Manado, Barta1.com – Bencana alam yang terjadi di Kota Manado, Jumat (27/1/2023) mengakibatkan lima warga meninggal dan tercatat 1.021 orang terpaksa mengungsi.
Korban yang meninggal yakni Stansye Tomas Sekeon (perempuan/70 tahun), Jemmy Moniaga (laki-laki/56), Magdalena Soda (perempuan/67) dan Frizenli Arabaan (laki-laki/8). Lokasi kejadian di Kairagi Weru Lingkungan 2, Kecamatan Paal Dua. Kemudian satu warga lagi adalah Agus Manumpil (laki-laki/62) di Kelurahan Pandu Lingkungan 3, Kecamatan Bunaken.
Banjir terjadi dibeberapa titik dengan ketinggian rata rata 3 meter di bagian pesisir bantaran sungai. Basarnas Manado dengan menggunakan perahu karet terbagi beberapa tim dengan 40 personil melakukan evakuasi warga yang yang terdampak banjir.
Diantaranya di jalan Sam Ratulangi, Kampung Ternate Tanjung, Bailang, Mahawu, Sumompo, Pall 2 belakang Pasar Segar, Pall 2 Kubur Cina, Kairagi, Dendengan Dalam.
Kepala Basarnas Manado Monce Brury menyampaikan pihaknya mengerahkan semua kekuatan untuk menyelamatkan jiwa manusia yang terjebak banjir. “Kami selalu koordinasi dengan pemerintah terkait untuk mempercepat penyelamatan sehingga tidak ada korban jiwa. Kami terus stand by apabila ada laporan kenaikan air kembali maka tim secepatnya langsung evakuasi warga. Kami imbau dengan terjadinya banjir seperti ini ke depan secepat nya mengungsi ke tempat yang lebih aman dan mengamankan barang barang berharga,” ujarnya.
Sementara itu, melalui rilis resmi BNPB, kedatangan Letjen TNI Suharyanto sekaligus untuk memastikan penanganan darurat bencana alam di Manado berjalan dengan baik dan mengutamakan keselamatan masyarakat.
“Pagi ini kami dari BNPB akan menuju ke Manado untuk melihat langsung seperti apa kondisi terkini sekaligus guna memastikan penanganan darurat ini dilakukan dengan baik dan mengutamakan keselamatan masyarakat. Karena itu adalah hukum yang tertinggi,” ujar Suharyanto.
Setibanya di Kota Manado, Kepala BNPB yang juga didampingi oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setiawan, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Zaherman Muabezi, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD) BNPB Rustian, Kapusdalops BNPB Bambang Surya Putra, Plt. Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Tenaga Ahli BNPB serta jajaran lainnya dijadwalkan akan melaksanakan rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat beserta Forkompimda, guna membahas percepatan penanganan darurat bencana dan antisipasi menghadapi cuaca ekstrem serta potensi bencana yang lainnya.
Usai melangsungkan rapat koordinasi, Kepala BNPB beserta rombongan dan segenap pemerintah daerah setempat dijadwalkan meninjau lokasi terdampak dan memberikan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) beserta bantuan lain berupa logistik dan peralatan, sesuai kebutuhan dasar warga terdampak.
Adapun bantuan DSP untuk Kota Manado adalah sebesar Rp500 juta dan logistik senilai Rp250 juta. Sedangkan untuk peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, 25 tenda ukuran 3×4 dan 25 tenda ukuran 4×4.
Kemudian bantuan DSP untuk Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar Rp700 juta dan logistik senilai Rp300 juta.
Sedangkan untuk peralatan meliputi selimut 3.000 lembar, matras 3.000 buah, terpal 3.000 unit, tenda ukuran 3×4 sebanyak 50 buah dan tenda ukuran 4×4 sebanyak 50 buah.
BNPB juga memberikan dukungan DSP kepada Pemerintah Kabupaten Sangihe untuk operasional dan penanganan banjir sebesar Rp500 juta dan logistik senilai Rp250 juta.
Sedangkan peralatan meliputi 1.000 selimut, 1.000 matras, 1.000 terpal, tenda ukuran 3×4 sebanyak 25 buah dan tenda ukutan 4×4 sebanyak 25 buah.
Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
Sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023 tertanggal 27 Januari 2023.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu telah ditetapkan periode status keadaan darurat sejak tanggal 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.
Penulis : Agustinus Hari
Discussion about this post