Karya: Iverdixon Tinungki
BAGIAN PERTAMA:
RUANG TERBUKA KAM PARA PEJUANG JERUSALEM. BAGIAN BELAKANG ADA STAGE-STAGE TINGGI DIHUBUNGKAN TANGGA KAYU DARI BAWAH. PERALATAN PERANG TERKUMPUL DAN TERPAMPANG DI SISI RUANG. MENARA LONCENG DI SISI KIRI. DI SISI KANAN BERDIRI TEGAK PANJI JERUSALEM.
TUJUH ORANG TENTARA JERUSALEM BERLUTUT DI HADAPAN PENDETA-PENDETA KUIL SUCI. MEREKA ADALAH PARA PEMIMPIN PASUKAN PEMBERONTAK YANG MENGINGINKAN KEMERDEKAAN JERUSALEM. KOMANDAN MEREKA BERNAMA ACHISIUS.
DI ATAS STAGE SISI KIRI, JOSEPHUS, SANG JENDERAL DAN SEJARAWAN BERDIRI DEKAT MENARA LONCENG. DI ATAS STAGE SISI KANAN, SANELA, PEREMPUAN PELANTUN PUJIAN KEPADA TUHAN BERDIRI DEKAT PANJI JERUSALEM. ORANG-ORANG TUA DAN KAUM PEREMPUAN MENGELILINGI TEMPAT ITU DENGAN OBOR YANG MENYALA.
JOSEPHUS:
Jika perang dimulai, tidak mudah dihentikan!
JOSEPHUS MEMBUNYIKAN LONCENG. SANELA MELANTUNKAN LAGU YANG SANGAT KHIKMAT. SEORANG PENDETA MEMBACAKAN SUMPAH DIIKUTI KE TUJUH TENTARA DENGAN SUARA GAGAH BERANI. PENDETA LAINNYA MEMERCIKAN ABU KE ATAS KEPALA PARA TENTARA.
ISI SUMPAH:
Jerusalem
Kemuliaan dari kemuliaan
Tanah tersuci dari tangan Tuhan
Kuil keselamatan untuk keselamatan
Awal dan akhir dari hidup dan mati
Kepadamu jiwa, darah dan nyawa berserah
Jerusalem
Jerusalem
Jerusalem
Beri kami pertempuranmu
Beri kami pertempuranmu
Hingga batu-batu bisa kembali mengucapkan namamu
USAI UPACARA ITU, SUASANA MENJADI HENING. PARA TENTARA BERDIRI. ACHISIUS SELAKU KOMANDAN MEMBERIKAN ARAHAN.
ACHISIUS:
Tak ada satu bata pun kini berdiri tegak di atas batu penjuru, itulah Jerusalem. Dan kematian seakan menjadi sahabat satu-satunya. Gunung dan bukit-bukitnya berteriak kepada kita: “wahai anak-anak Jerusalem, tegakanlah kuil keselamatan kita”.
Inilah hari di mana kalian para pemimpin pasukan anak-anak Jerusalem berdiri dihadapanku seakan mau berkata: “Achisius pimpinlah kami untuk merebut kota suci ini”. Tapi aku hanya seorang manusia, kita semua sama-sama hanya manusia. Maka biarkan Tuhan yang memimpin kita… Biarkan Tuhan yang memimpin kita!
SEJENAK SUASANA BEGITU MENCEKAM OLEH KATA-KATA ACHISIUS.
JOSEPHUS:
Raja Agrippa dan putri Berenice telah meninggalkan Jerusalem, tapi mereka mengirim tiga ribu kavaleri mendukung kaum moderat menggempur kita. Sementara anak-anak Jerusalem terpecah dalam banyak faksi yang dimainkan para aportunis dan petualang yang menarik keuntungan dari perang Jerusalem untuk pundi-pundi mereka. Ini masa dimana kita sulit menbedakan mana saudara mana musuh. Untung kita punya sahabat Galilee yang sama-sama anti Romawi.
Saat Ananus mempercayakanku sebagai Jenderalnya, aku ingin membalas kebanggaan Romawi atas Jerusalem yang dijarahnya. Aku, Josephus, aku bangga pada kalian yang ingin bergabung dengan pasukanku. Hari ini kita akan menghadapi perang yang sangat menentukan, John dari Gishcala dan pasukannya, orang yang disebut lebih buas dibanding legium-legium Romawi, harus kita tundukan.
