Sangihe, Barta1.com – Setelah menanti sekian tahun, proses pengangkatan Don Sint Jugov Santiago, yang lebih dikenal sebagai Raja Bataha Santiago, akhirnya akan mencapai puncaknya pada 10 November 2023 mendatang. Raja yang mati digantung oleh penjajah Belanda ini akan segera diangkat sebagai pahlawan nasional, sebuah pengakuan yang lama dinantikan oleh masyarakat di Nusa Utara.
Sejarahwan terkemuka, Alex Ulaen, yang juga merupakan anggota Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), menerima undangan istimewa dari Sekretariat Militer Presiden untuk mengikuti geladi resik pada 9 November 2023, menjelang penobatan Bataha Santiago sebagai pahlawan nasional.
“Benar, kita sudah menerima undangan ini, dan saya telah berbagi berita baik ini dengan saudara-saudara serta tokoh-tokoh adat di Sangihe. Kita semua sangat bahagia dan bersyukur bahwa perjuangan Santiago akhirnya diberikan pengakuan oleh negara,” ujar Alex Ulaen penuh kegembiraan saat dihubungi via telepon, Selasa (7/11/2023).
Surat dari Sekretariat Militer Presiden juga meminta Kementerian Sosial untuk menghubungi ahli waris Bataha Santiago agar dapat hadir di Jakarta paling lambat pada tanggal 8 November 2023. “entah siapa yang akan hadir, atau bisa pemerintah daerah khususnya Ibu Pj. Bupati yang juga adalah Kepala Dinas Sosial, yang terpenting usaha menjadikan Santiago sebagai pahlawan nasional sudah terwujud dan saya pribadi sangat senang akan hal ini,” tutur penulis buku Nusa Utara ini.
Pengusulan Bataha Santiago sebagai pahlawan nasional telah dimulai sejak tahun 2015. Upaya ini dilakukan oleh berbaga elemen dimulai dari pemerintah dan tokoh-tokoh adat. Namun menurut Ulaen, pemakalah yang mempresentasikan perjuangan Bataha Santiago adalah Alm. Aldus Horohiung.
“Jika tidak salah ingat, pembahasan mengenai perjuangan Bataha Santiago melalui makalah Aldus Horohiung, dan saya adalah pembahas pada waktu itu. Sayang sekali bahwa beliau tidak dapat menyaksikan berita gembira ini,” ujar Ulaen dengan penuh penghormatan.
Bataha Santiago adalah salah satu tokoh sejarah yang memainkan peran sentral dalam perjuangan melawan penjajah Belanda di wilayah Kepulauan Sangihe pada abad ke-17. Ia memerintah Manganitu dari sekitar tahun 1670 hingga 1675. Dengan gagah berani dia memimpin perlawanan rakyatnya dalam upaya menentang dominasi Belanda di kepulauan ini.
Meskipun perjuangannya berakhir tragis dengan penangkapannya dan eksekusi di tiang gantungan, Bataha Santiago tetap menjadi simbol perlawanan dan kepahlawanan yang menginspirasi perjuangan untuk kemerdekaan bangsa. Kini, melalui pengangkatannya sebagai pahlawan nasional, warisan dan jasa-jasanya akan diabadikan dalam sejarah Indonesia yang lebih luas.
Penulis: Rendy Saselah
Discussion about this post