Manado, Barta1.com – Organ hati (liver) memegang peranan penting pada metabolisme tubuh manusia. Karenanya, fungsi hati yang terganggu bisa berdampak pada organ tubuh lainnya.
Gangguan hati dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perlemakan, infeksi virus, kecanduan alkohol, paparan senyawa kimia beracun (hepatitis toksik), gangguan pada sel hati (kolestatik), dan kanker hati hingga gaya hidup tidak sehat. Untuk itu, penanganan yang tepat perlu dilakukan guna mencegah risiko komplikasi yang bersifat serius.
Melihat hal itu, di momentum Hari Hepatitis Dunia, Siloam Hospitals Manado kembali mengingatkan kepada publik melalui edukasi bertajuk ‘Jangan sepelekan sakit hati’, bersama dokter Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospitals Manado, dr Andrew Waleleng Sp.PD.
Menurut Andrew, sejumlah jenis kerusakan atau ‘sakit’ pada organ hati antara lain perlemakan hati, Nekrosis hati, Kolestatis, Sirosis, dan Gagal hati. “Rusaknya organ hati ini dipicu oleh malasnya masyarakat melakukan deteksi dini dan terus melakukan gaya hidup yang tidak sehat,” tutur dr. Andrew Waleleng Sp.PD, Jumat (5/8/2022) melalui kanal zoom yang diikuti puluhan komunitas kesehatan dari kota Manado.
“Gejala yang terjadi ketika organ hati mengalami kerusakan, seperti mata menjadi berwarna kuning (Jaundice), kerap mengalami sakit perut dan bentuk perut semakin membesar (Swollen Abodemen), mual dan muntah secara berkelanjutan hingga mengalami penurunan berat badan secara drastis,” tuturnya.
Kemudian, Jika sudah dalam tahap kerusakan, maka pengobatan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan antivirus untuk penyakit hati, bahkan dilakukannya pembedahan dan transplantasi jika sudah terjadi sirosis atau gagal hati.
Tata Laksana Organ Hati
Organ Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan keseimbangan tubuh, mempunyai berat antara 1.2kg – 1.8kg atau dapat dikatakan berkisar 2.5% dari berat badan normal orang dewasa. Organ ini berwarna merah kecoklatan dan terletak dibawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan dengan kondisi normal, kenyal dan permukaan yang licin.
Pada tatalaksana organ hati, Andrew Waleleng menyebut tes (medis) fungsi hati dilakukan di dalam laboratorium pada Enzim SGOT/AST dengan nilai normal 10-40 IU/L dan SGPT/ALT. Nilai normal yang berkisar 5 – 35 IU/L dengan interpretasi akan meningkat sesuai inflamasi dan atau nekrosis hepatosit, Biasanya tidak diperlukan untuk mengukur keduanya. Namun, rasio AST atau ALT lebih besar dari 2 yang terdiagnosis dengan kecendrungan penyakit hepatitis alkoholik.
Adapun, tatalaksana pemeriksaan hati lanjutan yang tentunya sesuai dengan indikasi meliputi pemeriksaan viral marker, Albumin, Billirubin, Protrombin time, ALP GGT dan Pemeriksaan Radiologi seperti: USG perut dan CTscan abdomen.
Selanjutnya, sesi akhir edukasi dengan mengingatkan kembali akan fungsi organ hati antara lain sebagai detoksifikasi dan sebagai metabolisme lemak. Dan sejumlah jenis kerusakan atau ‘sakit’ pada hati antara lain perlemakan hati, Nekrosis hati, Kolestatis, Sirosis, dan Gagal hati.
Pada sesi terkahir, Dokter Andrew Waleleng Sp.PD mengatakan, jangan sampai keluhan penyakit hati berkomplikasi. Hal tersebut dapat dicegah dengan segera memulainya dalam pola hidup sehat, berolahraga yang cukup dan berkelanjutan, hindari asupan makanan berbahan pengawet, lemak dan lainnya yang bertujuan guna mempermudah kerja organ hati.
“Tidur cukup dan teratur, lengkapi dengan rutin cek up ke dokter dan beberapa kasus sering terjadi belakangan ini adalah terjadi nya ‘Fatty Liver’ (hati berlemak) dikarenakan kadar kolesterol yang berlebihan dalam tubuh, fatty liver yang tidak ditangani akan berakhir dengan Sirosis hepatis atau gagal hati, Jadi secara keseluruhan jangan sepelehkan sakit hati” pungkas Waleleng, dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktek setiap harinya di rumah sakit yang berlokasi di bilangan jalan Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara ini.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post