Manado, Barta1.com — Festival Seni Pemuda GMIM (FSPG) tahun 2022 tangkai lomba Teater yang akan berlangsung di Jemaat GMIM Victory Kairagi Weru Manado, pada 21 hingga 23 Oktober 2022 akan menghadirkan 3 orang Juri terdiri dari kalangan seniman Teater, Kritikus Seni dan Teolog. Berikut profil ringkas mereka:
John Piet Sondakh
Bermain dalam “Ayub” karya Yulius Siranamual disutradarai Yodi Subroto pada pembukaan Sidang Raya Dewan Gereja (DGI) di Bukit Inspirasi, Tomohon pada 1980, boleh dikata kiprah awal dramawan John Piet Sondakh di Sulawesi Utara (Sulut).
Sekembalinya dari pendidikan teater di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), dramawan yang akrab dengan sapaan Hanny ini kemudian mengukuhkan kehadirannya di panggung teater Sulut dengan menggarap Antigone, sebuah tragedi yang ditulis Sophokles, pengarang Yunani yang paling terkenal di dunia sebelum tahun 442 SM.
Sukses dengan Antigone yang dipentaskan di Gedung Kesenian Pingkan Matindas Manado tahun 1983, dengan melibatkan Teater SMPP Negeri 29 Manado, di tahun yang sama kembali dipentaskan di Bukit Inspirasi, Tomohon.
Tahun 1985, dramawan, aktor dan pembaca puisi ini dipercayakan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagai Sutradara Umum pada ajang pembukaan Pesparawi Nasional di Stadion Klabat Manado yang melibatkan 3 ribu orang lebih pemain dan pendukung konfigurasi.
Lahir di Langoan, Minahasa pada 6 Maret 1957. Riwayat pendidikan, SD GMIM 8 Tikala Manado. SMP Kristen Tikala Manado. SMPP NEG 29 Manado. LPKJ ( Lembaga pendidikan Kesenian Jakarta ) Tahun 1977 sd 1981.
Semenjak masa kuliah ia telah menjadi Koordinator acara Mimbar Kristen Protestan sebuah materi tayangan TVRI PUSAT Jakarta bekerjasama dengan Yayasan Komunikasi Massa Dewan Gereja Indonesia (YAKOMA DGI).
Kembali ke Manado tahun 1981, ia mendirikan Teater SEPAKAT dan mengajar Seni Teater di beberapa sekolah di Manado, di antaranya, SMAN 2 Manado, SMAN 1 Manado, SMKN 1 Manado dan SMPP NEG 29 Manado dari tahun 1982 sampai dengan 1986.
Pada 1986 sampai dengan 1993 menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan di Bidang Kesenian Kanwil DEBDIKBUD Propinsi Sulut. Ia kemudian berhenti dari PNS lalu terjun ke dunia entertainment sambil terus berkiprah di dunia panggung baik sebagai aktor drama dan film televisi, juri festival sastra dan drama.
Sovian Lawendatu
Selain dikenal sebagai penyair, ia adalah seorang esais dan kritikus sastra yang produktif. Lahir di Kampung Sawang, Sangihe, 20 Mei 1968.
Menamatkan pendidikan di SMA Negeri Tahuna (1986), Pada 1987 memulai studi S-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Manado. Sebagai Mahasiswa Berprestasi I FPBS IKIP Manado (1990), ia menerima Tunjangan Ikatan Dinas, sehingga diangkat sebagai Guru/CPNS tanpa tes.
Skripsinya menelaah karakter tokoh novel ‘Lho’ dan ‘Keok’ karya Putu Wijaya berdasarkan teori-teori Psikoanalisis Sigmund Freud.
Pada 2001, mendirikan Sanggar Teater ‘Cakrawala’ SMA N 1 Bitung. Pada 2003-2004, membina Majalah ‘Cendekia’ SMAN 1 Bitung. Belajar menulis puisi, cerpen dan drama sejak duduk di bangku SMA. Selain itu menulis kritik sastra dan esai sastra dan budaya. Ketika SMA juga menulis naskah drama dan menyutradarai pementasannya.
