.

Dalam daftar EN, Mandar Karakelang ada bersama sejumlah hewan langka lainnya di Tanah Air, seperti Banteng, Anoa, Mentok Rimba, Maleo, Tapir, Trenggiling, Bekantan dan Tarsius.

Kategori status konservasi dalam IUCN Red List pertama kali dikeluarkan pada tahun 1984. Hingga kini daftar ini merupakan panduan paling berpengaruh mengenai status konservasi keanekaragaman hayati, catat situs alamendah.org.

IUCN Red List menetapkan kriteria untuk mengevaluasi status kelangkaan suatu spesies. Kriteria ini relevan untuk semua spesies di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk memperingatkan betapa pentingnya masalah konservasi kepada publik dan pembuat kebijakan untuk menolong komunitas internasional dalam memperbaiki status kelangkaan spesies. (*)

Penulis: Meikel Eki Pontolondo

Barta1.Com
Tags: burung mandarkarakelangTALAUD
ADVERTISEMENT
Ady Putong

Ady Putong

Jurnalis, editor. Redaktur Pelaksana di Barta1.com

Next Post
Ibadah Natal KMPA TANSA Sulut Memaknai Alam Sebagai Sukacita

Ibadah Natal KMPA TANSA Sulut Memaknai Alam Sebagai Sukacita

Discussion about this post

Berita Terkini

  • Musyawarah Ke – VII, Marwan Darise Nahkodai BPKel Oi 1/2 Dewa Manado 13 Mei 2025
  • KONI Sulut Gelar Rakor Pamantapan Pelantikan Pengurus 2025-2029, Ini Agendanya 12 Mei 2025
  • Tansa dan Silvaterra Sebut Fasilitas di Makam Pahlawan Imam Bonjol Membutuhkan Perhatian 12 Mei 2025
  • Pentingnya Pemahaman Soal Kekayaan Intelektual, Ini Kata Bupati Chyntia Kalangit 11 Mei 2025
  • Kasat Lantas Pimpin Apel Siaga, Patroli Malam Ditingkatkan Polres Sangihe 10 Mei 2025

AmsiNews

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

No Result
View All Result
  • #12328 (tanpa judul)
    • Indeks Berita
  • Contact
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Kebijakan Privasi
  • Laman Contoh
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Talaud
  • Webtorial

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In