Sangihe, Barta1.com – Aksi demontrasi menentang kehadiran PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) di Pulau Sangihe terus dikumandangkan oleh pemuda, mahasiswa dan masyarakat daerah perbatasan Indonesia – Filipina.
Tepat pada momentum Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021, ratusan orang tergabung dalam Kesatuan Aksi Pemuda dan Mahasiswa Selamatkan Sangihe (Kampass), membawa aspirasi masyarakat menuntut PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) hengkang dari Pulau Sangihe.
Di titik aksi terakhir di Kantor DPRD Kepulauan Sangihe dalam sesi dialog, Elbi Piter seorang Ibu dari Kampung Bowone membawa keluhannya yang mana pembebasan lahan menggunakan alat berat diduga milik PT. TMS telah memotong jalur air bersih yang ada di Kampung Bowone.
Dihadapan anggota DPRD Kepulauan Sangihe dirinya meminta agar para wakil rakyat dapat mengambil tindakan secepatnya. Ia mengungkapkan bahwa aktivitas PT. TMS hari ini telah menjadi ancaman nyata bagi mereka di Kampung Bowone.
“Beberapa hari yang lalu masyarakat kami di Bowone kekurangan air bersih, dan kebetulan waktu itu ada masyarakat menyampaikan kepada kami kalau di MCK Umum mencuci tidak ada air. Ternyata PT. TMS sampai hari ini tetap bekerja dan excavator melaksanakan pekerjaan itu lewat di air yang mengalir ke kampung kami, dan saat itu saya merasa bahwa belum produksi saja masyarakat kami sudah menderita apalagi nanti atau berapa tahun kemudian menunggu keputusan yang ada, bagaimana nasip masyarakat kampung Bowone,” Keluh Elbi.
Ia menuturkan meski kerusakan tersebut sudah diperbaiki namun ancaman nyata sudah dirasakan oleh mereka. Ia tak bisa membayangkan nasib mereka khususnya para perempuan yang hidup di lokasi pertambangan berskala besar. Ia hanya tak ingin hal-hal buruk menimpa mereka kedepannya.
“Memang sudah diperbaiki saat ini tetapi kemudian lagi, eksavator itu datang, rusak lagi, air bagi kami saya penting bapak ibu, apalagi saya sebagai perempuan, memasak, memandikan anak-anak, mencuci dan lain sebagainya. Jika bapak ibu hanya diam, tidak menutup kemungkinan masyarakat kami akan hancur dan hari ini sudah terjadi perbedaan antara kami dan saudara-saudara kami.” Ungkapnya.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Sangihe, Max Pangimanen memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup yang juga hadir dalam dialog tersebut untuk segera melakukan investigasi terkait keluhan yang disampaikan masyarakat Kampung Bowone.
“Dengan ini saya perintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengambil langkah investigasi terkait keluhan ini, dan melaporkannya kepada kami,” kata Pangimanen, Kamis (28/10/2021).
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post