Tuhan beserta kita!
JENDERAL JOSEPHUS MEMBERI TANDA UNTUK BERGERAK KELUAR, LALU BERJALAN MENUJU GERBANG KELUAR DI IKUTI PARA TENTARA DAN ORANG-ORANG. SAAT LAINNYA MENINGGALKAN GERBANG, SANELA MEMANGGIL ACHISIUS.
SANELA:
Achisius!
ACHISIUS MENOLEH KE ARAH SANELA, LALU BERJALAN CEPAT MENEMUI SANELA. SANELA MENYAMBUT ACHISIUS DENGAN CIUMAN. CIUMAN SANELA MENDAPAT CIBIRAN ELJINOR, YANG TERNYATA MASIH BERADA DI TEMPAT ITU.
ELJINOR:
Sebuah ciuman menjelang kematian!
ACHISIUS DAN SANELA MENOLEH KE ARAH ELJINOR.
ACHISIUS:
Kau tidak ikut dalam pertempuran ini Eljinor?
ELJINOR:
Untuk apa menyosong maut dalam perang Jerusalem yang sia-sia itu.
Tidak jelaskah kata-kata Jenderal Josephus, kita tidak saja berhadapan dengan musuh dari luar. Tapi kita akan memerangi saudara kita sendiri.
ACHISIUS:
Kita berdiri di pihak yang menginginkan kemerdekaan Eljinor. Kita penjaga kuil suci Abraham dari tangan para sundal itu. Kita berperang demi tegaknya sejarah negeri ini Eljinor.
ELJINOR:
Patriotisme yang rapih membukus heroisme pribadi.
ACHISIUS:
Apa maksudmu Eljinor?
ELJINOR:
Sudah sejak zaman leluhur Daud, keperkasaan lelaki menjadi sisi yang menarik bagi perempuan.
ACHISIUS TERBAKAR AMARAH. IA MENCABUT BELATI DI PINGGANGNYA DAN MENJAMBAK BAJU ELJINOR.
ACHISIUS:
Kau telah menghina perang suci kita.
Seandainya kau bukan saudara Sanela, belati ini telah kuhujamkan ke jantungmu.
SETELAH MELEPAS ELJINOR, ACHISIUS HENDAK PERGI TAPI LANGKAHNYA TERTAHAN MENDENGAR AYUNAN PEDANG ELJINOR. SEBELUM PEDANG ELJINOR MENHUJAM ACHISIUS, SANELA MENJERITKAN NAMA ELJINOR. ELJINOR MENAHAN AYUNAN PEDANGNYA.
ELJINOR:
Untung pedang ini memiliki telinga, jika tidak, kepalamu telah menggelinding ke tanah.
ACHISIUS MELANGKAH PERGI DENGAN GAGAH DAN TENANG TANPA MENOLEH SEDIKIT PUN.
SANELA:
Eljinor, betapa kerdil pikiranmu.
ELJINOR:
Sanela, aku yang membebaskan engkau dari gerombolan orang-orang Sirya di gerbang kuil. Jika tidak ada aku, hanya ada dua pilihan bagimu ketika itu: diperkosa lalu dibunuh, atau dibunuh lalu diberi makan pada anjing. Aku yang di sana Sanela membawamu pergi dari kematian.
SANELA:
Karena aku mencitai Achisius, maka kau memperhitungkan semua hutangku itu?
ELJINOR:
Aku yang membawamu kepada ibuku. Ibuku membuang hari-hari hidupnya untuk merawatmu.
Kau pikir itu hanya takdir atau suatu kebetulan yang tak berarti?
SANELA:
Tak cukupkah aku menganggapmu sebagai saudaraku. Tak cukupkah aku menganggap ibumu sebagai ibuku? Bila tubuhku berhutang nyawa padamu Eljinor saudaraku, ambilah tubuhku.
(MENANGGALKAN KAIN PENUTUP TUBUHNYA HINGGA TERSISA BAJU TIPIS YANG SANGAT HALUS. ELJINOR TERCENUNG SEJENAK MEMANDANG SANELA)
Mengapa kamu diam Eljinor, ambil tubuhku yang berhutang ini, tapi tidak dengan cintaku
(SANELA MENANGIS TERSEDUH. AMIMEN MUNCUL DI SANA MELIHAT KEJADIAN ITU DENGAN PERASAAN SEDIH. SANELA MEMANDANG AMIMEN KEMUDIAN BERLARI MEMELUK AMIMEN)
SANELA:
Ibu… maafkan Sanela ibu.
