Manado, Barta1.com – Politeknik Negeri Manado kembali melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Tujuannya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) hingga penggunaan fasilitas yang ada. Kali ini, dengan PT PLN Nusantara Power Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Minahasa (UPDK Minahasa).
Keduanya telah menyepakati kerjasama optimalisasi energi terbarukan pada daerah-daerah terpencil di kepulauan Sulawesi Utara dan pengembangan Grid System Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Bertempat di Gedung Politeknik Negeri Manado kerja sama itu dilakukan, Selasa (7/2/2023). Dengan perjanjian hitam di atas putih. Pada kerjasama itu, ada 5 bidang yang difokuskan, yaitu optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah beroperasi secara hybrid di Pulau Tahuna pada sistem Sangihe, kolaborasi capstone project untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik dengan menggunakan potensi energi terbarukan di pulau Siladen, Sulawesi Utara.
Ketiga, uprating pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Tonsea lama dan Tanggari melalui rehabilitasi pola aliran Sungai Tondano, pelebaran waduk untuk peningkatan asupan bendungan, dan retro fitting rak mesin pembersih.
Keempat, pemanfaatan debit air outflow PLTA (sisi tailrace) untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), dan re-dieselisasi dengan menggunakan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil CPO) atau minyak nabati (Pure Palm Oil PPO) sebagai bahan baku kearifan lokal Sulawesi Utara.
Kerjasama itu merupakan tindaklanjut dari nota kesepakatan yang telah ditandatangani oleh Direktur Politeknik Negeri Manado bersama Manager PLN UPDK Minahasa mengenai peningkatan keterampilan energi terbarukan Renewable Energy Skills Development (RESD) pada tahun 2022 kemarin.
Manajer PT PLN Nusantara Power UPDK Minahasa, Andreas Arthur menyampaikan, rencana kerjasama antara PT PLN Nusantara Power UPDK Minahasa dan Politeknik Negeri Manado untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060 yang diselaraskan dengan peningkatan kemampuan sumber daya yang mumpuni dalam mengembangkan dan mengelola pembangkit energi baru terbarukan.
“Pengembangan dan optimalisasi pembangkit energi terbarukan ini juga merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global guna mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi, sehingga meningkatkan kapasitas ketahanan energi nasional sesuai dengan prinsip environmental and social governance (ESG),” tuturnya.
Pembahasan antara kedua belah pihak juga dihadiri oleh Oudy Rumbayan selaku Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan 2 PT PLN Nusantara Power UPDK Minahasa, Hugo Sager sebagai perwakilan konsorsium Swiss pada proyek RESD, Dr Tinneke Saroinsong SST MEng selaku Wakil Direktur 1 Bidang Akademik Politeknik Negeri Manado, dan Dra Ivone Mandang MSi sebagai dosen Politeknik Negeri Manado.
Langkah konkret yang akan diambil untuk menindaklanjuti kerja sama antara Politeknik Negeri Manado dan PT PLN Nusantara Power UPDK Minahasa antara lain pengambilan data-data teknis terkait beban pelanggan, pola operasi pembangkit existing, potensi pembangkit energi terbarukan di daerah terpencil, potensi pengembangan sistem hybrid, serta peluang studi ekskursi pada sistem kelistrikan baik domestik maupun mancanegara.
Mewakili konsorsium pelaksana proyek RESD yang didukung oleh Pemerintah Swiss, Hugo Sager mengatakan, energi terbarukan merupakan bidang studi baru dan telah diluncurkan oleh Politeknik Negeri Manado pada akhir tahun 2021 kemarin. Dengan dukungan Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs SECO. Program Diploma 4 Spesialisasi 1 Tahun (Semester 7 dan 8) Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid kini dibuka setiap tahun di Politeknik Negeri Manado untuk publik dan peminat bidang energi terbarukan yang sudah melewati Diploma 3 bidang teknik, baik itu teknik mesin, sipil, dan elektro.
Dengan dukungan hibah peralatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan penguatan kapasitas dosen. “Kami berharap Politeknik Negeri Manado dapat berkontribusi untuk meningkatkan SDM yang berkompeten di bidang PLTS dan PLTA di Provinsi Sulawesi Utara dan sekitarnya. Proyek RESD juga mendukung empat politeknik lainnya di Indonesia, yaitu Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, Politeknik Negeri Bali, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang,” pungkasnya.
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post