MANADO, BARTA1.COM – Gerakan Cinta Damai Sulawesi Utara (GCDS) kembali menggelar Festival Keragaman. Festival yang ke-3 ini dilaksanakan di Kawasan Mega Mas, Minggu (15/12/2018).
Meski diguyur hujan tak menyurutkan semangat berbagai elemen yang terlibat dalam GCDS untuk mengikuti acara hingga selesai.
Kesempatan itu juga GCDS menyampaikan deklarasi dan seruan yang dibacakan aktivis perempuan Sulut, Jull Takaliuang.
Berikut isi dan seruan tersebut yang ditanda tangani Koordinator GCDS Yoseph E Ikanubun dan Sekretaris Linda Setiawati.
“Politik untuk Keadilan dan Perdamaian”
Indonesia, terlebih khusus Sulawesi Utara adalah ruang hidup bagi kelompok-kelompok warga negara yang memiliki identitas keagamaan, etnis, ras, dan gender yang beragam. Dalam kehidupan bernegara, semua orang memiliki hak yang sama untuk hidup dan bereksistensi menurut identitas yang dimilikinya. Olehnya, keragaman mestinya menjadi keunikan dan kebanggaan bersama. Hidup bergaul, saling menghormati, menghargai dan bekerjasama dalam keragaman adalah ciri dari masyarakat yang demokratis dan beradab.
Namun, kontestasi politik yang tidak sehat dapatmenimbulkan kerawanan pada keragaman tersebut. Eksploitasi identitas demi tujuan-tujuan praktis untuk merebut dan mempertahakan kekuasaan dapat berdampak pada polarisasi di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda-beda identitas. Saling curiga, konflik dan diskriminasi menjadi gejala yang merisaukan dalam dinamika politik ini.
Pemilihan Umum dalam berbagai bentuknya yang mestinya menjadi ‘pesta rakyat’, oleh eksploitasi identitas tersebut menjadi kontestasi yang vulgar dan brutal. Hoaks, ujaran kebencian, dan gerakan massa dengan motivasi permusuhan menjadi fenomena yang sungguh memprihatinkan dan terutama ia bertentangan dengan Pancasila, UUD 45, nilai dasar Bhineka Tunggal Ika.
Tahun 2019 yang akan segera kita jalani adalah tahun politik negara kita. Pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat dan pemilihan presiden dan wakil presiden akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 17 April 2019. Geliat politik menuju pemilu tersebut sudah dan sedang dirasakan. Indikasi eksploitasi simbol dan emosi identitas tampak jelas di hadapan kita.
Terhadap situasi ini, Gerakan Cinta Damai Sulut (GCDS), jaringan kelompok-kelompok masyarakat sipil di Sulawesi Utara yang peduli pada keragaman, keadilan dan perdamaian dengan ini mendeklarasikan:
- Menegaskan kembali hakikat politik secara umum, dan pesta demokras Pemilu secara khusus, sebagai cara untuk mengatur dan menjamin terlaksananya praktik kekuasaan yang adil dan damai untuk semua warga negara;
- Menyatakan menolak praktik-praktik eksploitasi identitas agama, suku, ras dan gender demi untuk kepentingan kekuasaan kelompok;
- Berkomitmen untuk memperjuangkan politik yang menjamin kesetaraan, keadilan dan hak bagi semua kelompok yang hidup dengan identitasnya masing-masing.
Atas dasar hal-hal tersebut kami menyerukan:
- kepada para peserta pemilu agar mengedepankan etika politik yang menghargai dan menghormati keragaman; tidak mengeksploitasi simbol dan emosi-emosi, agama, suku, ras serta gender, tetapi justru mengutamakan gagasan dan program yang berkualitas untuk keadilan bagi rakyat;
- kepada penyelenggara pemilu agar menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi demi Pemilu yang berkualitas;
- kepada pemimpin-pemimpin agama dan komunitas-komunitas budaya agar memberi teladan, memberi pencerahan kepada umat dan anggota komunitas untuk secara arif dan bijaksana berpartisipasi dalam semua dinamika politik; tidak mudah terprovokasi oleh hoaks, ujaran kebencian dan menjadi warga yang bertanggung jawab terhadap tujuan bernegara;
- kepada para pekerja media agar menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab meliput, menulis dan menyiarkan berita yang independen dan mencerdaskan sesuai prinsip-prinsip jurnalisme; menjadi penjaga ‘kebenaran faktual’ demi fungsi kontrol dan edukasi politik yang berkualitas.
Editor : Agustinus Hari
Discussion about this post