Manado,Barta1.com – Kanwil Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) Suluttenggomalut menggelar Asset Talk dan Goes to Campus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Kamis (14/11/2024).
Kegiatan yang mengangkat tema ‘peran pengelolaan kekayaan negara dan lelang dalam perekonomian daerah’ itu menghadirkan para narasumber yang berkualitas, seperti Direktur Lelang, Tavianto Nugroho, Kepala Kanwil DJKN Suluttenggomalut, Indriasari Sundoro dan Dosen FEB Unsrat Dr. Vecky A P Masinambow, SE., MS. Ketiganya, dimoderatori oleh Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi, Awalludin Ikhawan.
Pada kegiatan tersebut, Dirjen Kekayaan Negara, Rionald Silaban, sebagai Keynote Speaker (pembicara utama) melalui virtual, sekaligus dibarengi dengan Welcoming Speech (Pidato sambutan) oleh Rektor Unsrat Prof Dr. Ir Oktavian Berty Alexander Sompie, M.Eng., ASEAN Eng. Pada sambutannya, Rektor Sompie mengatakan. “Atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kita semua dapat hadir dalam acara hari ini, yaitu Asset Talk DJKN Goes To Campus. Dan pada kesempatan ini, saya mau mengapresiasi setinggi-tingginya kepada DJKN yang telah memilih Unsrat, sebagai tuan rumah dalam kegiatan pada hari ini.”
“Saya merasa bangga dan terhormat menjadi bagian dari upaya edukasi publik yang berfokus pada peran strategis pengelolaan kekayaan negara dan mekanisme lelang dalam mendukung perekonomian daerah,” ungkap Sompie sambil tersenyum kepada hadirin.
Menurutnya, pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan lelang bukan hanya tentang administrasi aset atau pemulihan nilai ekonomi, tapi juga bagaimana membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Dalam konteks perekonomian daerah hal ini semakin krusial, mengingat potensi dan tantangan yang ada di daerah seringkali dibutuhkan pendekatan pengelolaan kekayaan yang tepat dan berdaya guna,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, ia mengharapkan, seluruh peserta, khususnya para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam berkaitan dengan aspek – aspek penting dalam pengelolaan aset negara, serta proses dan manfaat dari kegiatan lelang ini.
Kemudian apa yang dibahas oleh ketiga narasumber.
Kepala Kanwil DJKN Suluttenggomalut, Indriasari Sundoro, mengatakan dalam kehidupan sehari – hari setiap orang akan berinteraksi maupun melintasi aset dari kekayaan negara.
“Untuk itu, salah satu tugas dari DJKN adalah, melakukan pengelolaan kekayaan negara yang efektif, efesien dan bertanggung jawab. Kami di DJKN memposisikan diri sebagai manager aset, khususnya bagi aset negara di seluruh Indonesia, kemudian kita dibagi-bagi berdasarkan wilayah kerjanya,” tuturnya.
Untuk Kanwil DJKN Suluttenggomalut memiliki 4 wilayah kerja, seperti Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Maluku Utara.
“Ketika kita bicara aset negara dalam definisi hukum, legal kami mengatakan barang milik negara itu, diperoleh atas beban APBN. Karena sekarang kita di Unsrat, secara sederhananya Unsrat ini adalah bagian satuan kerja, artinya belanja masih berasal dari APBN. Kursi-kursi yang Bapak-Ibu duduki itu bagian dari aset negara, yang di mana kami telah melakukan pengelolaan dan pencatatan sesuai dengan ketentuannya,” terangnya.
Lanjut Sundoro, jika ditanya apa barang lelang milik negara, yaitu semua yang dibeli dari APBN. “Di lingkungan Kementerian Keuangan kita diberi tusi (tugas dan fungsi), terkait dengan barang milik negara, maka ketentuan itu mengatur 3 porsi besar, seperti pengelolaan barang, penguna barang dan penguasa penguna barang. Secara gamblangnya begini, Menteri Keuangan itu adalah pengelola barang, jadi seluruh aset yang dibeli dari APBN seluruh pengelolaannya harus meminta izin kepada Kementerian Keuangan.”
“Kenapa begitu, karena Undang-Undang menunjuk Menteri Keuangan sebagai pengelola barang untuk semua barang yang dibeli menggunakan APBN. Kami di Kanwil ini bagian dari perpanjangan tangan kewenagan Kementerian Keuangan yang ada di lingkup regional,” jelasnya.
Berikutnya ada beberapa aset, seperti aset lancar, tetap, property, dan aset lainnya yang semuanya tampak. “Mudah-mudahan teman-teman di sini ada yang perna nengok neraca aset seperti apa. Tampaknya, komposisi terbesar di neraca masih didominasi oleh aset pemerintah,” ucapnya.
