Sitaro, Barta1.com – Dorongan merubah peradaban ke arah lebih baik dan positif hingga melawan praktik politik uang di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro). Satrio Eriko Mangoto, A.P (23) membulatkan tekad menapaki gelanggang kontestasi Pemilu 2024 sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Kabupaten Kepulauan Sitaro.
Tio, sapaan akrabnya, mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) 3 Kabupaten Sitaro melalui Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Lalu seperti apa sosok Satrio Eriko Mangoto? Bagaimana latar belakang keluarga dan kisahnya terjun ke dunia politik hingga memutuskan maju pada Pileg 2024?
Satrio Eriko Mangoto merupakan putra kelahiran Gorontalo, 5 Oktober 1999 silam. Kedua orang tuanya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Memulai karir sejak tahun 1989, ayahnya, Zacharias Mangoto, A.Ptnh yang hanya sebagai staf kini telah menjabat Kepala Kantor BPN Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra). Sama halnya dengan ibunya, Latri Sukriningsih, A. Ptnh, M. Eng, yang kini menjabat Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kanwil BPN Sulawesi Utara (Sulut).
Sedangkan untuk urusan pendidikan, Satrio memulainya dari bangku sekolah SD Negeri 06 Manado 2005-2011. Kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 01 Manado 2011-2014 dan SMA Negeri 09 Manado 2014-2017. “Selesai SMA, saya kuliah di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Jogjakarta, lulus di tahun 2018,” sambung dia.
Diakui sekitar 3 tahun lalu, ia awal mulanya tidak begitu tertarik dengan dunia politik. Padahal, waktu itu banyak partai politik coba meminang hingga menawari menjadi calon anggota legislatif. Sampai pada akhirnya, tahun 2023 memutuskan berlabuh ke Partai Perindo, berkat campur tangan sosok Ketua DPD Kabupaten Sitaro, Jotje Luntungan.
“Pak Jotje menggaet saya berbeda dengan yang lain, bukan sekadar menawarkan nyaleg dan sebagainya, beliau juga menceritakan ideologi sebuah pemikiran beliau dan ideologi Partai Perindo,” kenangnya.
Sejak saat itu, ia memutuskan bukan hanya sekadar berorganisasi melainkan juga aktif berpolitik. Tujuannya, guna mampu berbuat dan membantu banyak masyarakat dari berbagai latar belakang keturunan, agama, suku, hingga budaya.
Lain hal memasuki pesta demokrasi 2024, Tio telah membulatkan tekad maju pada pileg mendatang untuk mewujudkan goal alias tujuan politiknya. Bukan sekadar menjadi kader partai melainkan mampu memberikan pengaruh baik dan positif bagi masyarakat luas.
Bermodalkan gagasan mengusung perubahan peradaban di era reformasi serta mengembangkan potensi maupun sumber daya alam di bumi Sitaro, hingga mengedepankan kunci kejujuran dalam proses pencalonan, ia meyakini mampu mendulang perolehan suara masyarakat. Tak terkecuali kalangan milenial dan Gen Z.
“Startegi saya pribadi yang penting kita jujur dan tidak berjanji, kalau berjanji kita akan punya utang. Jadi lebih baik saya berbicara pahit di depan tapi manis di belakang, lebih enak seperti itu. Jujur dan membuka diri,” ucapnya lugas.
Lebih lanjut diakuinya, pencalegan memang membutuhkan kesiapan secara logistik. Walau begitu, sebagai caleg muda dikatakan logistik utama ialah kunjungan, silaturahmi, dan komunikasi ke tengah-tengah masyarakat, bukan sekadar memamerkan alat peraga kampanye.
“Secara logistik, setiap orang nyaleg harus siap secara logistik. Contoh gampangnya, untuk mengkampanyekan diri kita paling simplenya kartu nama dan alat peraga lainnya, ini semua jelas perlu logistik. Ya kita harus siap, tapi yang terpenting turun ke rakyat,” lanjut dia.
Terkait pandangannya soal politik uang, Tio mengutuk keras praktik-praktik kotor tersebut. Menurutnya, kondisi itu tak ubah menyangkut soal transaksional mendulang suara rakyat dinilai bisa sangat membahayakan sistem politik Indonesia.
Ia menyebut, praktik politik uang jelas tidak memanusiakan manusia dikarenakan adanya upaya transaksional. “Bayangkan, jika ada transaksional, pasti yang dipilih adalah sosok memiliki kesiapan logistik yang kuat. Apakah caleg tersebut pintar atau memiliki gagasan? Ini jelas dikesampingkan dan belum tentu memperjuangkan suara masyarakat. Hal-hal seperti ini yang coba saya terus pahami ke masyarakat,” tandasnya.
Peliput : Randy Dilo
Discussion about this post