Manado, Barta1.com — Banyak yang tak menyangka, pembekalan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Manado (UNIMA), Senin (28/1/2019) lalu berujung pembagian beberapa benda yang disinyalir sebagai bagian dari materi kampanye salah satu calon legislatif Partai Nasdem ke DPR-RI.
Tak selang berapa lama, bahan kampanye berupa jam dinding dengan foto Felly Runtuwene dan pulpen bertuliskan FER dengan gambar Partai Nasdem beredar luas di media sosial.
“Dari pagi memang pembekalan berjalan sebagaimana mestinya sampai jam makan siang. Nanti sesudah itu ketika yang bersangkutan membawakan materi kewirausahaan, di bagian bawah ada beberapa orang membagikan bahan kampanye berupa pulpen yang mempunyai gambar caleg. Dan ada yang memberikan hadiah berupa jam dinding yang ada foto, nomor urut dan nama caleg tersebut,” ungkap salah satu mahasiswa yang tak ingin namanya disebutkan.
Sama halnya disampaikan Maher Kambey, mahasiswa peserta pembekalan KKN. Menurut Kambey, dirinya tidak mendengar adanya ajakan memilih salah satu pasangan calon pada waktu itu. Namun demikian dia membenarkan soal pembagian pulpen dan jam dinding.
“Pemateri menyampaikan materi kewirausahaan, dan memang tidak ada ajakan memilih salah satu pasangan calon. Iya! Benar ada yang membagikan pulpen dan jam dinding bergambar salah satu caleg, nomor urut dan partai,” kata Kambey.
Anggota Bawaslu Sulut, Kenly Poluan mengatakan, Bawaslu akan menyelidiki kasus yang mencuat tersebut.
“Secara kasat mata sudah terlihat di foto yang beredar. Bawaslu akan mengundang yang bersangkutan (baca: Felly Runtuwene) untuk dimintai klarifikasi. Dari klarifiasi ini Bawaslu akan menggali ada pelanggaran atau tidak soal kampanye,” ujar Poluan.
Tak hanya Bawaslu yang dituntut tegas dalam menangani persoalan tersebut. Namun demikian peran lembaga kemahasiswanpun dipertanyakan dalam menyikapi hal demikian.
Menyikapi itu Reflindo Loho, Ketua BEM Unima, ketika dimintai keterangan mengatakan bahwa dia sementara melakukan koordinasi dengan pimpinan organisasi se-Unima membicarakan kejadian itu.
“Saya koordinasi dulu dengan kawan-kawan pimpinan organisasi se-Unima. Nanti kita kabari,” singkat kata Loho.
Sebelumnya, informasi mengenai pembagian bahan kampanye pada waktu pembekalan KKN itu, pertama kalinya diberitakan oleh Pers Mahasiswa (Persma) SPS FBS Unima, lewat akun violetspsfbs.blogspot.com, dengan judul “Pembekalan KKN Unima Diduga Sarat Kepentingan Politik”.
Lantas apa motif di balik dugaan tersebut? Felly sendiri lewat timnya telah menyampaikan jawaban atas peristiwa yang merundung dirinya tersebut.
Klarifikasi Felly Runtuwene
Makin ramai pemberitaan dugaan kampanye Caleg Nasdem ke DPR RI, Felly Runtuwene, dia pun memberikan klarifikasi. Disebutkan, kedatangannya ke Kampus Unima Tondano atas undangan tertanggal 21 Januari dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unima untuk memberikan materi dengan topik “Membangun Jiwa Kewirausahaan” kepada mahasiswa pembekalan KKN Unima tahun 2019.
“Karena kapasitas saya memiliki basic pengusaha sukses sebelum terjun ke dunia politik. Sehingga diharapkan dapat memberikan rangsangan untuk berwirausahaan kepada mahasiswa Unima yang sedikit lagi akan menyelesaikan pendidikan S-1 nya. Saya hampir dua jam (pukul 14.30 WITA hingga pukul 16.30 WITA) dengan 29 slide power point menjelaskan tentang wirausaha itu seperti apa. Kiat-kiat dan strategi dalam wirausaha hingga menceritakan pengalaman hidupnya dalam meniti karir sebagai pengusaha. Dan tidak pernah sekalipun membahas tentang partai politik apapun ataupun membahas tentang pilcaleg/pemilu,” ujar Felly yang merupakan Komando Pemenangan Wilayah Partai Nasdem Sulut.
Nah, dua orang mahasiswa yang mampu menjawab tantangan dan memberikan argumen yang tepat tentang kewirausahaan, diberikan tambahan modal usaha oleh Felly yang diserahkan Ketua Panitia pembekalan (dalam amplop putih polos tanpa nama ataupun logo)
Terkait pulpen bertuliskan FER dan Partai Nasdem yang beredar saat penyampaian materi merupakan miskomunikasi dari tim properti Felly yang menganggap setiap pertemuan, pulpen diturunkan dilokasi acara, ketika diturunkan pula langsung dibagi oleh sesama peserta pembekalan kepada teman-temannya tanpa ada koordinasi. Pulpen tersebut sebenarnya dikhususkan kepada relawan pemenangan FER.
“Begtu pula 17 dus souvenir yang diberikan moderator kepada 17 orang penanya sebagai wujud apresiasi kepada 15 orang peserta tersebut. 17 dus souvenir yang sudah terlanjur dibagikan ternyata berisi jam dinding yang sudah bersticker FER karena kelalaian/misscom tim properti FER yang salah menurunkan souvenir padahal telah disiapkan souvenir jam dinding polos tanpa tambahan sticker,” beber Felly.
Anggota DPRD Sulut ini juga menyampaikan video yang menampilkan uang dalam isi pulpen tersebut sama sekali tidak benar atau hoax.
“Pelaku dan penyebar video tersebut akan kami proses kepada pihak yang berwajib,” katanya.
Dia menambahkan, tidak ada niat untuk berkampanye di dalam kampus. Jika niat itu ada tidak mungkin hanya membagikan 17 jam dinding bersticker dari hampir dua ribuan peserta yang ada ataupun bisa saja berorasi ketika sedang membawakan materi namun hal itu tidak dilakukan.
“Kami memohon maaf kepada panitia pembekalan dan civitas Unima atas ketidaknyamananan ini. Semoga dengan adanya klarifikasi ini dapat memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Torang samua basudara, baku bae dan baku sayang,” ujar Felly. (**)
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post