“DJKN juga mengelola suatu siklus dari aset. Siklus dalam kehidupan aset sama seperti manusia, aset juga punya siklus. Tentang bagaimana aset itu diadakan, kemudian bagaimana diregistrasikan, dilakukan pencatatan, pengoptimalisasian, dimanfaatkan, membangun kerja sama dengan pihak ketiga, sampai pada titik sudah usang dan dilakukan penghapusan,” imbuhnya.
Sedangkan Direktur Lelang, Tavianto Nugroho, menjelaskan berkaitan dengan barang dilelang.
“Penjualan barang dimuka umum dan dilakukan penawaran yang pas tujuannya untuk mendapatkan nilai tertinggi. Kemudian, pejabat lelang yang memimpin lelang itu harus tahu tentang prosesnya. Dia akan memiliki objek dan subjeknya,” ungkap Nugroho.
Ia menambahkan, bahwa selama ini ada Pejabat lelang kelas 2, yang tidak pernah naik kelas. “Kelas dua ini berkaitan dengan pihak swasta yang boleh melaksanakan lelang.”
“Berkaitan dengan orang yang terlibat lelang ini harus diketahui oleh para pejabat lelang yang ada di KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang),” tuturnya.
Nugroho mengajak mahasiswa FEB Unsrat untuk menjadi bagian dari pejabat lelang kelas dua. Di mana pejabat lelang itu, sudah tersebar di seluruh Indonesia. Pejabat lelang kelas dua itu sebanyak 388, sedangkan kelas satu itu sebanyak 299.
“Ini adalah kesempatan bagi adik-adik mahasiswa untuk bisa menjadi pejabat lelang. Jika ada yang ingin mendaftarkan diri, silahkan buka portal DJKN atau buka sekaligus portal lelang,” ucapnya.
Perlu diketahui bersama, ada beberapa jenis lelang di antaranya, sukarela. “Ini jenis lelang yang sudah bisa dilaksanakan oleh swasta, siapapun boleh. Nanti akan diberikan pelatihan khusus, agar bisa diangkat menjadi pejabat lelang. Semua barang prinsipnya selama masih diperdagangkan di Indonesia bisa dilelang, tapi ada syaratnya.”
“Hanya syaratnya yang sukarela adalah nilai lebih barangnya atau barang limitatif,” singkatnya.
Menurut Nugroho ada lelang yang paling terkenal yaitu eksekusi. “Lelang yang kalau beli harus dikosongkan. Kadang-kadang ribut, di mana ada kepolisian dan Satpol-PP. Biasanya karena orang hutang di Bank, kemudian tidak bisa menyelesaikan hutangnya atau jatuh tempo lalu dieksekusi sesuai Undang-Undang. Dan itu, dijual secara lelang melalui kantor kami.”
“Ini paling banyak omsetnya mencapai 44 triliun dan kita mendapatkan penerimaan negara, baik itu melalui pajak sekaligus penerimaan negara daerah,” ucapnya sembari menyebut barang yang bisa dilelang, yaitu barang bergerak, barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.
Apa yang dibahas Sundoro dan Nugroho, kemudian ditanggapi oleh Vecky A P Masanimbow, selaku Dosen FEB Unsrat. Pada kesempatan yang sama, ia mengatakan kepada mahasiswannya, sebagai mahasiswa FEB Unsrat apa manfaatnya lelang ini.
“Saya mendapatkan kesan dari lelang ini dalam rangka mengoptimalisasi pendapatan negara. Kenapa, karena yang akan dilelang itu milik negara atau rakyat sehingga harus memperoleh hasil maksimal, jadi itu yang paling penting,” kata Masanimbow.
Dia menyebut ketika setiap orang menaati regulasinya, transparansi, akuntabilitas, termasuk juga keadilan. “Akan tetapi dari semua itu, yang paling terpenting bagi kita adalah, lelang ini punya peluang, dan punya prospek yang baik bagi mayarakat.”
“Berkaitan dengan kondisi barang yang dilelang itu saya lihat sangat jelas, misalnya mobil sudah diberikan keterangannya, baik itu kelemahan maupun kemampuannya. Apalagi berkaitan dengan spek dan harganya. Setiap barang yang dilelang juga jelas kepemilikannya secara aturan,” ucapnya.
Untuk itu, tambah Masanimbow, berkaitan dengan apa yang dilelang ini jangan pernah ragu untuk membelinya, karena semuanya jelas.
Kegiatan yang menghadirkan ratusan mahasiswa FEB Unsrat itu ditutup dengan simulasi lelang, yang disambut antusias oleh mahasiswa, dosen, para tamu dan pihak pelaksana dari DJKN. Hal itu disambut baik oleh Dekan FEB Unsrat, Dr Victor P.K Lengkong, SE., MSi, CWM., QRMP, yang ikut hadir pada kegiatan tersebut. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post