Talaud, Barta1.com – Penduduk Desa Dapihe, Kecamatan Tampan’amma, Kabupaten Talaud diselimuti rasa kuatir yang sudah beberapa bulan terus menghantui.
Kala itu, akhir tahun 2018 hingga menghampiri pertengahan tahun 2019. Bun’ne, sungai besar yang terletak di ujung Desa Dapihe ‘meneror’ ratusan warga yang bermukim di pesisir pantai Desa Dapihe.
Mulut sungai tak lagi menghadap lurus kea rah laut seperti biasanya, tetapi sudah memutar arah dan mengintai ratusan meter pesisir pantai tersebut. Saat itu lagi musim hujan dan sungai Bun’ne terus meluap hingga menggerus pasir dan mengancam pemukiman warga.
Beberapa buah kamar mandi dan dapur roboh akibat abrasi. Beberapa rumah warga nyaris dihantam arus sungai yang berpadu dengan deburan ombak apabilah tak segera di atasi waktu itu.
Mendengar berita ini, Semuel Bentian SH MH terpanggil turun ke lokasi untuk mencari jalan keluar bersama warga desa. Tak butuh waktu lama untuk memikirkan solusi, Semuel Bentian memutuskan untuk membawa alat berat dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Talaud, Melonguane, menuju ke Desa Dapihe tepatnya di lokasi kejadian.
Pasalnya, kegelisahan tersebut dirasakan pula oleh putra asli Desa Dapihe yang juga alumni Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ini. Dari penuturan warga, Semuel Bentian tiba di Desa Dapihe dengan memboyong satu unit alat berat jenis eskapator untuk mengeruk tanah guna menutupi aliran sungai yang mengancam warga dan membuka jalur baru di pesisir pantai sebagai aliran sungai.
“Tak memakan waktu lama setela mendengar dan mengetahui tentang kejadian ini, Ketua Fraksi PDI-P ini langsung memutuskan membawa alat berat menuju lokasi kejadian. Kita berangkatnya pagi dan tiba dilokasi siangnya. Sampai di lokasi, alat berat tersebut langsung dioperasikan,” ujar Joan Pareda yang saat itu menjabat Ketua BPD Desa Dapalan.
“Pak Semuel Bentian datang membawa alat berat untuk menutup jalur air sungai yang sudah mengarah ke pemukinan dan membuka jalur baru yang terletak di sisi selatan jalur sebelumnya,” ujar Horbit Ponge, Kepala Desa Dapihe.
Tak hanya itu, pemandangan unik terpampang ketika proses pengerukan tanah sementara berlangsung. Pasalnya, Semuel Bentian terjun langsung sebagai operator alat berat. Peristiwa ini mengundang rasa penasaran bercampur kagum bagi ratusan pasang mata yang ikut terlibat dalam kerja social ini.
“Awalnya kami tidak percaya kalau Pak Semuel Bentian yang akan mengoperasikan langsung alat berat. Karena, tidak sembarangan orang yang bisa mengoperasikan benda ini,” kata Melky Halean, tokoh pemuda setempat.
“Satu hal yang membuat kami kagum yaitu keterlibatan langsung dari anggota DPRD dalam pekerjaan ini. Soalnya jarang sekali ada pejabat yang terlibat langsung dalam hal–hal seperti ini,” ujarnya.
Terpisah, Semuel Bentian menguraikan sedikit pengalamannya hingga bisa mengoperasikan alat berat semenjak belum duduk di kursi DPRD. “Waktu masih duduk di bangku perkuliahan tak hanya belajar ilmu hukum, tetapi berbagai macam hal selalu dipelajari hingga dicoba langsung. Mulai dari mengendarai sepeda motor hingga mengoperasikan alat berat,” ungkap Bentian.
“Jangankan alat berat, sepeda motor saja hanya dimiliki oleh kantor PLN di Desa Dapalan saat itu. Jadi hal ini tergolong unik. Tetapi, berkat dari pengalaman inilah saya merasa senang karena bisa membantu langsung masyarakat,” tambah Bentian.
Dia juga mengungkapkan, rasa kemanusiaan yang masih lengket hingga saat ini dikarenakan latar belakang keluarganya yang hidupnya pas–pasan. Tetapi dirinya tetap bersyukur karena dengan kondisi seperti ini, rasa gotong–royong itu selalu terawat dan dipraktekan dalam kehidupan ketika ada sesama yang membutuhkan bantuan.
Alhasil, kerja keras ini membuahkan hasil dan membuat warga desa tenang. Seperti yang dituturkan oleh legislator yang kembali lagi menduduki kursi legislative untuk yang kedua kalinya ini. “Atas upaya dan kerja keras ini, banyak warga yang mengucapkan terima kasih. tetapi bagi saya, ini merupakan satu kewajiban yang mau tidak mau harus dilakukan karena menyangkut kepentingan masyarakat, wajib hukumnya untuk diperjuangkan,” ujar Bentian sambil tersenyum.
“Puji Tuhan, kapanpun dan dimanapun ketika ada rakyat yang membutuhkan bantuan, di situlah kami akan berada di tengah–tengah masyarakat,” kunci Bentian.
Peliput: Evan Taarae
Discussion about this post