Sitaro, Barta1.com – Peristiwa kandasnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Lokongbanua di perairan laut Pasige, Sitaro, yang memasuki pekan ketiga memunculkan banyak tanya di benak warga. Apalagi sebelumnya Bupati Eva Sasingen sempat melihat dari dekat kondisi kapal tersebut. Lalu adakah solusi?
Kepala Bagian Operasional PD Pelayaran Sitaro, Johny Mansoara diwawancarai Barta1.com di kediamannya Kelurahan Tatahadeng, Senin (23/09/19) kemarin menyampaikan dengan gamblang.
Ia menyampaikan upaya penarikan KMP Lokongbanua akan berlanjut sambil menunggu air pasang naik di bulan besar atau disebut dengan bulan purnama pada 27-29 September 2019. “Diperkirakan air laut akan mencapai 2,5 meter dari bibir karang. Dan dua kapal tugboat dikerahkan menarik kapal tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, air laut hanya mencapai ketinggian 1,9 meter dari bibir karang. “Itulah sebabnya kami harus menunggu bulan besar. Menyangkut muatan yang ada di atas kapal termasuk beberapa kendaraan truk yang mempunyai muatan seperti semen dan besi, intinya telah dikosongkan. Juga kendaraan roda dua,” katanya.
Kenapa muatan dikosongkan agar supaya KMP Lokongbanua bisa berolah gerak disaat waktu penarikan.
Ditanya ada isu KMP Lokongbanua akan dijadikan penginapan di atas permukaan laut dia membantah dengan keras. “Itu semua kalimat dari manusia-manusia yang tidak berpengharapan. Bukannya membantu melalui topangan doa, malah harus membully di postingan-postingan media sosial,” timpalnya.
Dia punya keyakinan pada 27-29 September 2019 kapal ditarik. “Saya yakin tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Saat kita meminta kepada Tuhan pasti akan diberikan. Dan disaat kita mengetuk pasti akan dibukannya,” jawab Johny sambil menutup isi pembicaraan.
Peliput: Albert P Nalang



Discussion about this post