Manado, Barta1.com – Jaringan wifi di Gedung DPRD Sulut menjadi sorotan pada pembahasan APBD Perubahan Provinsi Sulut 2024, Ruang Paripurna DPRD Provinsi Sulut, Jumat (9/08/2024).
Pada pembahasan itu, Kadis Kominfo menjelaskan, bahwa untuk internet dahulunya mencapai 17 miliar, seluruh SKPD menggunakan dan bisa memberi penghematan sebesar 5 miliar. “Di tangan kami, setelah BPK, BPKP dan Pensus, yang ketika memutuskan lintas Arta. Kita hanya menganggarkan sebesar 13 miliar dan itu dipimpin langsung oleh Bapak Pras.”
“Jadi anggaran kami sudah diuji kebenarannya, bukan nanti Steven Liow menjadi kadis. Saya hanya menjalankan dan mengembangkan saja. Terus bagaimana internet di DPRD. Di DPRD sendiri, sudah dibiayai sendiri oleh DPRD dan dikelola, kemudian satu tahun terakhir diberikan kepada Kominfo dengan menggunakan dana bekap bersama Rumah Sakit. Cuman kita lihat saja, dana bekapan yang tertata itu berapa tidak seberapa, sampai hari ini tidak cukup. Kita masih membutuhkan dana lagi untuk itu,” terangnya.
Menurut Steven, tidak mungkin menggunakan internet satu banding tiga, melainkan harus satu banding satu. “Transformasi digital dan penguatan SPBE (Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik) itu ada di rangking teratas. Harus diakui atau tidak, di Pemerintahan Provinsi Sulut ini ada hambatan, yakni soal dana untuk menyukseskan Pilkada, sehingga anggaran ketambahan di Kominfo hanya 1,5 miliar untuk internet pada APBD perubahan. Padahal membutuhkan lebih dari pada itu,” ucapnya.
Setelah mendengar penjelasan Kadis Kominfo, Amir Liputo menyebut bahwa Kadis lebih cocok ditempatkan di situ, karena dari artikulasi yang disampaikan cocok jadi menteri penerangan kabinet Bapak ODSK (Olly Dondokambey dan Steven Kandouw).
“Saya juga belajar ilmu komunikasi, tapi fakta membuktikan Wifi-nya tidak bisa diakses. Kepada Bapak Sekprov (Sekretaris Provinsi) dan Ketua DPRD Sulut, tadi saya sudah sampaikan kepada Sekwan (Sekretaris DPRD) Sulut jangan saya salah sandi, berulang-ulang dicoba wifi di Gedung DPRD Sulut ini tidak bisa diakses,” jelasnya.
Kepada Sekprov, tambah Amir, ini yang sering dirasakan. “Bayangkan di gedung rakyat saja tidak bisa diakses Wifi-nya, terus bagaimana di tempat lain.”
“Jangan sampai artikulasi yang disampaikan begitu mengoda, tapi bahan di dalamnya tidak mengoda. Lebih bagus, tidak kelihatan dari luar, tapi di dalamnya begitu mengoda,” ujarnya.
Amir meminta kadis Kominfo, untuk masuk ke ruangan anggota DPRD Sulut, di mana televisi bermasalah, jaringan bermasalah. “Tapi, apa yang anggota DPRD lakukan apa, kami terus bersabar. Mohon diperhatikan yah,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post