Puisi-puisinya diterbitkan dalam buku antologi SASAMBO (1991). Saat ini naskah buku kumpulan puisinya siap terbit. Karya-karya esai dan kritik sastra yang ditulisnya dimuat berbagai media, antara lain: Sastra dan Filsafat. Alkitab sebagai Karya Sastra. Sasalamate dalam Perspektif Sosiologi Sastra Fenomenologis. Sastra sebagai Sarana Pendidikan Karakter.
‘Rindu Dendam’ Kepada J.E. Tatengkeng. Mempercakapkan Sajak-sajak Kamajaya Al. Katuuk. ‘Sekuntum Bunga Drama’ Leonardo Axsel Galatang. Bangkuna dan Lingkobong dari Leonardo Axsel Galatang : Sebuah Fenomen Infra-Sastra. Jalinan Intertekstual Sajak “Mata Pisau” Sapardi Djoko Damono dan Sajak “Dinamika Pisau Bedah” karya Iverdixon Tinungki.
Hubungan Intertekstual Sajak Semuel Muhaling dan Sajak Pitres Sombowadile. Penyajak Kita dan Budaya Moyangnya. Fenomena Sosial dalam Sajak Alfeyn Gilingan. Perihal ‘Eskatologi’ Pitres Sombowadile. ‘Khotbah-khotbah’ Arie Tulus. Seruan ‘Yohanes Pembaptis’ dari Pulau Lembeh (Ulasan atas Sajak Semuel Muhaling).
Sejumlah esai dan ulasannya tentang Festival Teater Remaja ala Sanggar Seni Tangkasi Kota Bitung (dimuat dalam sejumlah edisi Manado Post Mei 2011).
Buku-Buku Non fiksi yang telah ditulisnya antara lain: Sejarah Jemaat GMIST Sion Sawang Jauh (2000). Jejak Kisah Jemaat Yerusalem (Sejarah Gereja) (2013). Liturgi Kreatif (2009). Sejak tahun 2006 menjadi Penatua (Presbiter) di sebuah Jemaat (kongregasi) GMIM; dan Sekretaris Jemaat tersebut.
Rizal Marcos Lumombo
Lebih dikenal sebagai salah satu pentolan Sanggar Tangkasi Bitung. Di dunia teater ia terlibat sebagai aktor, sutradara dan penulis lakon.
Lahir di Bitung, 29 Maret 1981. Menempuh pendidikan S1 di Fakultas Teologi Universitas Kristen Tomohon dan melanjutkan studi S2 di universitas yang sama. Melanjutkan studi S3 di Missio School Teologi Manila dengan judul skripsi, Tesis dan Desertasi “Liturgi dan Teater Suatu Upaya Pelayanan di GMIM”. Juga menyelesaikan pendididikan S3 di STT IKAT Jakarta.
Dramawan dan teolog yang akrab disapa Atos ini kini menjabat sebagai Direktur Utama Perumda Bangun Bitung dan dosen Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasisswan dan Kerjasama STMB Dua Sudara Bitung.
Selain aktif di dunia teater, sastra, budaya dan Teologi, ia juga terlibat dalam organisasi kepemudaan dan politik. Di lingkup organisasi pemuda antaranya, pengurus KNPI Bitung, KNPI Sulut, Karang Taruna Bitung, Karang Sulut, Sekretaris Cabang GMKI Tomohon, Sekretaris Jendral BEM UKIT, GAMKI Bitung, GAMKI Sulut, Presiden Forum Mahasiswa Kristen.
Di organisasi politik sebagai Wakil Sekretaris DPC PDI Perjungan Kota Bitung, Wakil Ketuq Bid Org DPC PDI Perjuangan Kota Bitung. Ia juga Bendahara Pertina Bitung, Wakil Ketua Possi Bitung, Ketua Umum Percasi Bitung.
Di bidang pelayan, ia Penatua Kolom Periode 2017-2021 dan Penatua Kolom Periode 2021-2026 sekaligus Wakil Ketua BPMJ GMIM ZAITUN Madidir. Motto hidupnya, “Carilah Tuhan, Maka Kamu Akan Hidup”. (*)
Penulis: Tim Barta1.
Discussion about this post