Kebanggan tak terhingga sedang dirasakan 938 atlet Indonesia yang akan berlaga pada iven olahraga Asia mulai dihelat 18 Agustus 2018. Momen prestisius sehari setelah Hari Kemerdekaan RI ke-73, akan jadi pelecut semangat para atlet. Tak terkecuali empat atlet asal Sangihe: Rendy Tamamilang (bola voli putra), dua bersaudara Amasya-Aprilia Manganang (bola voli putri) dan Farrand Buyung Papendang (tinju).
Mereka berempat sepakat ingin mengibarkan bendera merah putih pada Asian Games yang kedua digelar di Indonesia setelah tahun 1962.
Lalu bagaimana peluang Rendy dan kawan-kawan diajang olahraga empat tahunan tersebut, berikut profil singkat mereka.
Rendy Tamamilang (bola voli)
Mengeluti olahraga bola voli sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Kota Bitung. Saat ini sebagai spiker andalan klub langganan juara Proliga, Surabaya Bhayangkara Samator. Lelaki bernama lengkap Rendy Febriant Tamamilang (20 tahun), dua kali membawa klubnya Samator tampil jawara proliga yakni 2014 dan 2016.
Tak ada pilihan lain bagi pelatih Indonesia Samsul Jais yang membutuhkan sumbangsih tenaga anggota polisi berpangkat Brigadir Dua (Briptu) ini. “Saya kenal voli saat kelas 2 SD, ikut-ikutan main saja. Bermain voli secara otodidak, berlatih sendiri di dekat rumah,” kata Rendy.
Kepiawaian bermain bola voli didapat Rendy secara turun temurun dari sang kakek yang sempat berkiprah hingga tingkat provinsi. Ayah Rendy, Frits Tamamilang juga pernah masuk tim nasional (timnas) untuk tingkat kelompok usia.
Cita-cita Rendy menembus dominasi bola voli nasional yang mayoritas dihuni pemain Jawa diawali ketika duduk di bangku kelas 3 SMP. “Saya berhasil membawa tim Sulut menembus final pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) 2009,” katanya.
Dari situ dia kemudian mulai dilirik Samator yang sedang mempersiapkan diri mewakili Sulut pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau.
“Pada 2011, saya melakukan latih tanding bersama Ayip Rizal (pemain timnas). Di sana, saya belajar bagaimana teknik bermain voli yang benar. Setelah itu, saya diajak ke Sentul untuk mulai berlatih bersama Samator,” beber pemain kelahiran, 12 Februari 1996 ini.
Dia mengaku sebelumnya mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Manado. “Kalau saya di Manado terus, saya tidak akan berkembang. Saya juga tidak mau menyusahkan orang tua. Makanya, saya pilih berkarier voli ke pulau Jawa,” aku Rendy.
Rendy juga sempat dibujuk salah satu pelatih PON agar mengurungkan niatnya hijrah ke pulau Jawa. Namun, tekadnya sudah bulat untuk berlatih ke Samator yang bermarkas di Driyorejo, Gresik.
Berkarir di Jawa ternyata tak semudah yang dia bayangkan. Sempat jatuh bangun masuk klub Surabaya Bhayangkara Samator, namun yang menyurutkan niatnya menembus jajaran pemain inti di klub tersebut. “Bayangkan proliga 2012 saya masih cadangan. Dan kemudian terpilih masuk dalam tim inti Samator dan mampu mengantar Samator naik podium kampiun pada Proliga 2014. Saya kala itu masih berusia 18 tahun,” ujar pemilik tinggi badan 191 sentimeter ini.
Fantastisnya juga dia dinobatkan sebagai pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) Proliga 2014 ketika masih berusia 18 tahun. Dia menjadi MVP termuda di sektor putra sejak turnamen ini digelar pada 2002.
Dari situ karirnya makin menanjak sehingga terpilih masuk dalam timnas SEA Games Singapura 2015. Namun, tim Merah Putih hanya mampu menyumbang medali perunggu.
Pada 2016, Rendy kembali membawa Samator menjuarai Proliga setelah menaklukkan Jakarta BNI Taplus. Dia juga mendapat gelar sebagai server terbaik.
Berbagai prestasi yang telah dia raih membuat Rendy terpilih mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) sejak September 2016 dengan durasi selama tujuh bulan.
“Sebenarnya ada tiga instansi lain yang meminta saya bergabung (AU, AD, AL). Saya pilih kepolisian karena mereka memberi izin saya bertanding voli meskipun saat ini sedang bertugas menjalani pendidikan. Kalau masuk instansi lain agak sulit mendapat izin,” tutur Rendy dikutip dari JUARA.com.
Peluang Rendy mengibarkan bendera merah putih makin terbuka, setelah kejuaraan Asia di Jakarta beberapa waktu lalu, timnas Indonesia menembus semi final dan kalah dari Jepang. So kita tunggu kiprah Rendy di Asian Games 2018 di Jakarta ini.
Biodata Singkat
Nama: Rendy Febriant Tamamilang
Panggilan: Rendy
Lahir: Bitung, 12 Februari 1996
Tinggi/berat: 191 cm/80 kg
Posisi spesialis: Open Spike
Nomor punggung: 17
Klub: Surabaya Samator
Nama orang tua: Frits Tamamilang (ayah), Pegy Janis (ibu)
Karir klub: Surabaya Bhayangkara Samator (2011-sekarang)
Prestasi:
Juara Popda Sulut 2009
Juara Kejurnas Junior 2012 dan 2013
Juara Asian School Games 2013
Juara Proliga 2014
MPV proliga 2014
Medali perak Sea Games 2015
Juara Proliga 2016
Medali emas PON XIX 2016 (jatim)
Penulis: Agustinus Hari
Discussion about this post