Manado,Barta1.com – Mari melihat cerita Rendy Roy Pangemanan yang telah melakukan pendakian di Gunung Binaia atau Binaiya. Gunung yang memiliki ketinggian 3.027 meter itu keberadaanya di Pulau Seram, Maluku, Indonesia.
Pemuda kelahiran Manado, 16 November 1996 itu menceritakan perjalanannya dimulai dari Kota Manado menggunakan kapal laut menuju Ambon dengan perjalanan selama 4 hari. Dari Ambon kemudian menuju Kabupaten Masohi menggunakan kapal cepat dengan waktu 2 sampai 3 jam.
Setelah dari Masohi kemudian Rendy dan temannya dari Manado Geovany Kaleb mencarter mobil ke daerah Piliana dengan memakan waktu 2 sampai 3 jam. “Jika diperkirakan anggaran yang kami keluarkan menuju Gunung Binaiya itu sebesar 3 sampai 4 Juta.”
“Intinya, sangat bahagia bisa melakukan pendakian di Gunung Binaiya yang merupakan salah satu Gunung seven summits Indonesia,” ungkap Rendy ketika dihubungi Barta1.com, kamis (8/02/2023).
Anak ke 3 dari 3 bersaudara dari pasangan Berty Pangemanan dan Nona Rumengan itu menyebut, jalur tracking Gunung Binaiya cukup extreme, akan tetapi semua akan terbayar ketika menikmati setiap perjalanan karena keindahan alamnya.
“Setiap pendaki akan melewati beberapa pos, di antaranya pos 1 yamitala, Pos 2 aimoto, Pos 3 haicmp, pos 4 isilali, pos 5 nasapeha, dan Pos 6 yellow camp. Kemudian, akan mencapai puncaknya. Sekali lagi, perasaan sangat bahagia bisa mencapai titik yang ingin digapai. Dan pendaki akan melihat keindahan saat berada di puncak seperti “karpet awan” ketika cuacanya baik,” ujarnya.
Ketua Torang Slankers Manado (TSM) itu menambahkan, keberhasilannya mencapai titik puncak tidak lepas dari peran dari rekan-rekannya dari Jakarta, Surabaya, Makasar dan Masohi yang melakukan pendakian bersama. “Dan tentunya hal utama yang perlu kita siapkan dalam perjalanan itu adalah fisik, mental dan perlengkapan,” tuturnya sambil tersenyum.
“Perjalanan untuk mencapai puncak Gunung Binaiya itu memakan waktu 5 hari 4 malam. Saya sempat melihat waktu, ketika berada di pos 4 itu pukul 2.20 subuh, kemudian sampai puncak itu pukul 8.45 pagi,” jelasnya.
Sekali lagi, kata Ox sapaan akrab baginya, mengatakan tidak mudah untuk melakukan pendakian di Gunung Binaiya yang memiliki slogan siap dibina dan dianiya. Namun, karena tekad, usaha dan doa semua bisa dicapai.
“Akan tetapi, ada prosesnya dalam melakukan pendakian di Gunung Binaiya, di mana setiap pendaki harus mengurus surat simaksi secara online maupun offline di Balai Konservasi, kemudian bertemu dengan salah satu leluhur di sana untuk meminta restu atas perjalanan yang akan dilakukan,” terangnya.
Bahkan setiap pendaki harus mengikuti upacara adat sebelum melakukan pendakian. Bukan itu saja, setiap pendaki juga dilarang untuk mandi di pos 2 saat adzan maghrib.
“Pada perjalanan kali ini, saya mendapatkan pembelajaran yang sangat baik, bahkan teman baru. Kemudian, di sana juga warga sukunya sangat ramah,” ucabnya.
Sekali lagi, melakukan pendakian di Gunung Binaiya tidak mudah, tapi ketika dilewati pasti akan mendapatkan pengalaman dan pembelajaran hidup. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post