Manado, Barta1.com – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sulut, Louis Carl Schramm, menyebut Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Manado memiriskan setelah dirinya melakukan kunjungan.

Hal itu dia sampaikan ketika melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulut yang dihadiri langsung oleh Kadis Femmy J Suluh beserta jajarannya, Ruang Komisi IV DPRD Provinsi Sulut, Senin (3/02/2025).
“Di SMKN 4 Manado ada pembangunan gedung begitu banyak untuk kelas, setelah dihitung dan bertanya kepada Wakil Kepala Sekolahnya berapa siswa di sini, mereka menjawab ada 40 sekian. Kalau dihitung jumlah kelas dan murid, setiap kelas itu hanya 9 siswa saja,” ungkap Louis.
Bahkan kata ketua Fraksi Gerindra ini, bahwa jumlah gurunya juga sangat banyak, sekalipun banyak tak sebanyak ruang kelas yang dibangun.
“Saya juga bertanya persoalan penerangan di sekolah, kenapa tidak ada lampu. Bahkan rumput yang begitu tinggi kenapa tidak dibersihkan. Namun dijawab lagi, maaf dana bosnya belum turun. Padahal di situ kelihatannya banyak bantuan,” tuturnya.
Selain itu juga, tambah Louis, banyaknya komputer sudah mau rusak karena tidak terpakai. Dari hal itu ia bertanya lagi, kenapa bantuan komputer yang begitu banyak tapi tidak dimanfaatkan. Wakil Kepala Sekolah kembali menjawab, bahwa bantuan yang datang itu speknya berbeda dengan apa yang dimintakan.
“Mendengar penjelasan itu, saya langsung mengarahkan pihak sekolah untuk sesegera melakukan konsultasi ke Dinas Pendidikan Provinsi Sulut. Berikutnya ada persoalan yang perlu dicatat, di mana ada murid pas dia datang langsung balik pulang, kenapa begitu, karena gurunya tidak ada bahkan pagarnya juga tidak ada. Pagarnya sudah roboh di bagian belakang. Saya mencoba berkunjung ke kelas-kelas di dalamnya itu hanya 4 sampai 5 siswa saja,” ucapnya.
Ia meminta Kadis Femmy dan jajarannya untuk memperhatikan kondisi yang telah disampaikan, karena tempat belajar itu harus nyaman.
Setelah mendengar aspirasi yang disampaikan oleh anggota DPRD Provinsi Sulut, Louis Carl Schramm. Femmy J Suluh, langsung menanggapinya dengan mengatakan ketika mendapatkan sekolah ruangannya banyak kemudian siswanya sedikit, khususnya SMK, itu karena perjurusan.
“Jika di sekolah ada 9 Jurusan per kelas itu hanya ada 6 sampai 7 siswa saja, mungkin saat Bapak berkunjung sebagian siswanya tidak masuk. Seperti di Kotamobagu di SMKN 2 di sana ruangannya itu banyak dan besar-besar, namun siswanya sedikit tapi itu perjurusan karena ada peralatannya yang dimasukan di situ, dan pendidikan vokasi saat ini terus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja, sehingga bisa saja dikemudian hari ada pembangunan pabrik baru, dunia usaha dan industri baru yang akan kita sesuaikan dengan jurusan-jurusan yang ada,” jelas Femmy.
Namun tak lupa juga Femmy mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Louis Carl Schramm, atas setiap masukan yang ada. “Berkaitan kebersihan sekolah ini juga menjadi penilaian dari Kepala Sekolah untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah, kemudian berkaitan dengan pagar tidak bisa dibiayai dengan dana Bos terkecuali dianggaran di APBD, tapi setelah anggaran kita dimungkinkan,” terang Femmy.
Usai mendengar penjelasan Femmy, secara cepat Louis menyampaikan anggarkan di perubahan.
“Siap Pak,” tutup mantan
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulut itu. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post