Sangihe, Barta1.com – Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, kini tengah menghadapi tantangan serius akibat krisis listrik yang terjadi hampir setiap hari. Masalah ini telah menjadi isu klasik setiap tahunnya, semakin meruncing menjelang perayaan ke-78 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Pemadaman listrik yang kerap terjadi telah berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari masyarakat. Warga mengeluhkan kesulitan dalam menjalankan berbagai aktivitas, termasuk penerangan rumah, bisnis, dan sektor publik. Pada akhirnya produktivitas penduduk di daerah kepulauan yang mayoritas pekerjaannya bergantung kepada listrik sangatlah terganggu.
“Jelas kami sangat dirugikan, karena pemadaman hampir setiap hari ini sudah sangat tidak wajar. Ini sangat berpengaruh pada bahan jualan yang disimpan di lemari pendingin,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Bahkan salah satu aktivis di Kepulauan Sangihe, Robison Saul dengan keresahannya mengunggah di laman media sosial facebook mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sejuta koin untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kepulauan Sangihe. Dirinya mengatakan kalau upaya ini bisa didukung masyarakat, akan dia realisasikan.
“Iya kalau teman teman siap, kita seriusi,” ujar dia.
Dirinya juga menilai bahwa pelayanan listrik terhadap masyarakat Sangihe kian mundur. Dampak pemadaman yang tak beraturan ini pun menurut dia berdampak pada rusaknya perangkat elektronik warga.
“PLN sebagai BUMN mestinya bisa meningkatkan pelayanan ke arah yang lebih baik di kepulauan Sangihe, bukannya lebih buruk. Yang mengalami kerusakan barang elektronik bukan hanya dinas instansi pemerintah, tapi juga masyarkat kecil. Akibat seringnya pemadaman listrik tanpa sebab yang jelas ini membuat masyarakat pelanggan mengalami kerugian materil,” terang dia.
Sementara itu, salah satu tokoh LSM di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Azis Janis meminta PLN UP3 Tahuna agar mengedepankan hak-hak konsumen yang setiap bulannya setia membayar tagihan listrik. “Ini masalah hak konsumen, PLN harus melakukan evaluasi atas kinerja petugas lapangan dan juga mesin pembangkit listrik, masyarakat sudah membayar sebagaimana kebutuhan listrik rumah tangga dan sudah menjadi tanggungjawab PLN dalam memenuhi hak-hak masyarakat sebagai konsumen,” kata Janis.
Dia pun meminta agar pimpinan yang membawahi managemen PLN UP3 Tahuna dicopot jika tidak mampu mengatasi persoalan klasik tersebut.
“Jika ini tetap tidak dijadikan perhatian yang serius maka sebagai masyarakat pengguna mendesak direksi PLN untuk mengganti kepala cabang PLN sekaligus bagian teknisnya,” tegas Janis.
Sementara itu PT. PLN UP 3 Tahuna melalui bagian hubungan masyarakat Edmund Sahadagi menjelaskan bahwa pemadaman yang akhir-akhir ini terjadi pada sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Sangihe diakibatkan adanya program pemeliharaan pembangkit listrik dengan melakukan major overhaul (MO).
“Jadi dalam pemeliharaan ini, kami membutuhkan waktu padam, dimana mesin tidak bisa dikerjakan dalam kondisi menyala. Sehingga kita butuh waktu mengamankan mesin dan sumber daya yang bekerja. Jika pemeliharaan rutin major overhaul ini dilakukan maka daya mesin akan kembali memikul beban seperti semula. kata Sahadagi, Rabu (16/8/2023).
Sementara dirinya berharap besok pada 17 Agustus 2023 menurut dia dimungkinkan tahap perbaikan sudah selesai. “Mudah-mudahan sparepart yang kami tunggu-tunggu hari ini sudah ada dan berharap besok sudah selesai karena hari ini ada material sparepart yang akan sampai,” ungkapnya sambil meminta dukungan dan doa.
Sahadagi juga menampik soal keluhan warga terkait barang-barang elektronik yang rusak akibat pemadaman listrik. Dirinya mengatakan tidak bisa disimpulkan kalau barang rusak hanya karena pemadangan listrik, meski memang pernah ada suatu kejadian pihak mereka mengganti kerugian karena kesalahan teknis.
“Memang banyak keluhan, sekarang kita mau simpulkan dari mana. Banyak persepsi bahwa itu akibat listrik padam. Misalnya kita sampaikan begini, misalnya kulkas sudah berapa tahun, terus tiba-tiba lampu mati. Kita kan tidak bisa membuktikan akibat pemadaman listrik,” jelas dia.
“Dulu pernah terjadi memang salah satu gardu rusak karena ada kesalahan teknis kami menggantinya, karena ada kesalahan pengoperasian. memang terjadi waktu itu. tapi kalau keluhan seperti tadi, oke kita tidak bisa simpulkan ini akibat listrik atau apa. Tapi kalau misalnya orang mengeluh barang elektronik rusak akibat mati lampu itu tidak fair,” tutur dia.
Lebih kurang dua pekan terakhir ini, Kabupaten Kepulauan Sangihe menghadapi tantangan berat akibat pemadaman listrik yang berlangsung secara berkelanjutan. Situasi ini telah menguji kesabaran dan ketahanan masyarakat sebagai pelanggan utama untuk menikmati listrik dengan baik.
Peliput: Rendy Saselah
Discussion about this post