MANADO, BARTA1.COM – Indonesia tercatat sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Bahkan beberapa sumber menulis Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada.
Begitu banyak sumber daya alam (SDA) ekosistem pesisir berupa terumbu karang, dan lamun. Terumbu karang bahkan di Indonesia Timur berada dalam teritorial segitiga terumbu karang yang memiliki begitu banyak potensi SDA, namun sayang pengoloannya sampai sekarang belum maksimal.
Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersih Revolusi Mental yang dilaksankan di Manado ikut membahas hal itu. Setidaknya 200 peserta yakni bupati/walikota dan kepala-kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dari 34 provinsi beserta LSM ikut membicarakan masalah tersebut.
Deputi SDM/IPTEK dan Budaya Maritim Dr Ir Safri Burhanuddin mengungkapkan Indonesia negara terkotor kedua di dunia setelah Cina. Sampah terbanyak itu bermula dari darat melalui saluran air.
“Kita lihat bersama ada banyak sungai di Indonesia tetapi sesuai survei yang kami lakukan semuanya menjadi tempat sampah bagi warga yang tinggal dipemukiman dekat sungai. Dan sungai tersebut yang mengantarkan sampah ke laut yang tercatat ada 80% sampah di laut itu semuanya dari darat,” ujarnya.
Ada dua negara yang bisa tingkat kebersihanya tinggi ya itu Singapura dan Jepang. “Kita lihat kenapa Singapura tingkat kebersihanya tinggi dikarenakan penegakan hukumnya ketat. Dan semua warganya patuh pada aturan tersebut. Lalu Jepang, mereka selalu perduli akan lingkungan dikarenakan budaya ditanamkan sejak dini dan itu menjadi kebiasaan mereka,” ujar Safri.
Lalu pertanyaannya kenapa Indonesia tidak terhindar dari namanya sampah, baik limbah perusahan, sampah organik ataupun non organik? Itu dikarenakan longgarnya aturan yang dibuat daerah. “Kedua budaya dan mental masih kurang,” bebernya.
Dia mengajak semua pihak peduli lingkungan. Kurangi pengunaan sampah plastik, lalu melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah. “Adakan aksi bersih-besih, tanamkan aturan yang tegas. Tak lupa juga kerja sama pemerintah dengan pemilik-pemilik industri yang menghasilkan sampah. Mari perangi permasalahan lingkungan yang ada. Saya berharap semua daerah bisa menanamkan budaya aturan yang tegas di daerahnya sendiri,” papar Safri.
Siswanto, praktisi lingkungan pembuat mesin incinerator menaruh harapan agar Indonesia semakin bersih. “Kita semua yang hadir ini semoga benar-benar peduli akan lingkungan. Bukan hanya sekedar pernyataan belaka yang dilontarkan ke masyarakat, mari komitmen perangi samapah di daerah kita masing-masing,” ungkapnya.
Faktanya, kata dia, selama ini penanganan sampah hanya memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau ditimbun di TPA.
“Sebenarnya saya bukan pecinta lingkungan, tapi saya orangnya malas melihat sampah, untuk itu pada tahun 2015 tergerak melakukan riset dibantu berbagai perguruan tinggi untuk membantu dalam pembuatan mesin pengelolah sampah yang disebut incinerator. Incinerator dapat memproses sampah campuran basah, kering, organik dan non organik untuk menjadi pupuk cair untuk tumbuhan, dan itupun teruji kulitasnya. Dan alhasil disambut baik Kemenko Kemaritiman yang sebagaimana diatur Inpres No 12/2016,” tuturnya.
Kiranya semuah daerah bisa memliki incinenator, guna mengurangi sampah dan bisa menjadikan nilai ekonomi.
Peliput : Meikel Eki Pontolondo
Discussion about this post