Manado, Barta1.com – Sesuai dengan judulnya, Intruder, film asal Korea satu ini berkisah tentang sebuah keluarga yang suatu hari kedatangan seorang wanita yang mengaku sebagai putri mereka yang hilang dua dekade silam.
Film ini dibuka dengan penggambaran situasi yang dialami seorang pria yang baru saja kehilangan istri yang amat dicintainya sebab sebuah insiden tabrak lari yang disaksikannya. Kepergian sang istri membuatnya begitu terpuruk dan alami guncangan jiwa sehingga membuatnya mesti rutin menjalani perawatan.
Dalam proses itu, ia pun tak patah semangat untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi memburu keberadaan pelaku tabrak lari yang merenggut nyawa istrinya.
Namun, belum juga kasus itu usai, dirinya pun mesti disibukkan dengan kabar tak terduga berkenaan dengan sosok adik perempuannya yang telah hilang sejak 20 tahun silam.
Singkatnya, ia bertemu dengan seorang wanita yang menurut pihak kepolisian adalah adik perempuannya yang hilang. Di pertemuan itu, semilir keraguan menyentil intuisinya, ia merasa ada sesuatu yang aneh dari si wanita yang mengaku sebagai adiknya itu.
Meski demikian, ia tidak gegabah, ia dan wanita itu sepakat untuk melakukan tes DNA untuk mencari kebenaran dari hubungan darah keduanya.
Setelah hasil tes DNA menunjukkan keduanya memiliki hubungan darah, ia pun tidak punya alasan kuat untuk tidak menerima si wanita di kediaman orang tuanya, walaupun rasa sangsi masih mengakar kuat di hatinya.
Sampai kemudian, ia mulai mencium gelagat aneh dari si wanita, ia mendapati gerak-gerik mencurigakan, juga adanya perubahan sikap drastis dari seluruh anggota keluarganya semenjak kehadiran si wanita. Puncaknya, ketika seorang pelayan di rumah itu menghilang tanpa jejak, ia kian fokus untuk membuktikan keraguannya pada si wanita.
Dalam proses itu, teka-teki mulai terkuat, ia mengetahui jati diri si wanita yang tak lain dan tak bukan adalah seorang penganut aliran sesat yang mendekati keluarganya untuk melancarkan misi terselubung.
Sewaktu menyaksikan film Intruder ini saya teringat pada film Parasit (2019) yang tipis-tipis memiliki alur cerita yang sama, yakni adanya penyusup yang masuk ke sebuah keluarga untuk mengambil keuntungan darinya.
Meksi demikian, konflik-konflik di dalamnya tentu berbeda, dan saya rasa, konflik dalam film Intruder ini agak lebih rumit dibandingkan film Parasit. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, film ini menyenggol tentang pergolakan rasa traumatik seseorang, kehidupan dunia kerja, keluarga dan menceritakan sebuah perkumpulan aliran sesat di penghujung cerita.
Sinematografi film ini bak film horor dengan tanpa keberadaan hantu di dalamnya, suasana mencekam dan menakutkan itu pun juga datang dari serangkaian adegan yang mana menggambarkan kondisi dari beberapa tokoh yang alami perubahan sikap drastis semenjak kedatangan si wanita penganut aliran sesat.
Secara garis besar, alur cerita film ini mudah dipahami, didukung dengan kemampuan akting yang apik dari para pelakonnya, juga teknik pengambilan gambar yang sukses hadirkan kesan suram di sepanjang jalan cerita.
Penulis : Agustinus Hari
Sumber : Suara.com
Discussion about this post