Manado, Barta1.com – Politeknik Negeri Manado (Polimdo) kembali lagi melakukan penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) sekaligus FGD (Focus Group Discussion), Ruang Theater Polimdo, Jumat (21/02/2025).

MOU dan FGD ini sebagai bagian dari penguatan pada program studi (Prodi) Magister Terapan Rekayasa Perawatan dan Restorasi Gedung di Jurusan Teknik Sipil Polimdo.

Pada MOU dan FGD itu melibatkan berbagai stakeholder, baik itu pemerintahan maupun industri, seperti Yayasan Eben Haezar Manado, Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Provinsi Sulut, Perumda Pasar Kota Manado dan Hotel Manado Tateli Resort and Convention.

Di tempat, panitia penyelenggara MOU dan FGD, Dr Beldie Aryona Tombeg, ST., M.Ars, menyambut baik kehadiran dari pihak pemerintah dan industri dalam membangun dan menunjang program magister yang ada di Jurusan Teknik Sipil Polimdo. Dan mengharapkan program ini bisa berjalan dengan baik.

“Semoga kerja sama ini bisa terjalin dengan baik, sehingga ke depan bisa menuai hasil atau output yang baik bagi teman-teman mahasiswa di prodi Magister Terapan Rekayasa Perawatan dan Restorasi Gedung,” ungkap Dr Beldie.

