Manado, Barta1.com – Tak bisa dipungkiri dua partai besar di Indonesia ini selalu menarik untuk dicermati dari tahun ke tahun. Di penghujung tahun 2024, sudah terlihat beda nasib antara Partai Golkar dan PDIP, mengingat tahun ini adalah tahun politik. Setelah pemilihan presiden dan caleg, kini beda nasib terlihat jelas saat melihat hasil pilkada.
Tak hanya itu, tahun 2024 menjadi tahun di mana dinamika di partai politik kencang terjadi. Sejumlah partai menggelar Kongres maupun Muktamar untuk memutuskan kebijakan baru hingga mengganti pucuk pimpinan.
Beberapa partai menggelar Kongres pada Agustus 2024. Partai-partai itu seperti Golkar, NasDem hingga PAN. Berikut ulasannya:
KONGRES GOLKAR
Golkar menjadi partai yang hangat dibicarakan pada 2024 ini. Bagaimana tidak, sedianya Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada akhir tahun mendadak harus dipercepat ke bulan Agustus 2024.
Hal itu setelah sang ketua umum saat itu Airlangga Hartarto mendadak menyampaikan pengunduran dirinya. Ia resmi menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024) malam.
Dalam keterangan resminya, Airlangga menyebut pengunduran dirinya dilakukan karena ingin memuluskan transisi pemerintahan dari kepemimpinan presiden dan wakil presiden Joko Widodo alias Jokowi-Maruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, Airlangga juga menyebut keputusan ini dibuat demi menjaga keutuhan partai lambang pohon beringin itu.
Dinamika pun terjadi Golkar kemudian menetapkan Agus Gumiwang sebagai Plt Ketum Golkar. Munas pun akhirnya diputuskan untuk mengisi kekosongan.
Nama Menteri ESDM kala itu yakni Bahlil Lahadalia tiba-tiba mencuat ke permukaan sebagai sosok pengganti Airlangga. Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang bicara soal kemungkinan Bahlil Lahadalia ditetapkan langsung sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang baru dalam Munas. Pasalnya Bahlil paling berpotensi menjadi calon tunggal ketua umum, usai Ridwan Hisjam gagal maju.
Ya kalau hanya satu kader partai Golkar yang memang disahkan dianggap lolos dari persyaratan atau dianggap memenuhi persyaratan ya saya kira beliau akan menjadi calon tunggal,” kata Agus di arena Rapimnas dan Munas Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Dengan hanya calon tunggal, kata Agus, jika memenuhi syarat juga Bahlil kemungkinan besar akan langsung ditetapkan sebagai ketua umum yang baru alias aklamasi. “(Kalau memenuhi syarat) dan kan segera kita tetapkan dalam munas ini,” katanya.
Munas pada akhirnya benar-benar mengesahkan Bahlil sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang baru. Dia ditetapkan sebagai formatur tunggal. Seluruh DPD tingkat I dan II serta organisasi pendiri, hingga organisasi sayap menyatakan mendukung Bahlil menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2024-2029.
KONGRES NASDEM
Masih di bulan yang sama, Partai NasDem juga melakukan Kongres. Menariknya sebelum Kongres ini dimulai, pada Juli 2024 Surya Paloh sempat mengeluarkan pernyataan jika ada kemungkinan NasDem ke depan akan dipimpin oleh seorang perempuan.
Hal itu disampaikan Surya Paloh dalam sambutannya di acara pembukaan Simposium Perempuan dalam rangka Pra Kongres NasDem di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2024).
“Kembali kami menegaskan institusi partai ini sudah tidak lagi perlu berpolemik dalam arti kesetaraan gender, bahkan kami sungguh-sungguh di bawah kepemimpinan saya menyatakan, selayaknya pun kalau perlu memang kaum perempuan yang memimpin kaum pria di partai ini,” beber Paloh.
Namun Kongres ke III NasDem pun dimulai dengan digelar di JCC Senayan, Jakarta. Pada akhirnya NasDem tetap memutuskan dalam Kongresnya jika Surya Paloh dipilih sebagai Ketua Umum Partai kembali untuk periode 2024-2029.
JELANG KONGRES PDIP
Sementara itu, PDI Perjuangan atau PDIP akan menggelar Kongres pada tahun depan. Namun jelang Kongres, akhir tahun ini PDIP harus menghadapi dinamika. Megawati Soekarnoputri mengungkapkan dirinya mencium adanya gelagat pihak-pihak tertentu yang akan mengganggu jalannya Kongres PDIP yang akan digelar 2025 mendatang.
“Karena aku juga ada nih berita nanti di kongres. Karena sekarang kurang bisa berhasil, katanya, di kongres juga mau ‘diawut-awut’ saya sengaja nih supaya pada kedengaran dah coba kamu ‘awut awut’ partai saya,” kata Megawati saat menjadi pembicara kunci Peluncuran dan Diskusi Buku Berjudul: Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Namun jelang beberapa hari dari apa yang disampaikan Megawati, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Sitorus tak membantah soal adanya isu Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi akan mengacak-acak Kongres PDIP lewat pergantian Sekjen Partai.
24 Desember 2024 pun kabar kurang mengenakan datang buat partai berlamabang Banteng tersebut. Sekretaris Jeneral PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan secara resmi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka terkait kasus Harun Masiku.
Hasto melalui keterangan video yang diperoleh Suara.com, Kamis (26/12/2024) mengatakan menghargai proses hokum. “Terima kasih seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai dan banggakan. Setelah penetapan saya sebagai tersangka oleh KPK, maka sikap dari PDI Perjuangan adalah menghormati keputusan dari KPK. Kami adalah warga negara yang taat hukum,” kata Hasto dalam keterangan video.
Selain itu, ia meminta semua kader PDIP untuk menjaga marwah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Selain itu semua kader diminta untuk berani menyuarakan kebenaran.
Hasto menyampaikan jika pihaknya sudah menyiapkan antisipasi terhadap berbagai macam resiko usai memilih bersikap melawan tembok kekuasaan.
“Untuk itu, jangan pernah takut menyuarakan kebenaran. Kita jaga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kita jaga marwah dari Ketua Umum PDI Perjuangan dari berbagai upaya-upaya yang ingin merongrong marwah dan kewibawaan partai hanya karena ambisi kekuasaan. Kita adalah partai yang sah,” ujarnya.
“Karena itulah sebagaimana kata para kader PNI ketika menghadapi hukuman gantung di Ciamis, hanya gara-gara memekikkan salam Merdeka, Merdeka, Merdeka pada masa Belanda, maka mereka menuju tiang gantungan dengan mulut tersenyum dan kepala tegak,” katanya.
“Mari, demi perjuangan terhadap cita-cita, demi nilai-nilai yang kita perjuangkan, risiko apapun, siap kita hadapi dengan kepala tegak dan mulut tersenyum. Terima kasih. Merdeka!,” sambungnya.
Penulis: Agustinus Hari
Sumber: Suara.com
Discussion about this post