Manado, Barta1.com – Sampah plastik tak henti-hentinya menjadi pembahasan dunia, baik negara maju maupun berkembang. Indonesia sesuai data Ocean Convervancy sebuah organisasi nirbala bidang Konservasi laut dari AS masuk peringkat ke 2 dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Cina.
Melihat masalah tersebut, berbagai inovasi dan kreatifitas dilakukan orang-orang yang perduli terhadap lingkungan, dan menjadikan sampah itu sebagai usaha. Contohnya Indonesia itu sendiri terdapat beberapa bank sampah.
Bank sampah sebagai wadah yang menampung sampah plastik yang bisa dijadikan bahan rumah dan bisa diekspor keluar negeri dan limbah rumah tangga dibuat komposing untuk bibit tumbuhan.
Sulut tak kalah menarik dengan kehadiran Kami Minyak Rakyat (KAMIRA) ENERGY yang dirintis Daniel Wurangian, Eko Suprianto, Marlon Kamagi dan Ariel Stevan.
Keempatnya ditemui di Lantai 3 Hotel Gran Puri Manado, yang merupakan Kantor KAMIRA ENERGY. “Pertemuan kami berawal dari sebuah passion dan visi yang sama dalam menjaga lingkungan dari hulu hingga ke hilir. Dan kami bertiga memutuskan untuk membentuk sebuah perusahaan startup dalam pengolahan sampah menjadi energy baik itu organik maupun non organik,” ungkap startup Kamira Energy, Daniel Wurangian.
“Perusahaan Startup Kamira Engergy ini, baru pertama kali didirikan di Sulut, khususnya Kota Manado dengan 4 orang, tiganya sebagai pendiri dan satunya lagi bagian teknologi, dengan tugas menjalankan Aplikasi yang ada,” jelas Daniel.
Marlon Kamagi menambahkan permasalahan sampah, jangan hanya berbicara hilir saja, sekedar kegiatan angkat sampah di pantai dan buang ke TPA. Tetapi yang menjadi titip pemecahan masalah bagimana kita menyelesaikan permasalahan sampah secara tuntas dari hulu.
Hulu menjadi sumber utama sampah, dan bagaimana cara penyelesaianya? Ya perlu adanya edukasi kemasyarakat, dan kemudian sampahnya dibawah kemana, marlon menjawab lagi ke bank sampah atau ke Kamira Energy untuk diolah lagi.
Dengan kehadiran KAMIRA Energy ini, itu menjawab setiap tantangan yang ada didaerah, dimana bisa mendaur setiap sampah plastik menjadi bahan bakar.
Menariknya, ada solar, bensin dan minyak tanah, terkadang kita krisis energi untuk kebutuhan rumah tangga, kita harus pakai gas 3 kilo, dan lama kelamaan pasti akan hilang, dan cara mengatasinya dengan berbagai alat teknologi baru ini, terkait plastik yang bisa dijadikan bahan bakar dan sebagainya, tutur Marlon.
Eko Suprianto mengungkapkan ini merupakan tantangan buat kami, dalam hal mengelolah sampah plastik maupun limbah, ada 50% sampah yang belum bisa di olah sampai saat ini. “Dan Kami hadir untuk menjawab semua itu,” katanya.
Terkait Teknolgi dan Aplikasi yang akan digunakan?
“Kami mengunakan mesin pirolisis yang digunakan dibeberapa daerah, dan hasil pengolahan dari sampah tersebut dijamin baik, kami mengharapkan semua daerah yang ada di desa-desa yang ada di Sulut bisa mengunakan mesin yang akan kami sedikan, dalam mengurangi masuknya sampah ke TPA,” ujar Daniel.
Mohon doanya bulan Oktober 2019. “Kami akan launching perusahaan startup Kamira Energy dan memperlihatkan mesin pengelolahan kami, Aplikasi dan hasil yang sudah didaur,” ujarnya.
Daniel menambahkan Kamira juga memiliki aplikasi bagi setiap rumah tangga atau kepala lingkungan. “Aplikasi yang kami gunakan ini seperti Gojek, ketika sampah masyarakat sudah siap untuk ambil, tinggal menghubungi kami lewat aplikasi, maka kami akan menjemput setiap sampah di rumah-rumah warga tersebut, dan sampah tersebut akan ditukar dengan Minya kelapa, minyak tanah atau sembako lainya tergantung kebutuhan masyarakat setempat,” ujar Eko.
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post