AMIMEN MEMBIMBING SANELA KELUAR. ELJINOR SESAAT SEPERTI MERASA TERHINA. IA KEMUDIAN MELANGKAH KE SEBUH TEMPAT MENGASA PEDANG. TAK BERAPA LAMA AMIMEN MUNCUL KEMBALI DENGAR KERANJANG KUBIS UNTUK MEMBERSIHKAN SAYUR ITU.
AMIMEN:
(KE ELJINOR) Kau terus mengasah pedangmu, sementara di luar sana, Jerusalem terus runtuh dan runtuh. Apa yang dapat dilakukan seorang ibu, selain menangisi satu-demi satu anaknya terbunuh.
ELJINOR:
Setiap anak lelaki harus tahu mengasah pedangnya sebelum terbunuh sia-sia.
AMIMEN:
Saat kau membunuh Hadineas, saat kau kuusir dari rumah, saat kau kembali sebagai prajurit Agrippa, aku kian tidak mengerti siapa anak-anak Jerusalem sesungguhnya.
ELJINOR:
Di sini, kita tak bisa lagi membedakan mana ilalang, mana gandum ibu, begitulah Jerusalem.
AMIMEN:
Tapi mata hati dapat memilahnya Eljinor.
ELJINOR:
Angkatan kami harus bisa menusukan pedang dengan mata yang terbuka lebar memandang kehidupan layu di setiap ujungnya.
AMIMEN:
O Jerusalem, tanah-tanah yang merah oleh darah.
ELJINOR:
Itu karena Tuhan selalu diam.
AMIMEN:
Karena Ia menciptakan manusia dalam kehendak bebas.
ELJINOR:
Oleh karena itu kebenaran selalu terluka.
AMIMEN:
Olehmu. Oleh orang-orang yang takut menegakkannya. Oleh orang-orang yang hanya memikirkan dirinya. Kau tak pantas disebut anak-anak Jerusalem
AMIMEN KELUAR MENINGGALKAN ELJINOR.
BAGIAN KEDUA:
HARI MASIH PAGI, TAPI KESIBUKAN DI KAM ITU SUDAH TERLIHAT. ADA GEROBAK KECIL PENGANGKUT GANDUM DAN SAYURAN DI DORONG SEORANG PETANI MELINTAS AREA TERBUKA. SESEORANG YANG LAIN MELINTAS DENGAN JINJINGAN AIR. ASAP MENGEPUL DARI SEBUAH TEMPAT BAKARAN DAGING YANG DIJAGA BEBERAPA PEREMPUAN. ORANG-ORANG LAINNYA SEDANG MEMBERSIHKAN PERALATAN PERANG SEPERTI TOMBAK DAN PERISAI.
TERDENGAR DERAP KAKI KUDA MELAJU. AMIMEN YANG BARU MUNCUL DI SANA MEMERINTAHKAN SANELA YANG BERADA DI ANTARA PARA PEREMPUAN UNTUK NAIK MELIHAT SIAPA YANG DATANG.
AMIMEN:
Sanela, naiklah ke atas, lihat siapa yang datang.
SANELA NAIK KE ATAS STAGE TINGGI DEKAT PANJI JERUSALEM, LALU MEMANDANG JAUH KELUAR.
SANELA:
Beberapa tentara musuh.
MENDENGAR UCAPAN SANELA, SEJENAK SEMUA BERHENTI BERAKTIVITAS DAN MEMANDANG SANELA DENGAN PERASAAN TAK MENENTU.
AMIMEN:
Apakah mereka menuju ke sini?
SANELA:
Iya ibu.
AMIMEN SEJENAK TERCENUNG PANIK, SEMUA ORANG MENJADI TAKUT, DAN PERLAHAN MENDEKAT KE ARAH AMIMEN.
AMIMEN:
Ini pasti petanda buruk.
DERAP KUDA BERHENTI. TIBA-TIBA LONCENG BERBUNYI. ORANG-ORANG MENATAP KE MENARA LONCENG. DI SANA ELJINOR BERDIRI DENGAN ANGKUH SAMBIL MEMBUNYIKAN LONCENG DALAM IRAMA KEMATIAN. BEBERAPA TENTARA MUSUH MASUK KE RUANG TERBUKA.
