Manado, Barta1.com — Persoalan kesejahteraan Kota Manado menjadi polemik belakangan ini. Salah satu sorotannya adalah gini ratio ibukota Provinsi Sulawesi Utara yang terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data dari BPS, Gini Ratio Kota Manado di tahun 2023 berada di angka 0,406, tertinggi kedua setelah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang mencapai 0,408. Angka Gini Ratio Kota Manado ini naik dari tahun 2022 yang ada di angka 0,373. Bahkan di tahun 2021, angka Gini Ratio berada di 0,346.
Gini Ratio seperti dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), adalah indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 hingga 1. Nilai Gini Ratio yang semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi.
Bagi pasangan calon (paslon) Walikota Manado Benny Parasan dan Boby Daud (BeDa) nomor urut 2, indeks gini ratio Manado cenderung meningkat setiap tahun adalah penanda masyarakat belum merasakan kesejahteraan yang merata.
“Kami memperhatikan ada kesenjangan yang terjadi, jadi sekalipun ada pemerataan pembangunan maupun peningkatan perekonomian tetapi kesehjateraan tidak merata, perputaran uang di tengah masyarakat masih belum maksimal,” kata Benny Parasan, Sabtu (16/11/2024).
Oksan Pepato, warga Karangria Kecamatan Tuminting, ikut merasakan kesenjangan yang hadir di tengah masyarakat. Karangria kata dia adalah kawasan pemukiman yang berada di pesisir sehingga banyak keluarga nelayan menggantungkan hidup dari hasil melaut.
“Yang jadi masalah saat bantuan-bantuan tunai langsung dihentikan sehingga subsidi yang bisa membantu kehidupan masyarakat juga ikut hilang, padahal sederhananya itu sangat membantu ibu-ibu belanja kebutuhan sehari-hari,” kata Oksan.
Soal pembangunan di berbagai kawasan, lanjut pengurus Panji Yosua P/KB GMIM Petra Karangria itu, memang berjalan cukup maksimal.
“Tetapi saya kira dampaknya tidak maksimal bagi masyarakat dengan perekonomian pas-pasan, yang mancari hari ini habis hari ini juga, berbeda tentunya untuk keluarga yang punya pendapatan tetap bulanan,” jelas Oksan.
Calon wakil walikota Manado, Boby Daud, menyatakan pasangan BeDa memiliki solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan kesenjangan sosial. Ini menurut dia, ada dalam program mereka, yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Manado.
“Jika masyarakat berkenan memilih BeDa sebagai pemimpin, kami akan menyalurkan lagi hibah untuk lanjut usia dan rohaniawan, santunan dana duka, bantuan beasiswa untuk anak-anak kurang mampu,” ujar Boby.
Bahkan kata dia, BeDa juga memprogramkan masyarakat dibebaskan dari pembayaran BPJS prioritas. Lebih jauh lagi, kesejahteraan untuk THL hingga subsidi rumah layak tinggal dan normalisasi pajak bumi dan bangunan.
“Santunan dana duka 5 juta rupiah per peristiwa dan dana lansia mulai dari usia 60 tahun ke atas adalah komitmen kami berdua, pak Benny dan saya bila diperkenankan menjadi pemimpin Manado,” tandas Boby. (*)
Editor:
Ady Putong
Discussion about this post