Manado, Barta1.com — Bagi masyarakat korban tambang, Jull Takaliuang dipandang sebagai pahlawan. Ini sebabnya, dari Desa Tiberias, Kabupaten Bolaang Mongondow hingga pulau Bangka, Kabupaten Minahasa Utara, orang-orang menaruh respek kepada tokoh perempuan Sulut ini.
Andaikata ia lalai selangkah, Pulau Sangihe telah dilalap tambang pasir besi pada puluhan tahun silam. Tapi Jull Takaliuang bukan aktivis lingkungan yang mudah dikeco. Kepiawaian dan kegigihannya melawan rongrongan korporasi besar yang semena-mena mengeksploitasi lingkungan, membuat perusahaan tambang pasir besi asing mengurungkan niatnya di Sangihe.
Sejak tahun 2004 ia telah intens melakukan advokasi lingkungan bersama Yayasan Suara Nurani di program perempuan. Kemudian mengadvokasi kasus Buyat.
Setelah advokasi di Buyat, ia terlibat advokasi warga di sekitar tambang Maeres Soputan Mining (MSM). Selain itu, ia menangani kasus ilegal logging di Desa Lihunu, pulau Bangka. Waktu itu, warga kekurangan air, tiba-tiba ada yang melakukan ilegal logging, sekitar tahun 2005-2006.
“Dari kasus-kasus tadi, saya melihat luar biasanya berperang melawan korporasi. Karena, mereka menggunakan seluruh kekuatan untuk menyerang balik perjuangan kami,” kata Jull kepada Barta1.com baru-baru ini.
Jull Takaliuang adalah salah satu dari deretan perempuan cerdas Sulawesi Utara. Sosok perempuan sederhana dan bersahaja ini, termasuk aktivis yang tak mengenal takut. Tak sedikit terror, ancaman pembunuhan dan pelecehan yang dialaminya.
Ia tetap kokoh, tak goyah memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan. Ia bekerja keras memberdayakan dan mendidik masyarakat yang terabaikan di Sulawesi Utara.
“Saya pernah dicekik oleh anggota paramiliter saat kasus Buyat di tahun 2007. Kemudian, di kasus MSM, saya jadi tahanan rumah. Pernah diserempet hingga nyaris masuk got. Mobil saya juga pernah diancam dibakar,” ujarnya.
Takutkah dia? “Rasa takut hanya akan membuat kita tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, kita tetap perlu waspada,” kata Jull.
Selain konsisten mengabdikan dirinya dalam membela hak-hak kaum tertindas dan kepentingan masyarakat umum, di mata para perempuan dan anak Sulawesi Utara, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulut dan Satgas Masalah Perempuan Sulut, dipandang sebagai penolong mereka.
Ia selalu berada di tengah persoalan kekerasan pada anak dan kaum perempuan. Ia membela mereka, menolong mereka, menghibur mereka. Dan mereka semua mencintainya.
Maka tak heran apabila Benni E. Matindas –Budayawan, penulis buku-buku filsafat dan tata Negara—asal Sulawesi Utara menilai sosok Jull Takaliuang figur calon DPD Dapil Sulut yang paling paripurna dari aspek integritas.
“Jull Takaliuang sudah terbukti setia mengabdi untuk Sulawesi Utara. Ia konsisten, berani dan cerdas memperjuangkan kepentingan orang banyak. Sudah seIama bertahun-tahun ia berjuang di semua lini, dari pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, pelestarian lingkungan hidup, advokasi hak-hak rakyat yang terpinggirkan, perjuangan untuk perlindungan perempuan dan anak-anak,” kata Benni Matindas.
Ini sebabnya kata Benni lagi, setiap warga Sulut yang cerdas pasti akan memilih Jull Takaliuang sebagai anggota DPD. Dan ternyata, Jull memang meraup dukungan terbesar di Sulawesi Utara.
Perjuangan Jull Takaliuang membela kaum perempuan, anak, dan masyarakat miskin selain telah meraih penghargaan tingkat nasional, perjuangannya itu telah mengantar dia ke panggung Internasional. Tepatnya di kantor PBB, New York City, sosok perempuan Sulut ini menerima penghargaan N-Peace Awards 2015 dalam kategori Untold Stories: Woman Transforming their Communities.
Penghargaan N-Peace Awards dari PBB ini merupakan penghargaan untuknya sebagai perempuan yang memperjuangkan perdamaian dan menciptakan perubahan dari akar rumput, hingga tingkat nasional di Asia.
“Puji Tuhan kami butuh pemimpin seperti ini, yang begitu peduli dengan masyarakat,” ujar Olvin Pesik, warga Minahasa, dalam merespon kiprah Jull Takaliuang.
Sementara doa lainnya datang dari Talaud, Tirso Crozz Mamadoa mengapresiasi perjuangan Jull dengan berkata; “Yakinlah bahwa Tuhan ada bersamamu. Karena perbuatan baik akan selalu diberkati. Berkat ada di atas kepala orang baik”. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post