William Tanuwidjaja nama besar di dunia e-commerce Nusantara. Tokopedia, startup yang dirintis bersama Leontinus Alpha Edison telah meraih predikat Unicorn setelah perjuangan panjang sejak 2009. Platform belanja berkonsep lokapasar itu diklaim menguasai 1,5 persen perekonomian Indonesia, dengan 7,2 UKM yang bergabung di situ.
Hari ini Tokopedia yang terpasang sebagai aplikasi di ponsel pintar tengah mengembang sebagai super ecosystem. Karena tidak hanya hubungan 2 arah antara pembeli dan penjual yang berbaur di situ, tapi juga ada bentuk jembatan kemitraan, logistik hingga jaringan yang lebih luas dan kuat. Untuk membangun semuanya itu, Tokopedia bisa bergerak leluasa karena menerima pendanaan hingga USD 1,3 miliar.
Wiliam bersama Founder Gojek Nadiem Makariem telah menabur mimpi bertema sama bagi ekosistem startup nasional; kesuksesan berbentuk predikat Unicorn. Impian yang telah menjadi nyata itu berlaku jamak hingga ke Sulawesi Utara. Di Bumi Nyiur Melambai, pengembang digital terus bergerak kendati harus melalui jalan terjal, penuh rintangan. Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang kini telah bergulir, setidaknya bisa menjadi area rintisan bagi mereka untuk menyatakan impian seperti Wiliam dan Nadiem.
“Karena itu kami mengajak teman-teman yang bergelut di dunia startup untuk mengikuti kegiatan ini dari awal, tak hanya untuk merintis usahanya, kami juga akan menunjukkan potensi bisnisnya,” kata Lady Grace Jane Giroth, Regional Officer Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang bergerak di Kota Manado saat talkshow antar-pihak di balairung Mapalus Kantor Gubernur, Senin (20/09/2021). Dialog itu merupakan bagian dari road show yang menyasar civitas akademika Universitas Sam Ratulangi Manado.
Gerakan ini menurut Vice President Satu Tampa tersebut, utamanya sebagai sarana memacu motivasi kewirausahaan dan membangun ekosistem Startup di Sulut, di mana Manado sebagai salah satu kota pelaksana menjadi sumbunya. Harapan ke depan, upaya itu bisa berkontribusi pada perkembangan startup digital nasional sehingga mampu mengakselerasi perekonomian.
“Kami memfasilitasi supaya nanti ada the next unicorn dari Sulawesi Utara,” cetus Lady.
Komitmen itu tidak berlebihan. Lady melihat modal yang dimiliki pengembang di Sulut relatif besar, seperti semangat dan mental berinovasi. Karena itu, dia mendorong para pengembang harus berpikir besar dengan sasaran jelas. Mengikuti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang diinisiasi Kementerian Kominfo, adalah pijakan yang kokoh untuk memuluskan mimpi Unicorn dari Sulut.
Lantas selain semangat, apa saja modal strategis lain yang sepatutnya dimiliki pengembang digital? Dalam dialog hybrid tersebut, Stenly Wullur SPi MSc PhD selaku Koordinator Pusat Hak Kekayaan Intelektual dan Inovasi Unsrat menyebut, membangun ide dengan pola bottom-up, dari bawah ke atas.
“Kemudian bangun komunitas, bicarakan ide-ide anda dengan yang lain serta bergabung dengan inkubator agar proses yang dilakukan bisa terakselerasi dengan baik,” kata dia.
Dekan Fakultas Teknik Unsrat Prof Dr Ir Fabian J Manoppo MAgr, narasumber yang lain, juga membagikan tips pada pengembang digital di Sulut, Fabian sendiri mengaku dia sudah menjadi pelaku startup, sebagai kegiatan selain akademisi.
“Modalnya kita harus memiliki passion, ketertarikan dengan dunia yang kita bangun itu, tak kalah penting adalah keberanian,” tuturnya.
Fabian juga menyatakan kemampuan berinovasi adalah hal terpenting yang dibutuhkan dalam dunia digital. Inovasi bisa memetakan pasar tepat sebagai kebutuhan piranti yang dicari masyarakat.
Upaya Membangun 1000 Startup
Dalam laman resminya, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyatakan, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia dengan mencetak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sasaran program ini adalah pengembangan kapasitas sumber daya manusia dibidang teknologi informasi dan komunikasi dalam rentang usia 18-40 tahun yang mempunyai niat dan semangat membangun usaha digital / teknopreneur.
Banyak pihak yang bisa menerima manfaat program ini. Beberapa di antaranya adalah Pelaku ekosistem Startup Digital. Mereka adalah operator yang mendapatkan bisnis baru, investor yang mendapat peluang investasi di perusahaan Startup Digital yang berpotensial, dan mentor untuk meningkatkan jaringan dan pencitraan mereka. Selain itu secara umum pelaku usaha, peserta program yang bisa meraig perubahan pola pikir kewirausahaan dan pembinaan hingga investor
Kegiatan itu bertahap, dimulai dari langkah awal berbentuk Ignition, yaitu seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship yang menargetkan 8.000 peserta setiap tahunnya. Kemudian, dari peserta Ignition tersebut akan dijaring 4.000 peserta yang layak untuk melanjutkan ke tahap workshop untuk diberikan pembekalan keahlian yang mereka butuhkan dalam membuat sebuah startup digital.
Berbekal ilmu dari workshop tersebut, 2.000 peserta akan melanjutkan ke tahap hackathon untuk menghasilkan prototype produk dari ide solusi aplikasi. Setelah itu, 1000 peserta akan memasuki tahap bootcamp, yang merupakan sesi mentoring mendalam untuk menyiapkan strategi peluncuran produk. Terakhir, 200 peserta terpilih akan diinkubasi selama kurang lebih 3 bulan di setiap kota per tahun, sehingga dalam 5 tahun akan tercipta 1.000 startup digital. (**)
Peliput: Ady Putong
Discussion about this post