SITARO, BARTA1.COM – Harapan masyarakat menjadikan Kinali sebagai kampung pariwisata akhirnya akan terjawab, menyusul rencana Pemkab Sitaro menggelontorkan anggaran pembangunan berbagai sarana dan prasarana pariwisata di Kinali, pada 2019 mendatang.
Kapitalau Kampung Kinali, Charles S Dauhan kepada BARTA1.COM, Selasa (14/8/2018) mengatakan pembangunan kawasan pariwisata Kinali akan dimulai dari alokasi Anggaran Dana Desa 2019 sebesar Rp 250.000.000. “Kami akan fokus menata berbagai sarana dan prasarana di kawasan pantai Lipepahe yang berair panas serta di situs sejarah Liang (gua) Ghoghole,” ungkapnya.
Dijelaskannya, pantai Lipepahe memiliki sumber air panas yang sangat baik untuk berendam badan dan memulihkan kesehatan. Sementara artefak sejarah berupa tempat pertapaan manusia sakti Ghoghole sangat menantang bagi para petualang di perut bumi untuk merambahinya.
Apalagi kata dia, jarak dari ibukota Kabupaten Ondong ke Kinali hanya 5 KM dan dapat diakses dengan kendaraan bermotor kurang dari 15 menit.
Untuk menopang percepatan pembangunan kawasan wisata ini kata Dauhan, kendati dengan berbagai keterbatasan biaya, bersama masyarakat, ia mulai membangun jalan setapak dari rumah ke rumah dan tanggul-tanggul penahan longsor. Menurutnya, program pembangunan itu sangat penting hingga akses masyarakat dalam kampung jadi sedikit nyaman. “Kehidupan masyarakat Kinali cukup baik saat ini. Keamanan juga terjaga. Masyarakat Kinali adalah masyarakat yang ramah. Mereka selalu punya cara bertahan hidup di tengah berbagai tantangan alam dan ekonomi,” ujarnya saat diwawancarai.
(baca juga: Baru Ditemukan Gua Paling Misterius dan Keramat di Nusa Utara)
Diungkapkannya, Liang Ghoghole adalah artefak sejarah dari zaman kerajaan Siau. Ketika Winsulangi, raja ke 4 Kerajaan Siau berkuasa (1591-1631), tersebutlah seorang Juru Spiritual yang sakti bernama Ghoghole. Dialah guru para “Bahaning Nusa” (Pemberani Pulau atau para kastria kerajaan).
Para kastria sebelum berperang harus dimandikan olehnya. Bahkan Laksamana kerajaan Siau Hengkengnaung yang dikenal sakti–dan selalu memenangkan perang yang berkobar dari kawasan Mindanau, Filipina hingga ke Goa Talo, Sulawesi Selatan—berguru pada Ghoghole. “Panglima Hengkengnaung dalam sejarahnya, tak akan turun berperang sebelum dimandikan dan dilepaskan oleh Ghoghole,” ungkapnya.
Liang (gua) Ghoghole, jelas Dauhan, memanjang di dalam perut gunung sejauh puluhan kilometer. Membentang dari Desa Kinali hingga Desa Lahopang diseberangnya. Di kedua desa inilah terdapat pintu Liang menuju altar semedidan tapa sang Ghoghole. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post