Manado, Barta1.com – massa aksi AMARA (Aliansi Masyarakat Adat, Sipil dan Mahasiswa) Sulut telah mendatangi Gedung DPRD Provinsi Sulut, Jumat (11/10/2024).
Kedatangan AMARA Sulut guna membawah sejumlah aspirasi, salah satunya berkaitan dengan minuman lokal Cap Tikus.
Johanes Gerungan, salah satu juru bicara dari AMARA Sulut mengatakan berkaitan dengan legalitas produk Cap Tikus yang ada di Minasa Selatan, tepatnya di Desa Malola di tahun 2022. Sampai saat ini, masih dilakukan pengawalan.
“Dan ternyata beberapa bulan yang lalu, masih terjadi diskriminasi terhadap petani Cap Tikus. Jadi, kami mau menyampaikan bahwa Cap Tikus ini merupakan produk dari masyarakat Sulut. Mohon ini diperhatikan,” ungkap Johanes Gerungan kepada anggota DPRD Provinsi Sulut, Pricylia Elviera Rondo dan Feramitha Mokodompit di Ruang Serbaguna DPRD Sulut.
Produk lokal ini dibangga – banggakan di luar, kata Johanes, dan di jual sampai di tempat – tempat Internasional. Dan memperkenalkan bahwa kita punya satu produk lokal, yakni Cap Tikus, namun di tanah sendiri tidak diakui sebagaimana mestinya.
“Sekali lagi, sampai saat masih banyak petani Cap Tikus mendapatkan diskriminasi Sampai saat ini. Padahal tidak ada penelitian yang mempunyai bukti, bahwa Cap Tikus sumber dari setiap masalah,” tuturnya.
Banyak kejadian ketika seseorang membunuh, dinilai karena Cap Tikus. Padahal orang sadar saja boleh membunuh. Jadi ada kes – kes kasus, yang selalu menyudutkan minuman lokal Cap Tikus. “Selalu menyebutkan bahwa Cap Tikus adalah sumber dari setiap masalah.”
“Tahun 2022 sempat ada pembahasan Perda (Peraturan Daerah) berkaitan legalisasi minuman lokal Cap Tikus. Kami mendesak agar Perda ini, segera diselesaikan. Supaya kasus-kasus di daerah bisa terselesaikan,” pintanya.
Setelah mendengar aspirasi dari masyarakat, Pricylia Elviera Rondo perwakilan Fraksi PDI Perjuangan menanggapinya dengan mengatakan bahwa setiap aspirasi yang telah disampaikan sudah ditampung.
“Apalagi dari Dapil (Daerah Pemilihan) saya, berkaitan dengan Petani Cap Tikus. Jadi saya sendiri juga tergabung dalam kelompok petani dan nelayan. Jadi tahu apa yang dirasakan oleh masyarakat, jadi apa yang menjadi aspirasi akan segera ditindaklanjuti. Dengan menyerahkan kepada pimpinan, untuk dibahas ketingkat selanjutnya,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post