Manado, Barta1.com – Berbagai elemen organisasi gerakan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Manado menggelar ‘Banana Fest’ atau Festival Pisang di Desa Kalasey Dua, Kabupeten Minahasa, Sulut, Jumat (01/07/2022).
Banana Fest ini merupakan salah satu perlawanan bagi Pemprov Sulut, yang telah menghibahkan lahan garapan petani Kalasey Dua sebesar 20 hektar kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) RI.
Adapun yang ditampilkan pada Banana Fest ini yaitu tarian kabasaran, masamper, lukisan, orkes rakyat, panggung boneka, lapak, musikalisasi puisi, akustikan, dan pameran olahan makanan berbahan dasar pisang.
Mustofa Hasan, perwakilan LBH Manado saat diwawancarai Barta1.com, Selasa (28/6/2022) mengatakan, kegiatan ini bagian dari silahturahmi dan kampanye terhadap publik, menandakan ada problem serius di Desa Kalasey Dua.
“Kami menggalang solidaritas untuk berjuang bersama petani penggarap yang saat ini dalam tahap persidangan gugatan terhadap SK hibah di atas lahan petani,” ungkap Hasan sembari menyebut sebelumnya sudah melaksanakan FlashMob berisikan aksi teater dan musikalisasi puisi di Jalan, kemudian membagikan undangan Festival Banana Fest kepada masyarakat umum di dua titik, yakni Mega Mall dan TKB Manado, Senin (27/06/2022).
Menurutnya, pemerintah saat ini sedang merampas ruang hidup petani lewat prosedur yang tidak jelas. “Untuk itu kami menolak keras yang namanya perampasan lahan petani di Desa Kalasey Dua, lahan itu untuk masyarakat khususnya petani,” tegasnya.
“Aksi ini juga mendorong kami mengajak atau memperlihatkan komoditi pisang sebagai produk unggulan yang bisa menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat, dan bisa menjadi mitra bagi UMKM yang membutuhkan pisang olahan,” pungkasnya. Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post