SITARO, BARTA1 — Pala merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), namun disayangkan harga di pasaran tidak berpihak ke petani.
Menyikapi hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitaro akhirnya angkat bicara. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Tenaga Kerja Sitaro, Dra Fatmawaty Kalebos pada Barta1.Com, Kamis (06/09/2018), turunnya harga Pala saat ini lebih disebabkan karena pasar Eropa menghentikan sementara pembelian komoditi unggulan ini.
“Ini hanya sementara, dan penyebab pasar eropa menghentikan pembelian komoditi Pala disebabkan kondisi ekonomi yang tidak stabil atau krisis ekonomi. Sekarang saja, harga yang ada di tingkat eksportir di Surabaya saja rata-rata berada di kisaran Rp55.500 hingga Rp56.000 per kilogram, jadi sangat rendah,” ungkap Kalebos.
(baca juga:Semua Bagian Pala Bisa Dimanfaatkan)
Salah satu pedagang pengumpul, Haney Tantu saat diwawancarai turut membenarkan kondisi harga Pala yang kurang, dan memang menurutnya pembelian biji Pala sedang mengalami kesulitan.
“Memang tidak dipungkiri turunnya harga pala karena kondisi pasar sedang tidak stabil, dan ini juga dirasakan kami selaku pedagang,” tutur Tantu.
Sementara itu, para petani sangat berharap kondisi harga pala akan membaik, mengingat sebagian besar kebutuhan masyarakat di Sitaro bergantung pada komoditi pala.
(baca juga: Dari Kinali ke Pasar Eropa, Jalan Berliku Pala Siau)
“Kami sudah merasakan dampaknya, karena harga pala turun disementara harga kebutuhan pokok justru melonjak naik, jadi tidak seimbang,” Pithein, petani asal Siau. (*)
Peliput : Stenly Rein Mes Gaghunting
Discussion about this post