TENTARA 1:
Eljinor, salam dari John Gishcala.
TENTARA ITU NAIK MENEMUI ELJINOR LALU MENYERAHKAN GULUNGAN PESAN DARI JOHN GISKALA. ELJINOR MEMBUKA PESAN ITU LALU MEMBACANYA. WAJAH ELJINOR TAMPAK GEMBIRA DENGAN ISI PESAN ITU. AMIMEN TAMPAK MARAH MELIHAT KEGEMBIRAAN ELJINOR.
ELJINOR:
Kebesaran Achisius kini tinggal puing-puing. Bahkan Josephus telah melarikan diri dari kejaran enam puluh ribu pasukan Vespasian.
AMIMEN:
(KEPADA ELJINOR)
Penghianat!
L
ELJINOR MENATAP AMIMEN DENGAN TAJAM DAN SINIS.
ELJINOR:
Sejak dulu ibu menganggapku penghianat, pembunuh Hadineas.
AMIMEN:
Tapi tanganmu yang membenamkan belati ke jantungnya.
ELJINOR:
Sesungguhnya hanya tanganku, tidak dengan hatiku.
Madam Desila, Clavius Aldesius, Cenore, merekalah sejatinya pembunuh yang meminjam tanganku.
AMIMEN:
Tak ada kebaikan di hatimu.
ELJINOR:
Ibu selalu berpikir aku penjahat yang tak mungkin terampuni. Maka kini aku menjadi seperti kehendak ibu. Pasukan Achisius telah hancur. Dan John dari Gishcala memberikan aku kehormatan.
AMIMEN:
Kehormatan yang berlumuran darah anak-anak Jerusalem.
Kau seperti Judas yang menghianati Yesus demi memenuhi kepentingan dirimu sendiri.
ELJINOR:
Itu bayaran untuk Achisius atas Sanela.
AMIMEN:
Ibu yang merawat dan memelihara Sanela.
ELJINOR:
Tapi aku yang membebaskan dia dari tangan maut.
AMIMEN:
Cinta macam apa di hatimu Eljinor? Tak cukupkah ia menganggapmu sebagai saudara lelakinya
ELJINOR:
Kemarahanku tidak semata tentang cinta. Tapi Achisius, ia merampas semuanya dariku.
Kam ini dibangun atas sokongan dana dari ibu. Ibu memaksaku meninggalkan pasukan Raja Agrippa, agar ikut berjuang dengan pejuang kemerdekaan di Kam ini. Saat aku bergabung, mengapa Achisius dinobatkan sebagai komandan. Apakah aku tak layak?
AMIMEN:
Itu keputusan para tetua dan didukung pihak kuil suci.
ELJINOR:
Tapi ibu berjasa besar menyokong kekuatan pasukan ini. Semua itu ibu ambil dari warisan Hadineas. Dan ibu lupa, tanganku yang berlumuran darah membunuh Hadineas. Aku yang memikul dosa atas perbuatan itu. Apakah ibu tahu siapa yang mengambil untung dari semua ini kalau bukan Achisius.
AMIMEN:
Karena pihak kuil suci dan para tetua lebih percaya padanya.
ELJINOR:
(MENDEKATI SANELA)
Karena ibu mendukungnya. Karena ibu ikut memujanya sebagai salah seorang kasatria Jerusalem, lalu (MENCENGKERAM DAGU SANELA) mengihklaskan Sanela untuknya. Sementara aku, tangan yang penuh darah, terpojok sebagai prajurit rendahan, bersama cinta yang bertepuk sebelah tangan.
AMIMEN:
Kau jangan bawah-bawah ibu dalam perenunganmu yang dangkal itu, Eljinor. Dulu kita hanya budak. Tapi Hadineas memerdekakan kita. Bahkan saat kau menghujamkan belati ke dadanya, ia tidak membecimu. Tidakkah kau paham pesan terbesar dari kebesaran hati Hadineas? Apakah kemerdekaan dari perbudakan tidak cukup untukmu?
ELJINOR:
John dari Gishcala, ia lebih tahu tempatku dimana. Lihat gulungan ini ibu. John dari Gishcala, pasukan terkuat yang kini menguasai Jerusalem memberi tempat terhormat bagiku sebagai salah satu komandan pasukannya.
