Manado, Barta1.com — Vivian Indah Pertiwi Kasea kelahiran Ondong, 26 Agustus 2000, adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Rusdianto Kasea dan Meyske Sandala. Bermula hobi hunting membuat Vivin terjun ke dunia modeling tahun 2021.
“Sebelum terjun ke dunia modeling, saya mengikuti lomba fashion show di HUT GMIST Sion Karalung pada umur 14 tahun, dan pada umur 17 tahun kembali mengikuti lomba fashion show di SMA Negeri 1 Sitim,” ungkapnya ketika diwawancarai Barta1.com, Senin, (21/03/2022).
“Dari lomba yang diikuti, saya bermimpi untuk terjun ke dunia modeling. Dan berjalannya waktu pada 2021 kemarin saya akhirnya mengikuti Elite Model Sitaro dan terpilih. Kemudian, saya dipilih menjadi pengurus inti menjadi bendahara Elite Model Sitaro hingga saat ini,” tuturnya.
Vivian juga mengikuti Indonesian Top Model 2021 dan mendapatkan gelar Fashion Ambassador Agensi JNA Entertainment di Manado.
“Tahun ini saya kembali mengikuti modeling dari Elite Model Indonesia Sulut iven pemilihan Mr and Mrs Valentine Elite Model Sulut 2022 by owner Steven Ayorbaba agensi Elite Model Indonesia, agensi model terkenal di provinsi, nasional hingga Asia,” jelas dia.
“Dari semua usaha yang dilakukan, saya mendapat gelar Miss Runner Up 4 Valentine Elite Model Sulut perwakilan Sitaro dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya,” ujarnya.
Ia pun berbangga membawa nama baik Sitaro hingga ke dunia modeling.
“Mari mengawal dan mendukung muda-mudi Sitaro yang berprestasi di dunia Modeling. Dan, nantinya akan mengangkat ikon Sitaro di mana ke depannya menjadi endorsment atau mampu mempromosikan pariwisata, kuliner dan budaya daerah. Tugas anak daerah lah memperkenalkan daerahnya dengan prestasinya seperti modeling,” cetus mahasiswa semester 7 Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Unsrat Manado ini.
Vivian meminta Dinas Pariwisata Sitaro membangun kerjasama untuk menerbitkan asosiasi di bidang Modeling sebagai suatu konsep seni moderen.
“Selain ingin menjadi modeling, saya ingin menjadi pengusaha dengan membuka pangkalan minyak tanah di Sitaro. Karena di kampung saya masih kekurangan bahan bakar minyak tanah,” tutupnya.
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post