Manado, Barta1.com – Siapa yang tak mengenal pahlawan asal Sulawesi Utara, yakni Maria Walanda Maramis yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita, khususnya memajukan hak dan kondisi perempuan dalam bidang pendidikan maupun politik.
Perjuangan yang dilakukan sejak abad ke – 20 itu. Hari ini menuai hasilnya, di mana perempuan sudah bisa setara dengan kaum lelaki untuk mengenyam pendidikan maupun dalam dunia perpolitikan.
Melainkan di usia muda saat ini banyak perempuan telah menunjukkan kemandiriannya, selain mereka bisa mengenyam pendidikan, saat itu juga mereka bisa menjalankan usahanya. Begitupun yang dilakukan oleh Rinai Zita Mandagi.
Selain memiliki paras yang cantik bak seorang putri, Rinai juga pekerja keras. Di usianya yang terbilang muda, ia sudah menjalankan usaha desain ‘nail art’ atau menjalankan jasa mewarnai kuku.
Mahasiswi Universitas Negeri Manado (Unima) ini, ketika diwawancarai Barta1.com, Jumat (03/12/2025) mengatakan, dalam menjalankan usaha ‘nail art’ dirinya sudah menerima pesanan sebanyak 50 orang.
“Usaha yang dijalankan ini tujuannya untuk menambah-nambah pundi penghasilan, apalagi saya saat ini sebagai seorang mahasiswi, pasti banyak keperluannya. Memilih usaha ‘nail art’ ini, karena peminatnya relatif tinggi. Modalnya juga tidak terlalu besar, dan bisa dijangkau. Bahkan waktu pengerjaannya sangat fleksibel sesuai dengan permintaan klien,” ungkap Inay sapaan akrab dari rekan-rekannya itu.
Perempuan kelahiran Jayapura, 27 April 2000 itu secara blak-blakan menyampaikan bahwa usaha ‘nail art’ sudah memberikannya banyak keuntungan. “Keuntungan yang saya dapatkan dipergunakan untuk pembelian tambahan perlengkapan penunjang proses ‘nail art’, kemudian digunakan untuk keperluan pribadi.”
“Kenapa keuntungannya saya putar lagi untuk menambah perlengkapan, karena saat pertama kali menerima orderan kelemahan yang saya alami itu, ketika kekurangan perlengkapan,” jelas anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Jeffri Mandagi dan Nicolin Moningka.
Ketika semua perlengkapan bisa dibeli, kata perempuan yang memiliki hobi makan, jalan dan masak ini, maka dirinya bisa berkreasi saat menggambar di atas kuku orang lain, serta mendorong kepuasan tersendiri baik yang memberikan layanan maupun yang menerima.
“Bahkan menjalankan usaha ‘nail art’ ini dapat melatih kesabaran dan kreativitas seseorang. Dan sampai saat ini, saya terus meningkatkan skill, agar semakin banyak lagi para pelanggan,” terangnya.
Tidak sampai di situ saja, Inay, rupanya tidak hanya menjalankan usaha jasa ‘nail art’. Ia juga menjalankan usaha kue hingga pakaian.
“Saat ini juga Inay sedang menerima orderan kue, baik itu kue basah maupun kering. Dan menjual kaos thrift/preloved,” kata perempuan yang berfokus pada pendidikan matematika itu.
Ketika ada yang ingin menerima jasa ‘nail art’ maupun memesan kue basah maupun kering. Atau mau memesan thrift kaos wanita/kaos Preloved bisa menghubungi akun media sosial IG @mandaginai dan FB @Rinai Mandagi. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post