AMIMEN:
Kau telah menghianati perjuangan suci anak-anak Jerusalem. Kau selalu berpihak pada musuh kemerdekaan. Dulu kau berpihak pada Raja Agrippa, pada Romawi, kini pada petualang buas John dari Gishcala. Harusnya kau belajar pada Hadineas yang kau bunuh. Ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk kasih yang diajarkan Jesus orang Nazaret itu.
ELJINOR:
Aku tak mau berdebat lagi. (KEPADA SEORANG TENTARA) Campurkan racun untuk mereka minum. (SANG TENTARA MENUMPAHKAN AIR PADA SEBUAH GUCI DAN MENCAMPURNYA DENGAN RACUN LALU MELETAKKANNYA DI ATAS SEBUAH MEJA.)
ELJINOR:
John dari Gishcala menginginkan kematian kalian semua. Tapi aku tidak mau mengotori tanganku dengan darah kalian. (KEPADA SANELA) Dan untukmu Sanela, kau boleh memilih, ikut denganku atau mati dengan racun itu.
SANELA BERJALAN MENDEKATI ELJINOR DENGAN PERASAAN SEDIH DAN MARAH. SANELA MENATAP ELJINOR DENGAN TATAPAN DINGIN PENUH KEBENCIAN LALU MENGAYUNKAN TANGANNYA MENAMPAR ELJINOR.
SANELA:
Aku lebih baik mati dengan racun itu dari pada ikut denganmu.
TAK BISA MENERIMA PERLAKUAN SANELA YANG MEMALUKAN DIRINYA, ELJINOR MEMERINTAHKAN TENTARANYA MENANGKAP DAN MENGIKAT SANELA PADA SEBUAH TIANG KAYU DEKAT STAGE TINGGI.
ELJINOR:
Tangkap perempuan ini dan ikat di tiang kayu!
SAAT DUA TENTARA MENANGKAP SANELA DAN MENYERETNYA KE TIANG KAYU, IA MERONTAH.
SANELA:
Kau manusia busuk Eljinor, kau lebih buas dari anjing-anjing Sirya, kau lebih kejam dari mata pedang Yunani. Kau lebih lapar dari para perampok Romawi. Kau manusia paling jahat Eljinor!
TENTARA MENYERET PAKSA SANELA DAN MENGIKATNYA DI TIANG KAYU.
P
ELJINOR:
(KEPADA SANELA)
Kau lebih pantas mati lemas dan kelaparan di tiang kayu itu, dari pada mati dengan racun ini. Tubuhmu hanya layak dicabik-cabik para gagak. Itulah kematian yang layak untukmu, sayangku Sanela.
AMIMEN:
Harusnya Hadineas tak memberikan kamu kebebasan dan kemerdekaan. Karena kau pantas terkutuk sebagai budak sepanjang hidupmu.
AMIMEN BERANJAK PERGI DENGAN PERASAAN PENUH KEBENCIAN. DUA TENTARA MENCOBA MENAHAN AMIMEN, TAPI ELJINOR MELARANGNYA.
ELJINOR:
Biarkan ia mencari tempat kematian yang layak di luar sana. Sebagai anak, aku tak punya pedang untuknya.
TIBA-TIBA AMIMEN DENGAN CEPAT BERBALIK KE ARAH ELJINOR. TAK DISANGKA AMIMEN MENCABUT BELATI DI PINGGAL ELJINOR DAN MENACAPKAN KE TUBUHNYA SENDIRI. MELIHAT KEJADIAN ITU, SANELA MENJADI HISTERIS.
SANELA:
(MENJERIT)
Ibu…
AMIMEN:
Belati ini dulu kau pakai membunuh Hadineas.
Belati ini juga pantas untuk kematianku.
Tapi sebagai seorang ibu aku tak pernah kehilangan kasih sayang untukmu Eljinor.
AMIMEN MULAI GOYAH DAN TERHUYUNG. ELJINOR MENANGKAP CEPAT TUBUH IBUNYA. ADA PERASAAN MENYESAL DI HATINYA. IA MEMBARINGKAN DENGAN PERLAHAN JASAT IBUNYA KE TANAH. SESAAT KEMUDIAN IA BERDIRI DENGAN PENUH AMARAH LALU MEMERINTAHKAN TENTARANYA.
ELJINOR:
Penggal kepala mereka semua!
