Manado, Barta1.com – DPK GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Politeknik Manado menggelar aksi penanaman 100 bibit Mangrove di area pantai Batu Itam, Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, (06/09/2024).
Ketua DPK GMNI Politeknik Manado, Marchella Pricilia J. Mumu kepada Barta1.com mengungkapkan kegiatan penanaman bibit Mangrove bagian dari bagaimana peran setiap kader GMNI peduli terhadap lingkungan, apalagi ekosistem pesisir.
“Ekosistem mangrove memiliki fungsi penting, baik dari segi ekologis, dan sosial yang sangat penting bagi ekosistem pesisir, laut dan masyarakat,” ungkap Marchella.
Kata mahasiswa akhir Jurusan Teknik Sipil Polimdo (Politeknik Negeri Manado) ini, bahwa kegiatan penanaman bibit Mangrove ini perdana dilakukan oleh DPK GMNI Politeknik Manado. “Dan sebelum menanam kami dibekali dengan pengetahuan dari pengenalan jenis mangrove, cara menanam mangrove, dan manfaat penting terhadap kehidupan manusia.”
“Bukan itu saja, mangrove sendiri juga dapat menahan hempasan ombak atau angin saat terjadi badai, sehingga dapat melindungi keberadaan pantai, perumahan serta bangunan fisik lainnya,” ucapnya sambil tersenyum.
Mangrove sendiri, kata Marchella, memiliki banyak kegunaan baik dari akar sampai daunnya, di mana bisa berfungsi menangkap partikel udara, debu, logam berat, dan polutan dari udara.
“Maka dari itu, sangat penting bagi kami kader GMNI Politeknik Manado untuk bisa mengetahui jenis-jenis mangrove, cara menanam Mangrove, fungsinya dan cara untuk melakukan survei agar mangrove yang kami tanami ini bisa bertumbuh dengan baik,” ucapnya.
Jenis Mangrove yang ditanami DPK GMNI Politeknik Manado
Marchella Pricilia J. Mumu terlihat santai mengali lubang-lubang untuk ditanami bibit Mangrove berjenis Rhizophora. Setelah digali, ia mulai mengambil bibit Mangrove dan perlahan – lahan dibuka polibag-nya, kemudian dimasukan ke lubang yang sudah dibuat.
Setelah ditanami, Marchella bergegas mengambil ajir (bulu penahan bibit mangrove dari terpaan ombak dan angin). Ajir tersebut ditanami disamping bibit mangrove yang sudah ditanami, kemudian diikat menggunakan tali rafia.
Satu persatu bibit Mangrove Rhizophora itu ditanami secara berurutan, yang terlihat rapi dan baik. “Saya sudah mengetahui cara menanam Mangrove, mengingat di kampung halaman saya ada tumbuhan seperti ini,” jelasnya.
“Setelah menanam ini, mungkin tugas kami adalah melakukan survei, mengingat pertumbuhan mangrove berjenis Rhizophora ini sensitif, baik pada proses penanaman, dikarenakan saat pelepasan polibag akarnya jangan sampai terlepas, akan sulit pertumbuhannya,” jelasnya.
Kedua, berkaitan dengan terpaan ombak dan angin. “Jika ada yang sudah tidak baik, mungkin akan kami perbaiki, jika bibitnya masih bisa diselamatkan.”
“Yang terakhir itu berkaitan dengan sampah. Kebanyakan bibit mangrove pertumbuhannya tidak baik, ketika sampah-sampah hinggap di batang maupun daun dari Mangrove itu sendiri,” terangnya.
Marchella berharap, 100 bibit Mangrove Rhizophora bisa bertumbuh dengan baik, sehingga bisa membantu mengimbangi kehidupan alam dan manusia itu sendiri.
Ini tanggapan Pemerintah terhadap aksi penanaman bibit Mangrove
Lurah Molas, Leopard Tampi, belum lama ini ditemui Barta1.com menyambut baik setiap agenda penanam bibit Mangrove di area tanggungjawabnya.
“Kegiatan yang membuat baik Kelurahan kami, harus didukung, apalagi dengan agenda penanam bibit Mangrove,” ungkap Leopard.
Secara tidak berlama-lama, dirinya memberikan, izin proses penanaman bibit Mangrove itu dilakukan.
“Sekali lagi, demi kebaikan kelurahan molas, kegiatan penanaman bibit Mangrove kami setujui,” pungkasnya.
Terpantau Barta1.com, kegiatan penanaman bibit Mangrove ini juga dihadiri perwakilan DPC GMNI Manado, yakni Zefa Mangindaan dan beberapa anggota DPK GMNI Politeknik Manado. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post