Manado, Barta1.com — Pemilu 2019 sebagai pesta demokrasi seharusnya menjadi wadah edukasi politik bagi masyarakat Indonesia. Karenanya, rakyat perlu mengetahui siapa saja calon legislatif yang akan dipilih, bagaimana latar belakang mereka dan apa saja yang telah mereka karyakan.
Dalam kunjungan ke Manado belum lama ini, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo meminta jurnalis untuk tidak berhenti menulis tentang orang-orang baik yang ikut dalam helatan Pemilu, dalam hal ini para Caleg. Menurut Yoseph, bangsa Indonesia memang membutuhkan calon berkualitas dalam pemerintahan.
“Negara kita butuh perubahan, kita butuh orang-orang baik di pemerintahan yang akan dipilih dalam Pemilu,” kata dia.
Soal pilihan tepat, Indonesian Corruption Watch (ICW) baru-baru telah merekomendasikan beberapa portal yang bisa digunakan masyarakat untuk menelusuri rekam jejak Caleg. Dalam rilisnya ke Barta1, ICW menyatakan agar tidak instan menentukan pilihan di bilik suara, pemilih harus sudah matang menentukan pilihan.
Penentuan pilihan tersebut sebaiknya melewati proses mempertimbangkan visi, misi, dan rekam jejak caleg yang bersangkutan. Mengenali dengan cermat rekam jejak caleg diharapkan bisa meminimalisir potensi salah pilih caleg dalam pemilu. Sebab, pilihan pemilih ini akan dikonversi menjadi nama-nama wakil rakyat yang akan menduduki kursi legislatif lima tahun ke depan.
Potensi salah pilih lainnya adalah kebingungan menentukan pilihan. Ini bisa disebabkan karena wajib pilih akan dihadapkan pada 5 lembar kertas suara, yaitu kertas suara pemilu presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota.
Kertas suara pemilu presiden akan lebih sederhana dan dimengerti publik karena hanya ada dua pasang calon, yaitu Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun di pemilu legislatif, akan ada 16 nama partai politik —untuk DPRD Aceh akan ada 20 partai politik). Tidak hanya itu, dalam tiap surat suara akan ada 3 hingga 12 nama caleg pada tiap-tiap partai politik. Dapat dibayangkan, bagaimana bingungnya pemilih melihat daftar partai dan nama caleg di surat suara.
“Kebutuhan informasi mengenai caleg menjadi latar belakang kami, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerhati pemilu, untuk menyediakan informasi caleg bagi pemilih. Ditambah lagi, informasi dan perbincangan seputar pemilu presiden lebih mendominasi dan menenggelamkan perhatian publik terhadap caleg,” kata ICW.
“Memanfaatkan kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi, kami membentuk portal informasi yang salah satu tujuan utamanya adalah membantu pemilih mengenal lebih jauh caleg Pemilu 2019,” tambah lembaga ini.
Portal Rujukan
Beberapa portal yang bisa digunakan untuk mengenal lebih dekat para calon adalah JariUngu.com, yang dibangun sejak 2009. Saat itu, portal ini berfungsi sebagai media komunikasi konstituen dengan para anggota legislatif terpilih. Dalam perkembangannya, Jari Ungu menjadi salah satu rujukan bagi pemilih untuk mencari tahu daftar caleg di pemilu 2014 dan 2019.
Ada lebih dari 240 ribu profil caleg di jariungu.com. Melalui fitur “Saring Caleg”, pemilih dimudahkan mencari daftar caleg tidak hanya berdasarkan partai dan daerah pemilihan, tetapi juga keterlibatan dalam kasus korupsi, kesediaan mempublikasikan daftar riwayat hidup, partai pendukung calon presiden tertentu, petahana, atau jender.
Selanjutnya ada PintarMemilih.id. Portal ini dikembangkan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Di-launching pada 19 Februari 2019, pintarmemilih.id menyediakan data dan informasi Pemilu 2019 terutama data daerah pemilihan, profil partai, profil calon presiden, profil calon anggota DPR RI, profil calon anggota DPD RI, profil calon anggota DPRD Provinsi, profil calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, jadwal, dan tahapan Pemilu 2019.
Ada juga Kantor Berita Radio (KBR) yang telah menambahkan fitur pencarian informasi caleg di situs KBR www.kbr.id . Tujuannya adalah untuk menginformasikan profil caleg DPR RI di pemilu 2019. Tidak hanya itu, melalui fitur baru ini KBR banyak menginformasikan berita-berita seputar pemilu 2019 dan kiat-kiat yang bisa diterapkan pemilih dalam memilih caleg agar tidak kecewa di kemudian hari.
Yang lainnya adalah rekam jejak.net yang di-launching ICW pada 24 Februari 2019. Melalui situs rekamjejak.net, ICW ingin menyediakan dan menghimpun informasi mengenai politik, bisnis, dan jejak kasus anggota DPR RI 2014-2019. Informasi tersebut disediakan dengan memanfaatkan keterbukaan informasi mengenai riwayat hidup, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), putusan kasus korupsi, akte perusahaan, informasi pengadaan barang dan jasa, dan berita-berita seputar anggota DPR atau kasus korupsi.
Pada pemilu 2019 ini, Rekam Jejak dapat digunakan pemilih untuk melihat rekam jejak calon anggota legislatif DPR RI petahana, khususnya mengenai isu korupsi. Misalnya, apa pendapat anggota DPR mengenai upaya pemberantasan korupsi, wacana revisi UU KPK, hingga dugaan keterlibatan kasus korupsi. Tidak hanya itu, publik juga dapat menambahkan informasi yang relevan untuk kemudian ICW verifikasi dan publikasikan.
Wiki DPR dibentuk pada 2014. Situs ini adalah bentuk inisiatif warga yang merespons kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tujuan pembentukan situs ini yaitu agar warga dapat mengetahui dan mencermati kinerja wakilnya di Senayan. Bahkan, pembaca dapat melihat keaktifan atau kontribusi anggota dewan dalam ruang-ruang sidang.
Untuk menyajikan informasi yang mendalam mengenai kinerja anggota DPR 2014-2019, Wiki DPR relawan Wiki DPR melakukan reportase lapangan dengan mengikuti sidang-sidang pembahasan suatu UU atau kebijakan. Wiki DPR kemudian menuliskan hasil pengamatan dan rekaman sidang untuk kemudian dipublikasikan di wikiDPR.org.
Terakhir, iklancapres.id dikembangkan oleh Yayasan Satu Dunia pada 2018. Situs ini menyajikan hasil pemantauan SatuDunia terhadap konten kampanye kedua tim capres-cawapres Pemilihan Presiden 2019 di media sosial utama, terutama terkait isu masyarakat sipil. Situs ini juga akan menayangkan data belanja iklan kedua kubu di televisi dan koran di 3 kota, yaitu DKI Jakarta, Makassar, dan Banjarmasin.
Tujuan utama situs ini adalah untuk membantu upaya-upaya analisis, kritik, dan pemantauan terhadap perilaku beriklan para capres, baik dari segi konten iklan kampanye maupun besarnya belanja iklan kedua kubu. (*)
Editor: Ady Putong
Discussion about this post