Sangihe, Barta1.com – Dermaga Apung yang berlokasi di Pelabuhan Tua Tahuna yang dibangun di penghujung tahun 2015 dengan anggaran kurang lebih 7 miliar itu hanyut dihantam ombak pada Kamis (7/4/2022) dini hari.
Awal tahun 2016 sejumlah kalangan termasuk Ketua Komisi B DPRD Sangihe pada waktu itu, Ferdy Sinedu pernah mempertanyakan pembangunannya berselang setelah Dermaga Mini di tahun sebelumnya yang juga menelan biaya miliaran rupiah.
”Kami melihat proyek Jeti Apung dan Dermaga Mini tumpang tindih, sebab manfaat dermaga mini yang setahun ini tak jelas, tiba-tiba disusul dengan proyek Dermaga Apung di lokasi yang sama,” Kata Sinedu, dikutip dari halaman suarasulutnews.co.id, Jumat (8/4/2022).
Sejauh ini Dermaga Apung tersebut menjadi tempat khusus penyuka wisata bawah laut untuk melihat situs sejarah Kapal Tenggelam Perang Dunia II di bawahnya. Selain itu, tempat itu juga kerap kali menjadi tempat andalan bagi mereka yang mempunyai hobi memancing.
Berdasarkan keterangan warga setempat rangka besi dermaga tersebut yang sebelumnya terombang ambing di pesisir boulevard Kelurahan Tidore telah dievakuasi oleh salah satu dinas pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe. “ Iya tadi sudah ada yang datang kalau tidak salah dari Dinas Perikanan dan Kelautan,” Kata warga setempat.
Badan Meteorologi dan Klimatalogi (BMKG) memberikan peringatan yang berlaku mulai Jumat, 08 April 2022 19:00 sampai Sabtu, 09 April 2022 07:00 yaitu waspada tinggi gelombang kategori sedang (1,25 – 2,50 m) berpeluang terjadi di Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung-Likupang, Perairan Utara dan Selatan Sulawesi Utara, dan Laut Maluku. Waspada tinggi gelombang kategori tinggi (2,50 – 4,0 m) berpeluang terjadi di Perairan Kep. Sangihe dan Talaud.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post