Sedangkan Direktur Polimdo, Dra Mareyke Alelo MBA, pada sambutannya mengatakan bahwa anggaran pendidikan dikenakan efesiensi sampai 50 persen, seperti PNBP. Dan tidak tahu ke depan seperti apa, apalagi sekarang ini sudah beredar tagar Indonesia Gelap.
“Namun kita di Sulawesi Utara jangan mengumandangkan itu, ayo kita kumandangkan Indonesia terang. Jadi, segala kendala bagi kita dilihat sebagai peluang. Dan hari ini saya anggap sebuah terang yang dikirim oleh Tuhan ke Polimdo, suatu kesempatan cahaya bersinar di tengah tagar Indonesia Gelap,” ujarnya.
Menurutnya, Polimdo diberikan ruang sekaligus terbatas dari segi ekonomi, secara finansial tidak bisa mendukung seluruh proses pembelajaran, tapi dengan hadirnya pihak pemerintah dan industri memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar kasus-kasus riel terjadi di industri.
“Sangat baik bagi adik-adik mahasiswa untuk bisa menulis klise yang bisa dijadikan jurnal, klise apa yang terjadi PD Pasar, begitupun di Hotel. Setiap klise sangat diperlukan oleh dunia, supaya orang bisa belajar dari Sulawesi Utara tentang bagaimana mengelola gedung, bagaimana merestorasi gedung dan sebagainya,” tuturnya.
Salah satu kelemahan saat ini, kata Mareyke, misalnya gedung-gedung tua peninggalan Belanda dan Jepang di Sulawesi Utara kadang diperhatikan, namun di Malang itu terpelihara dengan baik.
“Bahkan ada satu sekolah tua itu sangat baik, tapi itu dibongkar, padahal itu menjadi sebuah heritage
(bangunan dengan ciri khas budaya yang perlu dilestarikan). Ada Kota di dunia seperti Paris, sekalipun gedung itu milik pribadi tapi bagian luarnya tidak boleh disentuh karena itu miliki Kota,” terangnya.
Dari hal itu, pimpinan berdarah Nusa Utara ini, meminta Jurusan Teknik Sipil Polimdo bersama Pemerintah dan pihak Industri untuk memelihara heritage – heritage yang ada. “Bagaimana merestorasi gedung – gedung tua yang ditinggalkan bagi kita. Kita harus memelihara warisan-warisan ini, mungkin ini menjadi bagian dari Prodi Magister, bukan hanya memelihara betonnya saja. Banyak bangunan tua peninggalan Jepang dan Belanda, hanya dibiarkan begitu saja. Bagaimana merestorasi nilai – nilai ini.”
“Persolan kurang diperhatikannya gedung – gedung peninggalan Belanda dan Jepang ini merupakan klise yang sangat mahal bagi mahasiswa. Bahkan beberapa hari yang lalu, kami diminta oleh ILO (Internasional Labour Organization) untuk menulis klise di Desa Budo dan sekitarnya, dan klise itu dimuat di halaman PBB. Mereka sangat suka mempelajari pembelajaran lokal, sehingga peluang yang diberikan oleh pemerintah saat ini adalah, sebuah terang yang dikirim oleh Tuhan agar anak-anak bisa mendapatkan pencerahan selama proses pembelajaran,” ucapnya.
Maka dari itu, tambah mantan Wakil Direktur Bidang Akademik Polimdo itu, mengucapkan terima kasih kepada pihak industri dan pemerintah dengan efesiensi yang ada tetap melihat ruang pembelajaran ini, sekalipun tidak ada dana yang besar, namun bisa belajar dengan kasus-kasus yang ada.
“Hari ini sebuah momentum yang sangat berharga bagi Jurusan Teknik Sipil Polimdo, khususnya prodi Magister Terapan dan juga bagi Polimdo itu sendiri. Adik-adik mahasiswa sambut kesempatan ini dengan baik, belajarlah dari pakar-pakar di Pemerintahan dan Industri. Ini kesempatan mahal yang tidak bisa dibayar dengan uang,” imbuhnya.
Fentje Karundeng, SST., MT, selaku Kepala UPTD Wilayah 1 di Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Provinsi Sulut menyebut jenjang profesional Polimdo sangat luar biasa, setelah dia membandingkan dengan salah satu Universitas di Sulawesi Utara.
“Ketika Polimdo menghadirkan Magister Terapan Rekayasa Perawatan dan Restorasi Gedung, saya menyebut ini hal yang luar biasa yang dicapai oleh Polimdo. Bahkan gedung-gedung di kampus ini sudah sangat luar biasa, pasti semua karena banyak pakar-pakar yang hebat lahir dari Politeknik,” jelasnya.
Tak lupa pula, Fentje, meminta para mahasiswa dan pendidik untuk mempelajari juga aplikasi Google Arts agar bisa mengidentifikasi kerusakan pada gedung, tanpa harus menaiki memeriksa, namun melalui aplikasi sudah bisa terlihat secara jelas.
“Mungkin juga ke depannya teman-teman mahasiswa akan ditambahkan dengan pembelajaran di lapangan, agar melihat lebih jeli tentang kerusakan di sebuah gedung, kemudian bagaimana pemeliharaannya sampai pada perhitungan volume,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa isi pada MOU ini sangat baik, sebagai partner praktik pengalaman lapangan (PPL) mengharapkan ini betul – betul terjalin dengan baik. “Saya juga akan memberikan konsep tentang tata kelola aturan dan juga program-program berkegiatan, jadi belajar melakukan perawatan bangunan gedung, sekaligus menyisipkan juga tentang pemetaan dan jaringan – jaringan jalan, daerah irigasi, dan bagaimana menganalisa rencana anggaran biaya. Itu yang akan kami laksanakan ke depannya,” kata Alumni Polimdo ini.
Ketika pada tahapan penandatanganan MOU Direktur Polimdo, Dra Mareyke Alelo, MBA didampingi langsung oleh Wakil Direktur Bidang IV Perencanaan dan Kerja sama, Juliet P.T Makinggung, SS., MSi.
Selain itu, hadir juga Wakil Direktur Bidang Akademik Polimdo, Dr. Diane Tangian, SH., MSi, dan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Polimdo, Ir. Rudolf Estephanus Golioth Mait, ST., MT., IPM., Asean Eng. Beserta jajaran Ketua Jurusan Teknik Sipil beserta para pendidik.
Begitupun dengan keterwakilan dari pimpinan dan jajaran dari Yayasan Eben Haezar Manado, Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Provinsi Sulut, Perumda Pasar Kota Manado dan Hotel Manado Tateli Resort and Convention. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post