Sangihe, Barta1.com – John Endrew Maliombo, warga Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Sangihe tepatnya di perkampungan Salurang mengeluhkan jaringan internet dan listrik yang tidak memadai.
Internet sudah menjadi kebutuhan mendesak dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi, bagi pelajar. “Kondisi jaringan tidak pernah stabil bahkan sering hilang, listrik juga begitu yang sering padam,” jelas Endrew kepada Barta1.com, Kamis (12/05/2022).
“Tidak stabilnya internet dan listrik membuat kami sebagai pelajar terganggu akan aktivitas belajar-mengajar ditengah pandemi ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, nilai dari pelajar baik siswa-siswi, maupun mahasiswa ditentukan oleh jaringan yang memadai. “Yang kami rasakan saat ini ialah kualitas belajar kami menurun, secara tidak langsung juga menurunkan sumber daya manusia (SDM) yang nantinya dipersiapkan membangun daerah kami tercinta Kabupaten Sangihe,” tuturnya sembari meminta pemerintah Kabupaten Sangihe memperhatikan masalah jaringan dan listrik di perkampungan Salurang.
“Perkampungan kami jauh dari pusat Kota Tahuna. Tetapi, kami juga punya hak yang sama sebagai warga negara. Kami punya hak untuk mendapatkan akses internet yang lebih baik, dan kami yakin pemerintah dihadirkan untuk menjamin hak kami sebagai warga negara untuk bisa terpenuhi,” ujar mahasiswa Sam Ratulangi Manado ini.
Menurutnya, beberapa daerah di Sangihe termasuk di kecamatan Tabukan Selatan Tengah membutuhkan penambahan jaringan serta pembangunan tower. Guna, mengantikan tower yang telah roboh. “Kiranya pemerintah daerah cepat tanggap dengan perbaikan akses internet dan layanan listrik secara merata disemua daerah di Kabupaten Sangihe,” imbuhnya.
“Pemerintah juga harus ingatkan pihak PLN untuk bisa lebih cepat ketika menerima laporan, jika bisa diadakan pengadaan mesin baru, jangan berikan kami merasakan mesin yang tua. Jangan anak tirikan kami, selama ini yang kami minta mesin baru, yang datang mesin tua,” kata Endrew sembari mempertanyakan letak pemerataan pembangunan dari pemerintah.
Lanjutnya, Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945. tetapi, daerah Sangihe belum merdeka dari beberapa aspek. “Kampung kami sangat membutuhkan listrik, bahkan Pulau Beeng yang sampai saat ini masih menggunakan genset, jika ditotalkan dari pembelian bensin bisa membeli mesin baru. Apakah, masyarakat harus melakukan pengadaan sendiri. Tolong bantu kami, kami bagian dari Indonesia,” pintanya.
Di hari yang bersamaan Humas PLN Kabupaten Sangihe, Edmund Sahadagi ketika dihubungi Barta1.com menjelaskan dampak dari pemadaman dilakukan diakibatkan gangguan pada unit.
“Kami sudah memberitahukan kepada masyarakat terkait adanya gangguan pada mesin selama dua hari ini. Masalah ini, terjadi pada saat beban puncak terjadi, guna menghindari beban ini kami melepaskan sebagian beban,” jawabnya.
“Jika terjadi gangguan pada mesin maka akan berdampak kepada daya. Jika total penggunaan sebanyak tujuh ribu. Kemudian, mesin kita kapasitas tujuh ribu , dan terjadi gangguan di 1 Unit seribu, yang tersisa enam ribu di PLTD, maka dipaksakan enam ribu bagi tujuh ribu pengguna maka akan terjadi over lot pada pembangkit. Dan, akan tertambah kerusakan pada mesin,” terangnya.
Sahadagi menuturkan solusi mengurangi kerusakan yang terjadi. Bahwa pihaknya, melakukan pemadaman bergilir guna memperhitungkan enam ribu daya yang tersisa. “Seribu yang kami padamkan saat ini, agar gangguannya tidak meluas.
Adapun hal lain, yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik hingga jaringan. “Jika kita bicara pemeliharaan ada hal terencana didalamnya contoh pembersihan jaringan atau pekerjaan perbaikan mesin, pekerjaan penggantian tiang, dan jaringan tegangan menengah (TM),” tambahnya.
“Intinya dari semua ini ialah pergantian aliran listrik sementara yang dimana memperbaiki TM, yang sering disebut kabel telanjang. Jika melakukan perbaikan, pastinya terjadi pemberhentian listrik,” cetusnya.
Kemudian, ada kondisi urngent yang sering terjadi yakni pohon roboh di Jaringan. “Jaringan kita sering terganggu di Kepulauan Sangihe salah satunya diakibatkan pepohonan. Adapun, benda-benda liar seperti kelelawar dan burung yang bisa menyambar listrik maupun jaringan sehingga menganggusecara tiba-tiba. Di saat cuaca tenang juga sering ada pepohon roboh, semua berkaitan dengan pemadaman listrik bukan disengaja karena ada faktor-faktor yang terjadi,” pungkasnya.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post