Talaud, Barta1.com – Oni Maliatja, S.IP, M.Si salah satu warga Kabupaten Kepulauan Talaud menanggapi pernyataan Wali Kota Manado, Andrei Angouw yang viral beberapa hari ini.
Alumni Pasca Sarjana Unsrat Manado, Program Studi Pembangunan ini menerangkan, dalam vidio tersebut, ada pernyataan Wali Kota Manado mengatakan bahwa badut enggan ke Talaud karena tidak akan menghasilkan uang. Hal ini dikarenakan PDRB perkapita Talaud berada di posisi terendah di antara Kabupaten dan Kota se Provinsi Sulawesi Utara.
“Pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa masyarakat Talaud tidak mampu secara ekonomi karena PDRB perkapitanya terendah, sehingga tidak bisa memberikan uang kepada badut,” ungkap Maliatja, Kamis (14/09/2023).
Selain itu, pria yang akrab disapa akang Tantu ini menuturkan, PDRB perkapita memang dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan relatif suatu masyarakat secara agregat, tetapi tidak bisa digunakan sebagai indikator kemiskinan jika kemiskinan tersebut diukur dari batas pendapatan yang memadai untuk hidup layak.
Lebih jauh lagi, dirinya sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Alex Jon Ulaen, salah satu akademisi asal Talaud bahwa dalam ilmu sosial, ekonomi dan geopolitik dikenal adanya konsep center – periferi atau pusat dan pinggiran.
Lanjutnya, jika memperbandingkan pusat dan pinggiran jelas adalah kekeliruan metodologis. Keduanya saling terkait dan komplementer.
“Memperbandingkan dua atau lebih entitas harus satu kelas. Dan itu sudah pakem keilmuan,” tuturnya.
Peliput : Evan Taarae
Discussion about this post