Manado, Barta1.com – Sebuah pentas musik gereja spektakuler ditampilkan mahasiswa semester V dan VII Program Studi (Prodi) Pendidikan Musik Gereja Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, di Ruang Teater SMK Negeri 1 Manado, Jumat (20/12/2019).
Sekitar dua jam para musisi muda ini menghipnotis penonton dengan suguhan musik yang khas lewat aransemen dan komposisi lewat karya terbaik mereka. Adalah David Damar, Fernita Hontong, dan Billy Muskitta, yang sebelumnya diawali penyajian kelas komposisi oleh Ebenhaezer Katihokang, Hezkiel Manutty, Fian, Alexandro, Gilbert, Retza, Prisilia dan Viktor.
Menarik penampilan Billy Muskitta. Mahasiswa yang awal bermusik ‘ditemukan’ Steven Chan Damal, yang kini sudah almarhum, melalui latihan-latihan vokal grup. Pria berambut ikal yang sore itu berpenampilan serba hitam mengatakan karya yang dibawakan berjudul medali didedikasikan untuk sang maestro: Steven Chan Damal.
“Karya yang saya tampilkan berjudul medali. Itu lebih menceritakan awal mula ketika Steven Chan Damal menemukan saya yang dulunya hanya main band. Lalu Kak Chan mengajak saya ikut latihan vokal grup. Di situ saya mulai dibentuk dan hafal betul komposisi dan cara bermusik Kak Chan,” ujar Billy.
Satu ketika, lanjut dia, Kak Chan mengatakan apakah hanya mau main band saja tidak mau belajar lebih jauh soal musik. “Kuliah. Ya kuliah saja. Jangan pikir uang itu dari mana. Saya memang tidak punya uang untuk kuliah. Dan tiba-tiba Kak Chan memberikan uang untuk membayar uang masuk kuliah. Jadi ‘medali’ saya dedikasikan buat maestro Steven Chan Damal yang banyak memotivasi saya,” tuturnya.
Namun semua cita-cita dan belajar tentang musik di kampus tak berjalan mulus. Dua semester berada di bangku kuliah STAKEN yang kini berubah menjadi IAKN, Steven Chan Damal meninggal. “Kala itu saya masih semester dua. Saya berpikir kuliah akan terhenti. Nyatanya Tuhan sungguh baik. Melalui istrinya, Kak Ella, terus mensupport saya untuk kuliah yang sebentar lagi akan selesai. Sekali lagi terima kasih untuk almarhum Steven Chan Damal dan Kak Ella,” ujar Billy penuh haru.
Karya dan Ujian Akhir Semester
Tak hanya Billy, penampilan Fernita Hontong juga penuh haru biru. Tema pementasan: Me and My Story memang menceritakan kisah dan perjalanan hidup para musisi tersebut. Fernita, wanita asal Sangihe ini menampilkan musiknya berjudul God Is The Candle In My Life. Begitu juga David Damar dengan Paradoks-nya.
Wakil Dekan FIPK, Novita Sianturi mengawali pementasan mengatakan suatu saat akan lahir musisi-musisi terbaik dari Kampus IAKN Manado yang tak hanya bersaing di tingkat nasional tapi juga internasional. “Kerinduan kita semua akan muncul karya-karya musik terbaik hingga pentas dunia. Teruslah berlatih dan berkarya, tetap andalkan Tuhan,” katanya.
Diakhir pementasan Dekan FIPK, Deflita Lumi SPAK MPd mengaku bangga dengan penampilan para mahasiswa. “Ibarat dokter, penampilan mereka seperti obat yang menyembuhkan ‘sakit’ dan kekelahan saya hari ini. Salut dengan penampilan mereka,” ucap mantan guru SMK Negeri 1 Manado ini.
Dia menambahkan, sejak adanya Prodi Pendidikan Musik Gereja di IAKN Manado semakin menunjukkan eksistensi kampus dengan visi dan misinya. “Jadi karya mereka tadi merupakan ujian akhir semester dan itu wajib dilakukan semua mahasiswa. Mahasiswa itu harus dibuktikan dengan karya. Apalagi para dosen yang mengajar di sini mayoritas lulusan Yogya sehingga atmosfir kompetisi dan menghasilkan karya terus dimunculkan. Dan paling penting dari pementasan ini juga untuk memperkenalkan Kampus IAKN kepada masyarakat luas. Ketika lihat mahasiswa tampil dengan karya mereka pasti ada yang tertarik ingin kuliah di IAKN Manado,” pungkas Lumi didampingi Stefanny M Pandeleke MPd.
Peliput: Agustinus Hari
Discussion about this post