SAAT PARA TENTARA MAJU DENGAN PEDANG TERHUNUS KE ARAH KERUMUNAN ORANG. TIBA-TIBA DARI BERBAGAI ARAH MENCUL PASUKAN PEMANA YANG DIPIMPIN ACHISIUS. MELIHAT POSISI YANG TIDAK MENGUNTUNGKAN ITU PARA TENTARA MUNDUR DAN MELETAKKAN PEDANG MEREKA. SEMENTARA BEBERAPA ANGGOTA PASUKAN ACHISIUS DENGAN CEPAT MERINGKUS ELJINOR. YANG LAINNYA LANGSUNG MENGEKSEKUSI TENTARA ELJINOR. SAAT ACHISIUS MUNCUL DI TEMPAT ITU, SANELA MEJERITKAN NAMANYA.
SANELA:
Achisius!
ACHISIUS MENOLEH KE ARAH SANELA YANG TERIKAT DI TIANG KAYU, LALU BERGERAK DENGAN CEPAT MENUJU SANELA DAN MEMBUKA IKATAN YANG MELILIT TUBUH SANELA.
ACHISIUS:
Maafkan aku datang agak terlambat. Tetapi pertempuran terlalu sengit di luar sana. Kuil suci masih dikuasai musuh.
SANELA:
Tidak apa-apa Achisius, terpenting kau telah datang menyelamatkan kami. (TERINGAT IBU AMIMEN) Ibu… (SANELA BERLARI KE ARAH JASAD AMIMEN).
SANELA:
(MEMELUK JASAD AMIMEN, MENANGIS)
Ibu… terima kasih atas semua jasa-jasamu menolong dan merawatku. Aku memang bukan anak kandungmu, tapi kau selalu ibu terbaik bagiku… kau bahkan ibu bagi seluruh anak-anak Jerusalem. Kau yang mengajarkan kasih padaku tanpa mengucapkan sepotong kata. Tapi tingkah hidupmu sesungguhnya yang mengajarkan kasih itu. Ibu…
ACHISIUS:
(KEPADA ELJINOR)
Eljinor, jika ada tangisan paling berduka di dunia ini, itulah tangisan Sanela. Ambisimu telah mengoyak surga di hati Sanela dan ibumu Amimen.
ELJINOR:
Ini semua karena kau Achisius.
MENDENGAR KATA-KATA ELJINOR, ACHISIUS GERAM DAN LANGSUNG MAJU MENJAMBAK ELJINOR.
ACHISIUS:
Ketika Jerusalem membutuhkan tenagamu. Kau justru membuang semua kemampuanmu dalam pikiran kotor dan sia-sia itu. (MEMBANTING ELJINOR KE TANAH)
SESAAT KEMUDIAN, ACHISIUS MEMERINTAHKAN PASUKANNYA MENGIKAT ELJINOR DI TIANG KAYU TEMPAT SANELA DIIKAT.
ACHISIUS:
Ikat dia di tiang kayu itu karena ia lebih layak mati kelaparan di sana dan dimangsa burung-burung gagak.
BEBERAPA ANGGOTA PASUKAN ACHISIUS MENGIKAT ELJINOR DI TIANG KAYU. SEUSAINYA ACHISIUS MEMERINTAHKAN SEMUA BERKEMAS UNTUK PERGI DARI KAM ITU.
ACHISIUS:
(KEPADA ORANG-ORANG)
Berkemaslah, kita akan tinggalkan kam ini. (KEPADA ANGGOTA PASUKANNYA) bawalah jasad Ibu Amimen untuk kita makamkan secara baik.
SEMUA BERKEMAS MEMBAWA BARANG SEADANYA, PASUKAN YANG LAIN MENGANGKAT JASAD AMIMEN. MEREKA KEMUDIAN BERGERAK PERGI. SANELA MENUANG RACUN DARI GUCI KE DALAM SEBUAH GELAS LALU MENDEKATI ELJINOR YANG TERIKAT.
ELJINOR:
(DENGAN SEDIH MENATAP SANELA)
Sanela!
SENELA:
Selamat berpisah, Eljinor.
SENELA DENGAN CEPAT MENYIRAM AIR RACUN KE WAJAH ELJINOR KEMUDIAN PERGI MENINGGALKAN TEMPAT ITU.
TAMAT.
12 JULI 2018
IVERDIXON TINUNGKI
DILARANG DIPENTASKAN TANPA SEIZIN PENGARANG. TELPON 085343976992.
Barta1.Com
Discussion about this post