Sangihe, Barta1.com – Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe dr. Rinny Tamuntuan melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke pulau terluar yang merupakan tapal batas Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kepulauan Sangihe dengan Filipina, selama dua hari, 20 – 21 September 2022.
Hal yang dilakuknnya serius di ketika tiba di Marore yang merupakan batas negara Indonesia dan Filipina ialah memantau fasilitas Pos Lintas Batas Negara karena dianggap penting untuk wilayah perbatasan.
“Tentunya untuk pembangunan pos lintas batas, ada hal yang harus disiapkan oleh pemerintah kecamatan Marore yaitu ketersediaan lahan minimal satu hektar,” kata Tamuntuan.
Lanjut dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Sangihe bersama Badan Perbatasan Provinsi akan bersama sama berjuang untuk kemajuan wilayah Kecamatan Marore. “Yakin dan percaya ketika lahan sudah tersedia maka pembangunan Pos Lintas Batas Negara akan ditindaklanjuti.
Selain akan memantapkan Pos Lintas Batas Negara, dr. Rinny Tamuntuan juga memantau fasilitas kesehatan masyarakat di Kampung Matutuang, Kecamatan Marore sekaligus bertatap muka dengan masyarakat kampung di dedatnya yaitu Kampung Kawio.

Foto: Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe tiba di Pelabuhan Marore, perbatasan Indonesia dan Filipina. (Dok. Istimewa)
Setelah dilakukan pemantauan. dr. Rinny menemukan fasilitas dan sumber daya manusia penopang kesehatan masyarakat masih sangatlah memprihatinkan. Dalam pengamanannya keadaan bangunan pustu dan ketersediaan tenaga kesehatan serta pelayanan seperti Puskesmas Keliling (Pusling) Air untuk merujuk masyarakat ke Puskesmas Marore sangat diperlukan dan akan menjadi prioritas.
“Jadi ada hal prioritas yang menjadi kebutuhan dasar di wilayah pulau yakni penanganan kesehatan, karena hal ini sangat penting untuk masyarakat pulau yang notabene jauh dari RSD Liun Kendage Tahuna,” kata Tamuntuan.
“Memang di Pustu baik Matutuang dan Kawio itu dikeluhkan tidak ada SDM seperti tenaga bidan sehingga jika ada tindakan-tindakan kebidanan itu harus dirujuk ke Marore,” jelas wanita yang berprofesi sebagai dokter ini.
Diapun meminta masing-masing Kepala Kampung agar memasukan proposal, karena di tahun 2023 mendatang ada anggaran untuk Pustu di seluruh Sangihe termasuk yang ada di pulau terluar.
“Jadi ada anggaran di tahun 2023 mendatang untuk rehab total Pustu dan juga untuk kebutuhan SDM baik itu perawat maupun bidan,” kata dia.
Foto: Pemantauan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kepulauan Marore. (Dok. Istimewa)
Pada kunjungan kerja tersebut dr. Rinny membawa bantuan beras rawan pangan sebanyak 13 ton untuk masyarakat yang ada di 5 kampung di Kecamatan Nusa Tabukan dan 3 kampung di Kecamatan Marore dan 2 kampung di Kecamatan Kendahe.
Selain bantuan bahan pokok, ada juga makanan tambahan untuk balita sebanyak 21 paket serta bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BBM) bagi keluarga penerima manfaat yang telah terdata.

Foto: dr. Rinny Tamuntuan menyerahkan Bantual Langsung Tunai serta Beras kepada masyarakat di Kecamatan Kepulauan Marore. (Dok. Istimewa)
“Saya sangat bersyukur bisa bertatap muka langsung dengan masyarakat yang ada di Kepulauan, dengan membawa langsung bantun untuk mereka. Semoga bantuan ini dapat digunakan masyarakat dengan baik, apalagi masyarakat di pulau terluar,” pungkasnya. (Adv)


Discussion about this post