Manado, Barta1.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan, dampak pandemi terhadap perekonomian sungguh sangat berat dan nyata. Akibat pandemi Covid-19 ini, membuat ekonomi terdampak, termasuk pihak BUMN, BUMD, pariwisata hingga perbankan.
Namun pertanyaan menggelitik bagi masyarakat Sulawesi Utara, melalui anggota DPRD Sulut, Amir Liputo. “Di saat kondisi Indonesia tidak baik-baik, termasuk Provinsi Sulut yang mengalami kesulitan, akibat pandemi Covid-19. Dan tahun ini, baru memulai pemulihan kembali perekonomian. Kenapa, disituasi seperti ini, Bank Sulut-Gorontalo (SulutGo) bisa membangun gedung kantor yang begitu besar,” tanya Liputo, selaku anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulut, kepada Direktur Utama BSG, Revino M. Pepah, di Ruang Paripurna DPRD Sulut, Senin (07/11/2022) lalu.
“BSG dianggap hebat. Di saat orang susah, BSG bisa survive dan bisa membangun Gedung, dengan beberapa lantai di Kawasan elit, Megamas Manado. Sebagai wakil rakyat saya bersyukur, dan ini menjadi jaminan bahwa Bank ini sehat. Untuk itu, butuh penjelasan, terkait strategi apa yang digunakan di saat kita fokus mencapai modal ini. Kemudian, Direksi BSG justru membangun gedung yang ada,” tanya kembali Liputo.
Apakah dengan strategi ini kemudian para direksi berpikir hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) pertama dan kedua sulit. Jadi untuk meyakinkan masyarakat, maka dibangun Gedung yang cukup bagi ini. Agar go publik nantinya, bisa meyakini modal ini akan terlampaui.
“Ini butuh penjelasan. Di mana-mana, di kondisi sulit seperti ini orang-orang melakukan penghematan, termasuk seperti kami di DPRD Sulut di tahun 2023 ini, tidak ada pembelian kendaraan baru dan sebagainya, karena keadaan keuangan,” jelasnya.
“Tentunya saya memahami kur bisnis Bank itu berbeda, nah. Agar kami sebagai wakil rakyat dan sebagai perpanjangan tangan rakyat, dan bagian dari pemerintah provinsi Sulut. Untuk memahami ini, mohon berikan kami penjelasan. Saat kami bertemu dengan masyarakat yang bertanya seperti ini, kami bisa menjelaskan demi kepentingan baik BSG, yang kita cintai,” terangnya.
BSG bukan saja membangun gedung di tengah pandemi Covid-19, melainkan bisa mengantikan kerugian nasabah, terkait permasalahan scanning kejahatan perbankan.
Sekretaris Fraksi Nyiur Melambai ini menyebut, BSG luar biasa bisa mengantikan uang nasabah, yang kemarin bermasalah dengan scan ATM dan sebagainya. Sedangkan Bank lainnya, tidak melakukan itu. “Sejauh mana strategi BSG menangkap kepercayaan publik ini, agar meningkat tabungan masyarakat, deposito masyarakat di BSG. Saya duduk di Coffe Manado, BSG menjadi perbincangan. Berarti luar biasa BSG ini,” tuturnya.
“Yang terjadi kemarin itukan, kejahatan perbankan. Bukan, kesalahan perbankan, melainkan kesalahan orang luar. Tetapi, BSG mau mengambil resiko guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BSG,” imbuhnya.
Pepah menjelaskan gedung ini bukan dibangun tiba saat dan tiba akal. Ini sudah menjadi keputusan RUPS sejak 4 tahun yang lalu. “Keputusan untuk pembangunan yang baru ini sebetulnya sudah kita mulai sebelum masuknya Covid-19. Kemudian, tanah yang kita bangun itu bukan kita baru beli. Itu tanah yang sudah dibeli BSG sejak 18 tahun yang lalu. Tanah itu sudah dialokasikan untuk pembangunan gedung,” jawabnya.
Kemudian, strategi apa yang digunakan terkait pendanaan dari pembangunan gedung ini. “Pembangunan ini tidak dibayar secara tunai, melainkan cicilan selama 3 tahun. Jadi selesai gedung tersebut, tidak seluruhnya kami bayar. Tetapi, kami mengangsur selama 3 tahun, atau awal tahun 2025,” ucapnya. “Sehingga kita harus membutuhkan kontraktor yang bonafit, karena gedungnya kita cicil selama 3 tahun,” ujarnya.
Kemudian menyangkut kejadian scanning kemarin. “Kemarin kita masih mengakomodir kartu yang menggunakan magnetic stripe. Kenapa kami menggunakan magnetic stripe, karena kami Bank pembayar gaji PNS. Kalo kita beralih menggunakan kartu chip, berarti pergantian kartu tersebut membutuhkan biaya, dan dikenakan kepada penguna ATM. Saat ini kami sudah paksakan pengguna ATM itu harus menggunakan kartu dengan jenis chip. Ini memang kita edukasi, tetapi kita paksakan setelah kejadian ini. Jadi resiko terhadap scanning kita minimalisir. Setiap Kantor Cabang harus mengecek kembali, agar tidak terjadi penggunaan ATM Magnetic Stripe di mesin ATM. Total kerugian nasabah, yang kami gantikan sebesar Rp 3,1 M. Dan memang kami mengantikan kerugian nasabah sesuai dengan kemampuan kami. Kami masih memiliki kemampuan resiko dan ini juga menyangkut reputasi BSG,” tambahnya. Diketahui, gedung yang dibangun BSG di area kawasan elit Megamas Manado ini, adalah Gedung Pusat BSG yang baru.
Gedung pusat BSG itu, sesuai perencanaan delapan lantai. Tiga lantai di antaranya sebagai parkiran, dengan kapasitas hingga 150 mobil. “Di gedung tersebut nantinya ada komersial area di lantai dasar. Kemudian, ada ruang santai prioritas banking dan VIP bagi nasabah kami,” ungkap Pepah, yang dikutip dari TribunMando.com. Maket gedung kantor pusat Bank SulutGo menghabiskan anggaran Rp 251 M sekian. Gedung kantor pusat Bank SulutGo yang bakal berdiri delapan lantai dan menghabiskan anggaran Rp 251 miliar sekian.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post