Manado, Barta1.com – KPU Provinsi Sulut menggelar sosialisasi dan pendidikan pemilih dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2024 bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Hotel Aryaduta, Kamis (21/11/2024).
Pada sosialisasi tersebut dibuka langsung oleh ketua anggota Komisioner KPU Provinsi Sulut, Meidy Tinangon.
Pada sambutannya, Tinangon mengatakan, 6 hari lagi pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak dan terbesar sepanjang sejarah di Republik ini.
“Pemilihan secara nasional ini mewajibkan semua daerah untuk memilih pemimpinnya. Dan kita – kita bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi pelaku sejarah bahwa di tahun 2024 Indonesia menggelar Pilkada serentak,” ungkap Tinangon.
Oleh karena itu, ia menambahkan, bahwa hari ini KPU Provinsi Sulut telah bekerjasama dengan AJI Manado untuk menggelar sosialisasi, tapi lebih dari pada itu juga telah menerapkan apa yang disebut sebagai Pilkada yang inklusif dan kolaboratif.
“KPU tidak bisa menggelar Pilkada ini sendiri. Maka dari itu, perlu kolaborasi dengan semua elemen dan komponen masyarakat. Kemarin kami telah melakukan sosialisasi dengan pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo yang menjadi bagian dari 8 komunitas, dan hari ini juga 8 komunitas termasuk AJI Manado, ” jelasnya.
Oleh karena itu mantan ketua KPU Provinsi Sulut itu memberikan apresiasi dan inisiatif dari teman-teman pengurus AJI Manado.
“Untuk itu, kami berharap dengan sosialisasi pada hari ini. Kita dapat meningkatkan partisipasi kita, dalam rangka mewujudkan apa yang kita idam-idamkan bersama Pilkada yang benar-benar terlaksana secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil,” terangnya.
Jika penyelengaraan ini bisa berjalan secara Luba (langsung, umum, bebas dan rahasia) dan Jurdil (Jujur Adil), maka itu yang menjadi indikator Pilkada demokratis.
“Sesuai institusi Pilkada yang demokratis, di mana Pilkada yang terlaksana sesuai dengan asas. Untuk itu saya meminta teman-teman media, lebih optimal mengawal pelaksanaan Pilkada di tahun ini,” pintanya sembari menutup sambutannya.
Sedangkan para narasumber yang terundang pada sosialisasi kali ini adalah, Mantan Komisioner KPU Provinsi Sulut, Amran Razak, Sekretaris AJI Manado, Isa Jusuf, Ketua AJI Manado, Fransiskus Talokon dan Komisioner Bawaslu Provinsi Sulut, Zulkifli Densi.
Pada sesi pertama diisi oleh Amran Razak dan Isa Jusuf, di mana Razak memaparkan materinya berkaitan dengan pemilihan pemula.
“Pemilih pemula bukan hanya 17 tahun saja, melainkan ada juga umur 58 tahun yang kebanyakan mereka adalah pensiunan TNI, Polri dan sebagainya. Tentunya saja, dengan sosialisasi ini mendorong partisipasi kita semua, khususnya bagi pemilih pemula,” ungkap Razak.
Untuk meningkatkan partisipasi pemilih, kata Jurnalis senior ini, bahwa KPU Provinsi Sulut saat ini melakukan sosialisasi sangat masif.
“Ada 3 kategori pemilih pemula, yang pertama itu apatis : terdaftar sebagai pemilih, tapi tidak mau tahu dengan pemilihan apapun. Berikutnya, ada pasif. Dia hanya menggunakan hak pilih itu, tapi tidak mau menjadi anggota KPPS dan sebagainya. Sedangkan yang aktif, bukan hanya menjadi pemilih saja, tapi terlibat juga menjadi bagi dari penyelenggara, seperti KPPS dan sebagainya,” tuturnya.
Maka dari itu, peran semua yang hadir pada saat ini sekiranya sebagai penyambung lidah dari KPU Provinsi Sulut kepada masyarakat.
Sekretaris AJI Manado, Isa Jusuf, mengisi materinya dengan kelamaan digital.
“Perangkat adalan nyawa kedua kita, di mana perangkat penting kita ada di laptop, handphone dan sebagainya bisa disadap,” ungkap Jusuf sembari mempertontonkan film pendek, ketika handphone seseorang disadap melalui WiFi.
Menurut Jusuf, berhati-hati menggunakan Wifi yang tidak memiliki pasword, ketika masuk maka pembuat Password bisa menguasai isi dalam Handphone dadi Bapak – Ibu.
“Jika penyadap bisa masuk handphone kita, maka selesai pula nyawa kita. Bahkan kekerasan digital, bisa menyebabkan kekerasan fisik, itu sangat berbahaya,” jelasnya.
Untuk mengajak audiens agar bisa menjaga akunya, ia memberikan pengetahuan, berkaitan dengan Prinsip dasar digital, indentitas diri, pemeriksaan keamanan akun, manajemen indentitas, pemeriksaan keamanan ponsel dan manajemen aset.
Masuk pada sesi kedua, di mana Fransiskus Talokon tidak banyak memaparkan materinya, melainkan mengajak peserta untuk berdiskusi berkaitan dengan peran pers menjalang Pilkada serentak dilaksanakan.
Untuk Komisioner Bawaslu Provinsi Sulut, Zulkifli Densi menjelaskan, terkait dengan pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu, serta mengajak para peserta untuk ikut terlibat dalam pengawasan pada Pilkada serentak ini. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post