Manado, Barta1.com – “Sinergi Vokasi Menuju Indonesia Emas 2045” menjadi tema pada dialog publik dan rapat tim koordinasi vokasi Sulawesi Utara (Sulut), The Sentra Hotel, Senin (4/11/2024).
Kegiatan yang disebut konsorsium ini diprakarsai oleh Pendidikan vokasi Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Politeknik Nusa Utara dan Akademi Komunitas Mapanawang, yang didukung langsung oleh Dudi (Dunia Usaha Dunia Industri).
Direktur Polimdo, Dra Mareyke Alelo MBA, melalui ketua Konsorsium, Stevie Kaligis, SE, MM, Ak, CA ketik diwawancarai mengatakan bahwa konsorsium telah menemukan temuan-temuan di daerah, kemudian itu menjadi rekomendasi ke TKDV (Tim Koordinasi Daerah Vokasi) ke pemerintah daerah.
“Apalagi Ibu Kaban (Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah) sudah hadir tadi, jadi menyampaikan kebijakan apa yang harus dilakukan terhadap pendidikan vokasi. Supaya pendidikan vokasi betul-betul selaras dengan Perpers 68 tentang revitalisasi pendidikan vokasi,” ungkap Stevie.
Hal ini juga, kata Stevie, menjawab permasalahan pengangguran supaya bisa dikurangi.
“Kami menginginkan pemerintah daerah betul-betul berkomitmen untuk masalah pendidikan vokasi. Tadi, Ibu Kaban sudah sampaikan akan masuk ke program-program terkait SKPD – SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang mengampu tentang pendidikan vokasi, agar supaya pendidikan vokasi ini jadi leader, bukan hanya terlibat bersama-sama, melainkan ketenagakerjaan di DUDI itu betul-betul berasal dari pendidikan vokasi,” tuturnya.
Kenapa begitu, karena pendidikan vokasi sudah dinilai dari kompetensi, keterampilan, hard skill dan soft skillnya, dan itu sudah diuji di kampus. “Diharapkan pemerintah harus mendukung.”
“Hal ini membutuhkan dukungan pemerintah daerah, karena persoalan yang ditemukan itu adalah, pentahelix (model kolaborasi) yang tak jalan. Untuk itu, kami mendorong agar supaya pentahelix ini bisa mendorong peran pemerintah, pendidikan vokasi dan Industri itu bisa sejalan, serta tugas media di dalamnya bisa berjalan beriringan,” tuturnya.
Wakil Direktur IV Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Jacob Teteol S. Makapedua, SE., MTDiv ketika diwawancarai menyebut ini bagian dari membangun ekosistem kemitraan sejak tahun 2023, yang dirilis itu triple helix (sebuah konsep kolaborasi) di mana di dalamnya ada industri, pendidikan tinggi vokasi dan pemerintah, sehingga mereka bisa merumuskan satu policy paper (kertas kerja kebijakan).
“Di mana mereka hari ini akan menyusun grand design riset terkait Keunggulan – keunggulan daerah, sektor-sektor pengembangan daerah, serta komoditas-komoditas unggulan, kemudian mereka merancang satu workforce planning (perencanaan tenaga kerja) dan Innovation Planning ( perencanaan inovasi), sehingga dari basis potensi daerah itu terencana bagaimana kita mengembangkan produk-produk pada unggulan daerah,” jelasnya.
Menurut Jacob, ketika ini terbangun dengan baik, maka di tahun 2025 nanti kerja sama ini harus diperluas pada pentahelix, di mana selain pendidikan vokasi, pemerintah, dan industri, perlu juga peran media dan masyarakat.
“Dengan kerja sama yang sangat luas ini, di mana keterlibatan 5 pihak dalam kerja sama ini, pemerintah dalam hal ini Direktorat Kerja sama dan Dudi mengeluarkan 2 skema, yaitu skema emas dan berlian. Skema emas itu adalah, ekonomi mandiri sejahtera, kemudian skema berlian adalah berdaya saing efektif dan berkelanjutan,” terangnya.
Ia menambahkan, 2 skema ini yang pertama ada skema emas yang bagaimana konsorsium ini atau kerja sama pentahelix ini bisa menghasilkan teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas industri kecil. “Ini ada penganggaran yang didanai oleh LPDP.”
Kemudian, yang berlian ini adalah ketika konsorsium mampu melakukan kerja sama pentahelix ini dengan industri, ketika mampu masuk ke Industri, berkaitan dengan sektor yang akan dikembangkan dalam sektor berlian ini mampu masuk pada rantai pasok industri besar, seperti industri nasional maupun internasional.
“Ketika sudah masuk pada rantai pasok, berarti produksi yang dihasilkan itu adalah, produksi bersifat berkelanjutan, tidak hanya temporer. Pada saat masuk perusaan besar, otomatis perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok ini akan berproduksi secara berkelanjutan, maka ekonomi daerah makin meningkat,” tambahnya.
Untuk itu, kata akademisi dari Jurusan AB Polimdo, bahwa dari sisi emas memberdayakan masyarakat agar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tidak hanya bergantung pada industri nasional dan internasional untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, melainkan pertumbuhan ekonomi lokal turut terlibat dalam meningkatkan ekonomi daerah.
“Sedangkan ekonomi berlian berarti kita masuk pada industri besar, itu harapan besar. Jika kita bergerak sendiri-sendiri, terkadang tidak sekuat ketika berkolaborasi. Untuk itu, dengan konsorsium ini yang terdiri dari 3 akademik vokasi, yang pertama Polimdo, Politeknik Negeri Nusa Utara, dan Akademi Komunitas Mapanawang. Ketika pentahelix ini jalan dengan baik, maka saya optimis ke depan kita bisa berkontribusi pada pembangunan daerah yang nantinya secara nasional dapat menyumbang untuk menunjang Indonesia menunju industri maju di tahun 2045 dengan penciptaan generasi emas yang ada di institusi kita, yakni Polimdo,” imbuhnya.
Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah Provinsi Sulut, Elvira M. Katuuk, ST, ME mengungkapkan berkaitan dengan pendidikan vokasi ini berada di SKPD yang mengampu kewenangan ini, bik itu di dinas pendidikan, dinas tenaga kerja, kemudian dinas perindustrian, itu ada dalam program TKDV ini.
“Program ini sudah jalan, dan akan lebih mantap lagi adanya program 5 tahun ke depan, yang akan di susun pada hari ini. Pertemuan ini sangat pas sekali, berkaitan dengan perencanaan ke depan untuk mendukung TKDV ini,” pungkas Alumni Polimdo ini.
Terpantau Barta1.com, yang menjadi narasumber pada konsorsium TKDV ini, ada Elvira Katuuk, SE, ME, selaku Kepala Bappeda Sulut, Dra. Vonny Tambuwun, MPd, selaku Pengawas Bina Dinas Pendidikan Daerah Sulut, Ivanry Matu sebagai Wakil Ketua Kadin Sulut, serta Ketua Konsorsium PTPPV Sulut Stevie Kaligis, SE, MM, Ak.
Sedangkan yang hadir pada konsorsium ini, terdiri dari Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Dinas Ketenagakerjaan, Pihak Industri, Kepala-Kepala Sekolah SMK Se-Sulut, dan lain-lain.(*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post