Bolmong, Barta1.com — Hingga November 2021 program vaksinasi di Tanah Totabuan, Bolaang Mongondouw, terus digiatkan berbagai pihak. Tujuannya agar bisa mencapai herd immunity di tengah masyarakat.
Berdasarkan data yang dirilis pemerintah provinsi per 24 November 2021, lima daerah di Tanah Totabuan; Kabupaten Bolaang Mongondouw (Bolmong), Kota Kotamobagu, Bolmong Timur, Bolmong Utara dan Bolmong Selatan sudah berada di zona hijau. Tak ada kasus positif Covid-19 di daerah-daerah tersebut.
Namun kondisi itu tak membuat berbagai pihak takabur dengan pandemi. Justru vaksinasi terus digenjot. Salah satunya pada Sabtu (20/11/2021) program penyuntikan vaksin dilakukan Badan Intelejen Negara atau BIN di Desa Modayag Bolmong Timur. Kepala BIN Daerah Sulut, Laksma TNI Adriansyah menyatakan, ini adalah bentuk kepedulian lembaganya terhadap percepatan vaksinasi.
“Sejauh ini kami targetkan total 500 dosis vaksin untuk Modayag dan ini adalah bagian dari program satu juta vaksin yang dilakukan BIN secara serentak di 34 provinsi se-Indonesia,” ujar Adriansyah.
Menariknya dalam vaksinasi yang menyasar masyarakat umum termasuk pelajar tersebut, tim taktis medical intelligence bergerak door to door, tidak berkumpul di satu titik. Mereka melaksanakannya dengan prosedur kesehatan ketat, sambil bersinergi dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, TNI dan Polri.
Sementara di daerah induk Kabupaten Bolmong, Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan vaksinasi telah menyasar 115.597 dari 194.833 data sasaran. Masifnya program itu dilakukan menghasilkan situasi terkini di Bolmong telah turun ke level 2.
“Capaian vaksinasi dosis pertama di Bolmong saat ini sudah hampir menyentuh di angka 50 persen atau 49.20 persen, sedangkan dosis kedua di angka 17.49 persen,” jelas Sekretaris Dinkes Bolmonf Yusuf Datu, baru-baru, seraya menyebut ketersediaan vaksin di 17 Puskesma sudah mencukupi.
Sama halnya Bupati Bolmong Yasti Supredjo juga meminta jajarannya aktif mensosialisasikan fungsi vaksin Covid-19 ke masyarakat. Kata dia ini supaya warganya bisa terlindung dari ancaman virus dan penularannya. (*)
Penulis: Ferdinand L. Putong
Discussion about this post