Sitaro, Barta1.Com — Setelah mengalami peningkatan aktifitas sejak tanggal 19 November, Gunung Api Karangetang Siau terus mengeluarkan semburan abu vulknik di kawah II hingga hari ini, Selasa (27/11/2018).
Pengamat gunung di Pos Gunung Api (PGA) Karangetang, Didi Bina mengatakan, aktifitas gunung Karangetang pada 19 hingga 26 November 2018 sudah ada sebanyak 26 gempa tektonik jauh, 85 tektonik lokal, 199 kali vulkanik dangkal, 38 kali vulkanik dalam, 99 fase banyak, 151 kali hembusan, dengan tremor amplitudo 0, 25 mm setiap harinya.
“Secara visual keadaan cuaca umumnya berawan, mendung dan disertai hujan gerimis sampai sedang. Angin bertiup lemah sampai sedang berubah-ubah arah. Pengamatan visual kepuncak kawah utama disaat jelas teramati asap kawah putih tebal dengan tekanan gas agak kuat, tinggi asap lk 150- 200 meter sedangkan di puncak kawah II teramati asap putih tipis sampai tebal dengan tekanan gas agak kuat tinggi asap lk 25 – 200 meter,” kata Didi.
Sementara itu, Ketua PGA Karangetang Siau, Yudia Prama Tatipang menjelaskan, pada tanggal 24 November 2018, dari puncak kawah II mengalami peningkatan kegiatan berupa hembusan asap putih kelabu dengan tekanan gas agak kuat dengan tinggi lk 300-600 meter disertai suara gemuruh lemah sampai kuat disertai semburan pijar.
“Untuk potensi bahaya, dimana kemiringan lereng gunung cukup terjal sehingga mempengaruhi kecepatan luncuran awan panas. Bahaya gunung api Karangetang umumnya diakibatkan oleh awan panas guguran dan bahaya sekunder berupa lahar,” jelas Yudia.
Maka menurut dia, saat ini aktifitas Karangetang mengalami peningkatan kegiatan melalui kawah II di bagian utara, sehingga berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data visual, kegempaan dan potensi bahaya letusan maka perlu meningkatkan kewaspadaan penduduk yang berada di daerah kawasan rawan bencana.
“Untuk saat ini diantaranya kawasan rawan bencana yang dekat dengan kali Kinali dan Kali Sumpihi di Kampung Kinali, Kali Hiung di Kampung Hiung, Kali Kiawang di Kampung Kiawang, Kali Batuare dan Kali Malebuhe di Kampung Batubulan. Kampung-kampung ini berada di Kecamatan Siau Barat Utara,” urai Yudia.
Sedangkan untuk wilayah yang terdampak hembusan abu vulkanik atau terkena hujan abu yakni wilayah Kecamatan Siau Tengah, serta Kecamatan Siau Timur dengan mengikuti arah angin. “Hujan abu vulkanik untuk wilayah Siau Timur meliputi Kelurahan Tatehadeng, Kelurahan Tarorane, Kelurahan Akesimbeka, Kampung Dame, Kampung Karalung dan sekitarnya,” tutur Yudia.
Sehingga dirinya menyarankan, apabila terjadi hujan abu vulkanik pihaknya merekomendasikan masyarakat untuk menggunakan masker.
“Kemudian musim hujan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran kali agar mewaspadai aliran lahar, serta pemerintah daerah diharapkan berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api,” harap dia. (*)
Peliput : Stenly Rein Mes Gaghunting
Discussion about this post