Manado,Barta1.com – Bahasa isyarat merupakan gerbang dalam memasuki dunia tuli yang sunyi, namun riuh dengan ributnya gerak isyarat tangan penuh delikkan mata ber-mimik muka yang sarat makna. Itulah kalimat yang disampaikan oleh disabilitas rungu, aktivis tuli Sulut dan nasional, Sujito Talare, kepada Barta1.com, Jumat (29/12/2023).
“Bahasa isyarat merupakan bahasa komunikasi di antara para penyandang disabilitas rungu (tuli) berupa gerakan tangan yang disertai gestur tubuh, mimik wajah dan gerak bibir. Setiap gerakan isyarat memiliki arti dan makna yang dimengerti dan dipahami oleh penutur bahasa isyarat dan lawan bicaranya serta orang lain yang melihatnya,” ungkapnya.
Sebagai penyandang disabilitas rungu atau dalam bahasa keseharian disebut tuli, tentunya sangat sulit berkomunikasi dengan orang lain yang menggunakan suara atau secara lisan. Oleh karena itu, sangat penting untuk belajar bahasa isyarat bagi mereka non tuli.
“Sebagai salah satu makhluk sosial, kaum tuli tentu tak bisa melepaskan dan menghindarkan diri dari interaksi dengan masyarakat sekitarnya. Namun, dalam interaksi sosial ini kaum tuli selalu mengalami kendala dalam berkomunikasi karena keterbatasan kemampuan dengar mereka, kecuali dengan sesama kaum tuli yang tentu saja memakai bahasa isyarat dalam berkomunikasi,” ujarnya.
Kendala yang sama, kata Sujito, juga dirasakan oleh masyarakat non tuli yang kesulitan dalam menyampaikan sesuatu saat berkomunikasi dengan orang tuli. Sekali lagi, sangat penting untuk mempelajari bahasa isyarat ini.
“Tuli adalah dunia tanpa suara, termasuk dalam hal komunikasi. Namun, hal ini tidak menjadi kendala karena kaum tuli memiliki bahasa sendiri dalam berkomunikasi, yakni bahasa isyarat. Hal ini juga berlaku bagi non tuli dalam interaksinya dengan kaum tuli, sangatlah penting menggunakan bahasa isyarat yang dipahami oleh teman-teman tuli yang menjadi lawan bicara,” tuturnya.
Menurutnya, sangat penting menguasai dan memahami bahasa isyarat, tentu beriringan dengan banyaknya manfaat dalam berbahasa isyarat ketika berinteraksi dengan kaum tuli bukan hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung lewat berbagai media visual seperti sarana komunikasi berupa panggilan (video call) serta contoh lainnya.
“Dengan berbahasa isyarat, kita juga jadi lebih memahami betapa rumitnya budaya komunikasi bahasa isyarat di antara kaum tuli, sehingga kita lebih menghargai dan menghormati akan keistimewaan bahasa isyarat sebagai bahasa dan sarana komunikasi visual serta tidak mengalami kesulitan dalam interaksi dengan kaum tuli di mana pun berada,” tambahnya.
Melanasir Idmtimes.com, bahasa isyarat memiliki banyak manfaatnya, di antaranya
Mampu merangsang otak
Mempelajari bahasa isyarat dapat membuat seseorang menguasai dua bahasa atau bilingual. Dilansir Psychology Today, manfaat bilingulisme akan bersifat sampai seumur hidup. Artinya, mengetahui banyak bahasa memiliki keuntungan kognitif, neurologis, bahkan ekonomi.
“Lansia yang bilingual memiliki memori yang lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang hanya bisa berbicara satu bahasa,” ungkap Viorica Marian Ph.D., seorang profesor Universitas Northwestern, dilansir Psychology Today.
Bahasa yang kian populer
Kasus COVID-19 membuat seseorang harus berdiam diri di rumah, sehingga hanya bisa mendapatkan informasi melalui digital. Solusi untuk memberikan informasi kepada teman tuli dalam momen ini adalah dengan memberikan fasilitas juru bahasa isyarat di televisi.
Banyaknya penerjemah di televisi yang kemudian membuat orang-orang lebih mengenal adanya bahasa isyarat. Bahkan, beberapa universitas sudah menyediakan fasilitas juru bahasa isyarat untuk mahasiswa tuli, lho!
Memperluas budaya dan komunitas
Belajar bahasa asing tentunya juga akan mempertemukan kamu dengan orang-orang dari komunitas yang berkaitan, begitu pula dengan bahasa isyarat. Artinya, belajar bahasa isyarat dapat memperluas pengetahuan budaya dan mengenal komunitas teman tuli.
Berdasarkan data World Federation of the Deaf, terdapat 70 juta orang di dunia yang bahasa pertama atau bahasa ibunya adalah bahasa isyarat. Secara tidak langsung, mempelajari bahasa isyarat akan memperluas komunitas secara global.
Meningkatkan kemampuan bahasa tubuh
Berbahasa isyarat tidak hanya melibatkan gerakan tangan, tetapi kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi. Oleh karena itu, mempelajarinya mampu meningkatkan kemampuan bahasa tubuh.
Mengerti bahasa tubuh dapat membuat seseorang lebih peka terhadap gerakan-gerakan. Dilansir Fast Company, seorang teman tuli lebih cepat menangkap gerakan dan perilaku kecil dibanding orang yang mendengar.
“Terkadang mereka (teman tuli) meskipun tidak melihat langsung, tetapi dapat menangkap semua yang saya terjemahkan atau isyaratkan kepada mereka. Mereka memiliki penglihatan periferal yang begitu kuat, mereka menangkap nuansa yang lebih kecil, lebih halus, lebih baik daripada orang dengar yang mengandalkan isyarat suara yang diberikan satu sama lain,” ungkap Horwitz, seorang juru bahasa ASL, dilansir Fast Company.
Dapat digunakan setiap saat
Bahasa isyarat memiliki tingkat fleksibel yang tinggi. Sebab, bahasa ini mampu membantu kamu berkomunikasi pada tempat yang tidak memungkinkan untuk bersuara, seperti di perpustakaan.
Bahasa isyarat juga bisa digunakan sebagai kode ketika mengalami keadaan bahaya. Saat ini, sudah banyak orang yang meminta pertolongan melalui nahasa isyarat.
Itulah lima alasan pentingnya mempelajari bahasa isyarat. Jadi, apakah kamu siap mencobanya?. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post